Perencanaan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

16 j Ketidakmampuan naik atau turun kursi buang air commode g. Hambatan berjalan Definisi: keterbatasan pergerakan mandiri didalam lingkungan menggunakan kaki. Penyebab terjadinya hambatan berjalan a Hambatan kemampuan berjalan di jalan menanjak b Hambatan kemampuan berjalan di jalan menurun c Hambatan kemampuan berjalan di permukaan tidak rata d Hambatan kemampuan menaiki tangga e Hambatan kemampuan menyusuri tepi jalan f Tidak mampu berjalan dengan jarak tertentu

4. Perencanaan

Setelah diagnosis diidentifikasi, prioritas diagnosisi keperawatan harus ditentukan. Prioritas utama diagnosis keperawatan perlu diidentifikasi yaitu, kebutuhan mendesak, diagnosis dengan tingkat keselarasan dengan batasan karakteristik yang tinggi, faktor yang berhubungan,atau faktor resiko sehingga perawatan dapat diarahkan untuk menyelesaikan masalah ini, atau mengurangi keparahan atau resiko terjadinya dalam hal diagnosis risiko. Diagnosisi keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari perawatan dan merencanakan tindakan keperawatan yang spesifik secara berurutan. Criteria hasil keperawatan mengacu pada perilaku yang terukur atau persepsi yang ditunjukkan oleh seseorang individu, keluarga,kelompok,atau komunitas yang responsive terhadap tindakan keperawatan Nanda, 2015. Tujuan: mempertahankan mobilitas pasien bergerak dengan mudah Intervensi: 1. Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan dirumah dan kebutuhan terhadap peralatan pengobatan yang tahan lama; 2. Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu mobilitas misalnya, tongkat, walker, kruk, atau kursi roda; 3. Ajarkan dan bantu pasien dalam proses berpindah misalnya, dari tempat tidur ke kursi; 4. Rujuk ke ahli terapi fisik untuk program latihan; Universitas Sumatera Utara 17 5. Berikan penguatan positif selama aktivitas; 6. Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki antiselip yang mendukung untuk berjalan; 7. Pengaturan posis; 8. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur dan mekanika tubuh yang benar saat melakukan aktivitas; 9. Pantau ketepatan pemasangan traksi; 10. Kaji kebutuhan belajar pasien; 11. Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan dari lembaga kesehatan dirumah dan alat kesehatan yang tahan lama; 12. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahan otot; 13. Intruksikan dan dukung pasien untuk menggunakan trapeze atau pemberat untuk meningkatkan serta mempertahankan kekuatan ekstremitas atas; 14. Ajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang aman; 15. Intruksikan pasien untuk menyangga berat badannya; 16. Intruksikan pasien untuk memerhatikan kesejajaran tubuh yang benar; 17. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan mobilitas; 18. Beri penguatan positif selama aktivitas; 19. Awasi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien, jika diperlukan; 20. Gunakan sabuk penyokong saat memberikan bantuan ambulasi atau Perpindahan; 21. Tentukan tingkat motivasi pasien untuk mempertahankan atau mengembalikan mobilitas sendi dan otot; 22. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien; 23. Dukung pasien dan keluarga untuk memandang keterbatasan dengan realistis; 24. Berikan analgesic sebelum memulai latihan fisik; 25. Susun rencana yang spesifik, seperti; Universitas Sumatera Utara 18 a. Tipe alat bantu b. Posisi pasien ditempat tidur atau kursi c. Cara memindahkan dan mengubah posisi pasien d. Jumlah personel yang dibutuhkan untuk memobilisasi pasien e. Peralatan eliminasi yang diperlukan misal, pispot, urinal, dan pispot fraktur f. Jadwal aktivitas 26. Pengaturan posisi; a. Pantau pemasangan alat traksi yang benar b. Letakkan matras atau tempat tidur terapeutik dengan benar c. Atur posisi pasien dengan kesejajaran tubuh yang benar d. Letakkan pada posisi terapeutik missal, hindari penempatan punting amputasi pada posisi fleksi; tinggikan bagian tubuh yang terkena, jika diperlukan, imobilisasi atau sangga bagian tubuh yang terkena, jika diperlukan e. Ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap dua jam, berdasarkan jadwal spesifik f. Letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien g. Dukung latihan ROM aktif atau pasif, jika diperlukan Universitas Sumatera Utara 19

B. Asuhan Keperawatan Kasus