Mekanisme Pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan

50 Terdapat juga regulator di beberapa negara yang kegiatannya dibiayai oleh indutri dan anggaran negara, misalnya Austria, El-Salvador, Guatelama, Nikaragua, dan Venezuela. Sedangkan regulator yang sepenugnya dibiayai oleh negara antara lain Cili, Cina, Costa Rica, Kazakhstan, Libanon, Jepang dan Uruguay. 96

B. Mekanisme Pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan

Sebagai pelaksanaan dari amanat Pasal 37 ayat 6 UU OJK, telah ditetapkan PP No. 11 Tahun 2014 yang mengatur mengenai pungutan OJK kepada Wajib Bayar yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan, yang antara lain mencakup tata cara penetapan, penggunaan, jenis, besaran, waktu penagihan dan pembayaran pungutan, dan sanksi denda. Penetapan besaran pungutan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan Wajib Bayar yang melakukan kegiatan di Sektor Jasa Keuangan serta kebutuhan pendanaan OJK. 97 Wajib bayar adalah Pihak sebagaimna dimaksud dalam Pasal 1 ayat 3 PP No. 11 Tahun 2014. Pokok –pokok pengaturan pungutan oleh OJK dan aturan pelaksanaannya yaitu PP No. 11 Tahun 2014, Peraturan Otoritas jasa Keuangan POJK Nomor 3 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan selanjutnya disebut POJK Nomor 3 Tahun 2014, serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SEOJK Nomor 4 Tahun 2014 tentang Mekanisme 96 Ibid. 97 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Penjelasan Umum. Universitas Sumatera Utara 51 Pembayaran Pungutan Otoritas Jasa Keuangan selanjutnya disebut SEOJK Nomor 4 Tahun 2014, adalah sebagai berikut: 98 1. Penerimaan pungutan OJK tahun berjalan digunakan untuk kebutuhan anggaran OJK tahun berikutnya. 2. Jenis pungutan OJK meliputi : 99 a. Biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, dan penelaahaan atas rencana aksi korporasi biaya registrasi. b. Biaya tahunan dalam rangka pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penelitian. 3. Penjelasan biaya registrasi : a. Biaya registrasi tidak berlaku bagi industri jasa keuangan yang telah memperoleh registrasi sebelum berlakunya pungutan OJK. b. Biaya regustrasi tidak berlaku bagi perizinan, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, dan penelaahan atas rencana aksi korporasi yang masi dalam proses termasuk izin prinsip bagi perbankan yang diterima OJK sebelum berlakunya PP tentang Pungutan OJK. 4. Pembayaran biaya registrasi dilakukan sebelum pengajuan dan bersifat final. 5. Penjelasan biaya tahunan : a. Biaya tahunan dengan tarif presentase Wajib dibayar dalam 4 empat tahap, pembayaran setiap tahap dihitung dengan cara : 100 98 “Pungutan Terhadap Industri Jasa Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan,” Medan: disampaikan pada seminar Pungutan oleh OJK dalam Mendukung Fungsi dan Tugas OJK secara Independen dan Profesional, April 2014, hlm. 5-7. 99 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bab III, Pasal 5 ayat 1. Universitas Sumatera Utara 52 1 Pembayaran biaya tahunan tahap I paling lambat 15 April untuk pembayaran atas kewajiban triwulan I yaitu mulai tanggal 1 januari sampai dengan 31 Maret tahun berjalan; 2 pembayaran biaya tahunan tahap II paling lambat tanggal 15 Juli untuk pembayaran atas kewajiban triwulan II yaitu mulai tanggal 1 April sampai dengan 30 Juni tahun berjalan; 3 pembayaran biaya tahunan tahap III paling lambat tanggal 15 Oktober untuk pembayaran atas kewajiban triwulan III yaitu mulai tanggal 1 Juni sampai dengan 30 Desember tahun berjalan; dan 4 pembayaran biaya tahunan tahap IV paling lambat tanggal 31 Desember untuk pembayaran atas kewajiban triwulan IV yaitu mulai tanggal 1 Oktober sampai dengan tanggal 31 Desember tahunan berjalan. Masing-masing tahap sebesar 25 dari kewajiban biaya tahunan selama setahun dan dihitung secara self assesment berdasarkan laporan keuangan tahunan audited tahun sebelumnya. b. Biaya tahunan dengan tarif nominal tertentu Biaya tahunan yang besaran tarifnya ditetapkan dalam nominal tertentu yang tidak mengacu pada laporan keuangan, pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 15 Juni untuk pembayaran atas kewajiban periode satu tahun yaitu mulai tanggal 1 kewajiban periode satu tahun 100 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bab II, Pasal 9 ayat 1. Universitas Sumatera Utara 53 yaitu mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 desember tahun berjalan. 101 6. Urutan acuan laporan keuangan sebagai dasar perhitungan biaya tahunan meliputi : 102 a. laporan keuangan tahunan audit; b. laporan keuangan tahunan yang tidak diaudit; c. buku, catatan, atau dokumen lain atas pembukuan yang dikelola. 7. Biaya tahunan dihitung kembali berdasarkan laporan keuangan tahunan tahun bersangkutan yang telah diaudit. Apabila terdapat kurang atau lebih akan diperhitungkan pada pembayaran tahap terdekat berikutnya. 103 8. Timbulnya kewajiban biaya tahunan dimulai sejak industri jasa keuangan memperoleh perizinan, persetujuan, pendaftaran, dan pengesahan, dan berakhir setelah perizinan, persetujuan, pendaftaran, dan pengesahan dicabut, dibatalkan, dibubarkan, atau perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup. 104 9. Industri jasa keuangan yang kewajiban biaya tahunan tidak setahun penuh, dihitung secara proporsional bulanan dengan bagian bulan dihitung secara harian. 105 101 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas jasa keuangan, Bab II, Pasal 9. 102 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bab V, Pasal 9. 103 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bab V, Pasal 11 ayat 1 . 104 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas jasa keuangan, Bab II,Pasal 10 ayat 1. 105 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas jasa keuangan, Bab II, Pasal 9 ayat 3. Universitas Sumatera Utara 54 10. Perhitungan biaya tahunan bagi emiten, nilai emisi autstanding dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan nilai emisi yang meliputi : a. jumlah nilai penerbitan efek yang bersifat ekuitas pada saat penawaran umum, penawaran umum dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu Penawaran Umum terbatasright issue, penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu, pelaksanaan efek yang dpat dikonversi menjadi saham, dikurangi dengan nilai saham dari emisi yang dibeli kembali dan menurunkan modal disetor; b. jumlah nilai efek bersifat utang yang diterbitkan melalui penawaran umum dan belum lunas; dan c. jumlah nilai sukuk yang diterbitkan melalui penawaran umum dan belum lunas. 11. Verifikasi oleh OJK a. Otoritas jasa keuangan dapat melakukan verifikasi atas pembayaran kewajiban biaya tahunan. b. Verifikasi dilakukan secara rutin dan khusus Verifikasi rutin dilaksanakan melalui pencocokan data, permintaan keterangan, konfirmasi, dan pengujian offsite lainnya. 106 Dan menurut Pasal 14 ayat 5 POJK Nomor 3 Tahun 2014, verifikasi khusus dilakukan dalam hal terdapat antara lain; 106 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas jasa keuangan, Bab IV, Penjelasan Pasal 14 ayat 1. Universitas Sumatera Utara 55 1 keterangan tertulis dari Wajib Bayar atas kehendak sendiri yang menyatakan bahwa biaya tahunan yang telah dibayar tidak sesuai dengan kewajibannya; 2 perubahan nilai dasar pengenaan biaya tahunan; 3 indikasi ketidaksesuaian perhitungan kewajiban dan pembayaran biaya tahunan. 4 industri jasa keuangan dapat meminta klarifikasi atas hasil verifikasi. 12. Sanksi terhadap biaya tahunan Apabila wajib bayar tidak melunasi kewajiban biaya tahunan sampai dengan batas waktu sebagaimana ditetapkan pada surat teguran pertama, OJK memberikan surat teguran kedua yang memuat : 107 a. kewajiban membayar biaya tahunan paling lambat 30 tiga puluh hari sejak tanggal teguran pertama; dan b. pengenaan sanksi administratif berupa denda sebesar 2 dua persen per bulan dari kewajiban pembayaran pungutan yang wajib dibayar karena terlambat melakukan pembayaran dan paling banyak 48 empat puluh delapan persen dari pungutan yang wajib dibayar dengan ketentuan bagian dari bulan dihitung 1 satu bulan. Selain sanksi administratif berupa denda OJK dapat menetapkan pengenaan sanksi administratif tambahan dan tindakan tertentu. 13. OJK menyerahkan penagihan piutang macet kepada Panitia Urusan Piutang Negara, kriteria piutang macet yaitu apabila kewajiban kepada OJK tidak 107 Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas jasa keuangan, Bab III, Pasal 12 ayat 2 dan ayat 3. Universitas Sumatera Utara 56 dibayar selama 1 tahun setelah jatuh tempo sesuai dengan ketentuan Pasal 13 POJK Nomor 3 Tahun 2014. Tata cara pembayaran pungutan bagi sektor pasar modal,perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, bank perkreditan rakyat, bank pembiayaan rakyat syariah, dan lembaga jasa keuangan lainnya diatur dalam SEOJK Nomor 4 Tahun 2014 tetang Mekanisme Pembayaran Pungutan oleh OJK, antara lain : 1. Wajib Bayar bagi sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, bank perkreditan rakyat, bank pembiayaan rakyat syariah, dan lembaga jasa keuangan lainnya melakukan penyetoran pungutan ke rekening OJK di Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. 2. Penyetoran sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan cara:. a. Penyetoran langsung dengan menggunakan Surat Setoran sebagai slip setoran pada jaringan pelayanan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk meliputi kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, unit, dan teras pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. b. Penyetoran langsung dengan mencantumkan NRS melalui electronic channel PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk meliputi internet banking, Automatic Teller Machine ATM, cash management system, dan mobile banking. c. Pemindah bukuan atau transfer dengan mencantumkan NRS dari rekening Wajib Bayar di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk atau bank lain ke rekening OJK di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Universitas Sumatera Utara 57 Tata cara pembayaran pungutan bagi bank umum sebagaimana diatur dalam SEOJK Nomor 4 Tahun 2014 tetang Mekanisme Pembayaran Pungutan oleh OJK adalah sebagai berikut: 1. Wajib Bayar bagi bank umum melakukan penyetoran Pungutan ke rekening OJK di Bank Indonesia. 2. Penyetoran sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan pemindahbukuan, kliring atau Real Time Gross Settlement RTGS bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, Kantor Cabang dan Kantor Perwakilan dari Bank yang berkedudukan di luar negeri dengan mencantumkan NRS ke rekening OJK di Bank Indonesia. 3. Segala biaya yang timbul terkait pembayaran pungutan ditanggung oleh Wajib Bayar. 4. Pembayaran pungutan berlaku efektif pada tanggal dicatatnya penerimaan pembayaran pungutan di rekening OJK. 5. Wajib Bayar menyimpan bukti pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 sebagai bukti pembayaran. C. Keberadaan Sumber Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Terkait dengan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan sebagai Pengawas Lembaga Keuangan Berdasarkan pasal 34 ayat 2 UU OJK menentukan bahwa anggaran OJK bersumber dari anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau pungutan dari Universitas Sumatera Utara 58 pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan. Berkaitan dengan anggaran OJK ditentukan sebagai berikut: 108 1. OJK mengenakan pungutan kepada pihak yang melakukan kegiatan disektor jasa keuangan. 2. Pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan wajib membayar pungutan yang dikenakan OJK sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 3. Pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah penerimaan OJK. 4. OJK menerima, mengelola, dan mengadministrasikan pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 secara akuntabel dan mandiri. 5. Dalam hal pungutan yang diterima pada tahun berjalan melebihi kebutuhan OJK untuk tahun anggaran berikutnya, kelebihan tersebut disetorkan ke Kas Negara . 6. Ketentuan lebih lanjut mengenai pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan pemerintah. Penjelasan Pasal 37 ayat 1 UU OJK menyatakan yang dimaksud dengan pungutan antara lain pungutan untuk biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, dan pengesahan, biaya pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, serta penelitian dan transaksi perdagangan efek. Pungutan digunakan untuk membiayai anggaran OJK yang tidak dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pungutan OJk dingunakan untuk membiayai kegiatan operasional, administrasi dan pengadaan aset serta kegiatan pendukung lainnnya untuk penyesuaian biaya-biaya dimaksud 108 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab VIII, Pasal 37. Universitas Sumatera Utara 59 terhadap standar yang wajar di industri jasa keuangan. 109 OJK dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada kesedian anggaran yang berasal dari APBN, sehingga dapat mengurangi dan membentuk indenpendensi dalam segi pembiayaan, 110 Independensi dari segi pembiayaan Budgetary Independence mengacu pada keterlibatan dari ekekutif dan legislative dalam memutuskan anggaran OJK termasuk personel dan besarnya gaji. Otoritas yang mempunyai kebebasan dalam merancang anggaran dan sumber dayanya akan lebih siap untuk menghadapi tekanan politik. Sehingga, proses pengambilan keputusan akan berjalan lebih cepat dan sesuai dengan perkembangan pasar. Dalam hal ini, maka sebaiknya pendanaan dari OJK diperoleh dari luar anggaran pemerintah. 111 Namun demikian, disisi lain, apabila pendanaan hanya berasal dari industri, ada kekhawatiran bila nantinya OJK akan mengalami conflict interest di saat mengambil keputusan yang berpotensi merugikan. Misalnya dalam situasi krisis dimana industri dapat menekan OJK untuk mengambil kebijakan yang menguntungkan industri tanpa melihat kepentingan publik secara umum. 112 Pasal 2 ayat 2 UU OJK menentukan OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang- undang, indenpendensi tidak berarti OJK bebas menajalankan pengaturan dan 109 Bismar Nasution, “Keberadan Pungutan Otoritas jasa Keuangan untuk pelaksaan tugas, fungsi dan wewenangnya secara independen, ” Medan : disampaikan pada seminar pungutan oleh OJK dalam mendukung fungsi dan tugas OJK secara independen dan professional, 14 April 2014.hlm 3-4. 110 Bismar Nasution, Op Cit, hlm.6. 111 Ibid , hlm.14 112 Ibid. Universitas Sumatera Utara 60 pengawasan yang mereka inginkan. Indenpendensi berarti OJK dapat menggunakan instrumen yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sistem politik tanpa adanya campur tangan dari pihak luar OJK. Ini yang disebut dengan “instrument independence”. Konsekwensi independen bagi OJK adalah harus lebih akuntabel untuk tindakan yang dilakukan dalam pengaturan dan pengawasan secara transparan. 113 Transparansi adalah fitur utama pemerintahan demokratis. Transparansi dapat mengurangi kekuasaan kelompok penekan dan memberikan kesempatan luas kepada publik memantau proses pengambilan keputusan. Transparansi meliputi: 114 1. Pemberian informasi kepada publik oleh pembuat kebijakan tentang rencana kebijakan yang akan diambil dan implikasi kebijakan tersebut bagi masyarakat. 2. Kemampuan masyarakat atau pihak yang akan diatur untuk mengajukan tanggapan baik lisan maupun secara tertulis tentang usulan kebijakan. 3. Informasi yang diberikan oleh pembuat kebijakan tentang proses penetapan kebijakan dan kebijakan yang diputuskan dapat diakses oleh publik. Esensi dari transparansi adalah pada proses pembuatan kebijakan sehingga transparansi dapat meningkatkan rasionalitas keputusan karena transparansi memberikan kesempatan kepada beragam pihak untuk memberi masukan kepada pembuatan kebijakan. 115 Dalam membentuk kebijakan yang tepat regulasi di bidang keuangan haruslah didesain untuk memberikan keleluasaan untuk OJK. 113 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.2. 114 Zulkarnain Sitompul, Op.Cit., hlm. 5. 115 Ibid.hlm. 5. Universitas Sumatera Utara 61 Undang –undang harus memberikan ruang dan fleksibilitas kepada OJK untuk dapat mendesain dan merubah kebijakan sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan ekonomi. 116 Mengingat fungsinya yang sangat krusial untuk menyeimbangkan keadaan perekonomian, menjadi sangat penting untuk menjaga indenpendensi OJK dari pengaruh politik dan pemerintah. untuk itu ada beberapa faktor penting yang harus diadopsi oleh sebuah struktur regulasi yang independen sebagai berikut: 117 1. Peraturan yang jelas mengenai pengangkatan dan pemberhentian dari personel senior. Kepastian mengenai proses pengangkatan dan pemberhentian diperlukan untuk memberikan jaminan kepada anggota OJK untuk dapat mengambil keputusan tanpa adanya kekhawatiran atas ancaman pemberhentian. 2. Struktur pengaturan yang jelas. Pengambilan kebijakan di OJK sebaiknya bersifat kolektif dan diisi oleh para ahli dibidangnya. Hal ini untuk mencegah adanya satu individu yang terlalu dominan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kebijakan yang di ambil. 3. Proses pengambilan kebijakan yang transparan. Walaupun ada beberapa keputusan yang menurut sifatnya bersifat rahasia dan sensitif. Proses pengambilan kebijakan yang transparan harus tetap dilakukan. Hal ini penting untuk memastikan adanya kontrol dari publik terhadap kebijakan yang diambil oleh OJK. 116 Bismar nasution,Op.Cit., hlm. 11. 117 Ibid. hlm. 13. Universitas Sumatera Utara 62 Indonesia adalah negara berkembang dengan perekonomian yang masi berkembang. Infrastruktur perekonomian yang ada juga masih belum sematang negara lain yang mempunyai perekonomian yang maju. Oleh karenanya harmonisasi antara kebijakan pemerintah dan regulasi di bidang perekonomian menjadi sangat penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang sehat dan tepat untuk kesejahteraan rakyat. Dalam konteks inilah, struktur regulasi otoritas jasa keuangan di Indonesia OJK harus dapat menyeimbangan antara kepentingan pemerintah dan kepentingsn industri agar nantinya arah kebijakan perekonomian di bidang keuangan dapat berjalan dengan selaras. Oleh karenanya, independensi yang dimaksud bukanlah independensi yang absolute. OJK sebagai regulator dan pengawas jasa keuangann harus dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan ekonomi dan wasit untuk fair play. 118 Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan telah mengambil langkah tepat. Dalam UU OJK, pendanaan OJK berasal dari kombinasi APBN dan premi dari Industri. Mengingat masih rentannya perekonomian Indonesia, kombinasi ini merupakan solusi yang baik dimana OJK tetap dapat berfungsi penuh di saat krisis dengan dukungan dari pemerintah. 119 118 Ibid, hlm. 10. 119 Ibid, hlm.15. Universitas Sumatera Utara 63 BAB IV PENGURANGAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI AKIBAT DARI KEPAILITAN

A. Kepailitan Lembaga Keuangan