Latar Belakang Masalah Peran Pemuda Katolik dalam Pendidikan Politik di Sumatera Utara

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemuda adalah generasi yang diharapkan memiliki kemampuan berfikir kritis, inovatif, dan kreatif dalam menghadapi tantangan dan persoalan bangsa. Dengan semangatnya yang besar diharapkan mampu menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari peran aktif pemuda dalam menyalurkan ide dan gagasan kritis dan inovatif. Generasi muda menjadi ujung tombak perjuangan merubah kondisi bangsa ke arah yang lebih baik. Pemuda dikategorikan sebagai “agent of social change”. Pemuda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan merupakan sumber insani bagi pembangunan. Kedudukan pemuda yang sangat strategis sehingga membuat setiap bangsa menggantungkan harapan ke pundak para pemudanya. Konsep tentang pemuda sesungguhnya memiliki makna yang kompleks, sehingga tidak jarang orang selalu mempermasalahkan definisi baku dari arti pemuda, jadi dalam kesimpulannya bahwa kepemudaan adalah suatu konsep budaya sekaligus sebagai konsep politik. Pengertian Pemuda menurut Undang – Undang No. 40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 enam belas sampai 30 tiga puluh tahun. Princeton mendefinisikan kata pemuda youth dalam kamus Webstersnya sebagai Universitas Sumatera Utara 2 Waktu hidup antara masa kanak-kanak dan kedewasaan, kematangan diri; keadaan yang muda atau belum matang atau belum berpengalaman, kesegaran dan vitalitas karakteristik orang muda. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia, pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. 1 Namun, seiring dengan perkembangan zaman, dinamika politik generasi muda mulai mengalami kemunduran. Berdasarkan hasil survei Kompas tahun 2011 dan 2012, sebagian besar pemuda mengakui tonggak perjuangan dan kebangkitan bangsa digerakkan oleh pemuda. Namun, hanya 9,4 persen pemuda yang menyebutkan dengan benar isi sumpah pemuda. Selain itu, ada sekitar 60 persen lebih pemuda lebih menfokuskan pencapaian pribadi ketimbang terlibat aktif dalam persoalan sosial di masyarakat. Sebelum kemerdekaan dan pasca kemerdekaan keterlibatan pemuda dalam memperjuangkan ‘kemerdekaan’ tidak bisa dipungkiri memiliki andil yang besar. 2 Kondisi ini tidak lepas dari sikap pemuda saat ini yang lebih fokus pada hal-hal yang sifatnya praktis. Memilih jalan yang lebih menguntungkan secara pribadi. Saat ini pemuda diharapkan untuk berperan aktif dalam kehidupan sosial 1 Pembukaan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan. 2 Yohan Yahwu. 2013. http:nasional.kompas.comread201310281123542Jajak.Pendapat.KOMPAS. Pemuda.di. Simpang. Jalan. Diakses tanggal 5 Maret 2014, pukul 21.30 WIB. Universitas Sumatera Utara 3 dan politik, baik pemuda yang berada pada lingkungan kampus dan masyarakat pada umumnya. Penilaian publik pada peran pemuda, terutama pada persoalan kebangsaan dan kenegaraan, cenderung dinilai masih jauh dari harapan. Pada survei kompas menyebutkan bahwa pemuda saat ini belum memadai dalam sejumlah bidang. Dalam urusan mengamalkan Pancasila sebagai ideologi negara, misalnya, 73,6 persen responden memandang pemuda tidak ikut ambil bagian dalam mewujudkan butir-butir sila dalam Pancasila. Saat ini terdapat berbagai masalah dalam proses demokrasi Indonesia, seperti pertama, tidak sejalannya aspirasi masyarakat dengan wakil rakyat di lembaga legislatif. Kedua, terbatasnya pengetahuan masyarakat terhadap aspek teknis pemilu berserta aturannya seperti parleamentary, presidential dan electoral treshold, Ketiga, terjadinya kecurangan beberapa manipulasi data dan politik uang yang berdampak pada maraknya konflik horisontal antar warga. 3 Pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara mununjukkan tingkat partisipasi masyarakat rendah dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya hanya 48,5 persen. Rendahnya partisipasi masyarakat disebabkan beberapa faktor, seperti sosialisasi yang kurang maksimal dari KPU, 3 Asep Kurnia, dkk. 2011. Penelitian Peran Partai Politik dalam Memberikan Pendididikan Politik Bagi Masyarakat, Jakarta: Pancabudi. hal.V. Universitas Sumatera Utara 4 hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, masyarakat tidak mengenal calon gubernur dan wakil gubernur. 4 Untuk menumbuhkan danatau meningkatkan partisipasi politik yang otonom dari setiap warga negara, maka pelaksanaan pendidikan politik yang baik dan benar, mutlak diperlukan. Pelaksanaan pendidikan politik ini, selain dapat dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada, Dalam menunjang suksesnya pemilukada, partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam keluruahan prosesnya, termasuk partisipasi dalam menggunakan hak politik rakyat. Partisipasi politik termasuk pertisipasi dalam pemilukada sangat penting artinya dalam pembangunan politik dan idealnya rakya tahun siapa yang akan mewakili kepentingannnya. Hal itu dapat tercapai apabila masyarakat memahami hakekat dari pemilu serta mengetahui hak dan kewajibannya sebagai konstituen. Pendapat almond dan Verba menunjukkan hubungan yang erat antara partisipasi dalam berbagai institusi terhadap edukasi poelitik. Selain itu menujukkan bahwa sosialisasi politik melalui berbagai agen sosialisasi itu mempunyai orientasi politik pada umumnya dan edukasi politik pada khususnya dan selanjutnya menuju taraf partisipasi politik seseorang, termasuk taraf kesadara menggunakan hak pilih dalam pemilukada. 4 Aries Setiawan. 2013. http:nasional.news.viva.co.idnewsread397904-angka-golput-tinggi--ini-alasan- kpu-sumut. Diakses pada tanggal 5 Maret 2014, pukul 22.15 WIB. Universitas Sumatera Utara 5 juga bisa dilaksanakan secara non-formal oleh organisasi-organisasi masyarakat sipil. 5 Memilih dan dipilih adalah salah satu hak yang sangat asisi bagi manusia, untuk ini partai politik adalah salah satu pilar demokrasi yang idealnya memberikan pendidikan politik dan pencerahan kepada rakyat sebagai konstituennya. 6 Pendidikan politik merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana guna meningkatkan kesadaran politik rakyat sehingga ia dapat berperan sebagai pelaku dan partisipan dalam kehidupan politik kenegaraan yang sesuai dengan nilai-nilai politik yang berlaku serta dapat menjalankan peranannya secara aktif, sadar dan bertanggung jawab yang dilandasi oleh nilai-nilai politik yang berdasarkan pancasila. Partai politik sebagaimana dalam pasal 11 Ayat 1 Undang- Undang No.02 Tahun 2008 tentang fungsi partai politik adalah sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat luas agar menjadi warga Negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa, dan bernegara. Sampai saat ini peran partai politik dalam pendidikan politik bagi masyarakat belum terasa makasimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI mengatakan bahwa pendidikan politik tidak sepenuhnya dilakukan oleh partai politik. 5 Paul Sinla Eloe-Aktifis PIAR NTT. 10 Agustus 2008. Parpol Dan Pelaksanaan Pendidikan Politik, http:sumbawanews.comberitaOpiniparpol-dan-pelaksanaan-pendidikan-politik.html Diakses pada tanggal 5 Maret 2014, pukul 23.30 WIB. 6 Asep Kurnia. Opcit., hal. 3-4. Universitas Sumatera Utara 6 Oleh karena itu pendidikan politik merupakan wahana pembinaan dan pembentukan kesadaran warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai dan idiologi yang dianut oleh suatu bangsa, dan pembentukan kesadaran itu akan dicerminkan oleh nilai-nilai, sikap dan idologi yang dianut. Defenisi pendidikan politik mengandung tida arti penting, yakni: pertama, adanya perbuatan memberi latihan, ajaran, serta bimbingan utnuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusisa: kedua, perbuatan dimaksus harus melalui proses dialogik yang dilakukan dengan sukarela antara pemberi dan penerima pesan secara rutin; dan ketiga, perbuatan tersebut ditujukan untuk para penerima pesan agar dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalan kehidupan bernegara. 7 Saat ini organisasi masyarakat telah turut ambil bagian dalam pendidikan politik bagi masyarakat. Pemuda sebagai agen perubahan dapat diwujudkan dengan turut aktif dalam memerikan pendidikan politik kepada masyarakat. Organisasi pada hakekatnya dijalankan dari sekumpulan orang yang memiliki dasar ideologi yang sama. Dasar ideologi yang dimaksud adalah pondasi yang dijadikan dasar dari pola pikir anggotanya. Keberadaan organisasi diinginkan 7 Asep Kurnia. Opcit., hal. 6. Universitas Sumatera Utara 7 untuk membantu setiap anggotanya keluar dari masalahnya. Sehingga adanya organisasi diharapkan ntuk mencari solusi dari visi dan misi organisasi itu. 8 Pemuda Katolik adalah organisasi pengkaderan yang memiliki tujuan dalam membentuk dan membina setiap anggotanya menjadi kader yang memiliki kemampuan dan kapabilitas yang tangguh agar siap diterjunkan ke tengah-tengah Melalui organisasi pemuda dapat mewujudkan haknya untuk menyatakan pendapat tentang arah kehidupan dan masa depan dalam bermasyarakat dan bernegara. Melalui kebebasan yang bertanggungjawab segenap warga negara memiliki hak untuk berkumpul dan berserikat guna mewujudkan cita-cita politiknya secara nyata. Kesetaraan merupakan prinsip yang memungkinkan segenap warganegara pemuda berpikir dalam kerangka kesedarajatan sekalipun kedudukan, fungsi dan peran masing-masing. Kebersamaan merupakan wahana untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara sehingga segala bentuk tantangan lebih mudah dihadapi. Organisasi masyarakat yang telah berperan aktif dalam melaksanakan pendidikan politik adalah Pemuda katolik Komisariat Daerah Sumatera Utara. Pemuda Katolik dalam menjalankan tujuan dan sasaran organisasi tidak lepas dari persoalan politik kenegaraan. Rakernas Pemuda Katolik tahun 2013 di Jakarta telah menghasilkan beberapa rekomendasi dalam bidang politik dimana terdapat salah satu rekomendasi menjadi pelopor dalam pendidikan politik masyarakat. 8 Lihat Skripsi Andi Pandapotan Samosir : Partisipasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Dalam Perubahan Orde Lama – Orde Baru. USU e-Repository 2013. hal. 29. Universitas Sumatera Utara 8 masyarakat. Anggota Pemuda Katolik yang memiliki sifat militan agar bisa ditempatkan di mana saja terkhusus di dalam masalah kampus, masyarakat maupun negara. Dimana pada awalnya munculnya Pemuda Katolik didasarkan dengan jiwa perjuangan para pahlawan kita yang rela mati di dalam merebut kemerdekaan di tangan penjajah. Dasar semangat inilah yang memberikan semangat bagi para pendirinya untuk bersama membentuk orang-orang yang mampu bertarung dalam mempertahankan keberadaan pancasila sebagai dasar negara. Karenanya dalam menjadi Pemuda Katolik akan menghadapi beberapa tahap pengkaderan agar menjadi anggota Pemuda Katolik yang utuh. Selain itu, Pemuda Katolik hadir melibatkan posisi anggota dalam melihat partisipasi sosial dengan cara menumbuhkan kepribadian yang bisa dihandalkan dan memiliki intelektualitas ya ng tinggi dengan cara memperkaya pengetahuan, meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anggota Pemuda Katolik harus memiliki kemampuan untuk berkarya dan peduli di tengah- tengah kehidupan masyarakat dan mendapatkan posisi tawar dalam pergerakannya terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Utara sebagai organisasi kepemudaan telah mengambil bagian dalam pendidikan politik kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan yang mereka laksanakan kepada masyarakat, seperti seminar pendidikan politik bagi pemilih pemula, pemberian materi tentang politik bagi anggota organisasi dan simpatisan sampai tingkat daerah. Pemuda Katalik Universitas Sumatera Utara 9 mempunyai tanggung jawab dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dengan semboyan 100 katolik 100 Indonesia. Pemuda Katolik dalam memberikan pendidikan politik kepada anggota dan masyarakat terdapat kepentingan politis dimana pengurus Pemuda Katolik Komda Sumut terdapat calon DPRDPRD. Menurut peneliti pendidikan politik yang dilaksanakan oleh pemuda Katolik terdapat Indikasi kampanye terselubung dimana Ketua Pemuda Komda Sumut adalah calon Dewan Perwakilan Rakyat dan Seketaris Pemuda Katolik Komda Sumut adalah Calon DPRD Sumut dan Seketaris Dewan Pembina adalah calon DPRD Sumut. Atas dasar itu peneliti mengambil hipotesis adanya kampanye terselubung yang dilaksanakan oleh Pengurus Pemuda Katolik Komda Sumut. Walaupun demikian pendidikan politik yang dilaksanakan oleh Pemuda Katolik merupakan usaha meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap politik.

B. Rumusan Masalah