Kesimpulan Analisis Yuridis Terhadap Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat Dari Kepailitan

100 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaturan dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap sektor jasa keuangan yang terintegrasi sesuai dengan Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dilakukan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal dan kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan dalam menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan tersebut berkoordinasi dengan Bank Indonesia BI, Badan Pemeriksa Keuangan BPK, dan Lembaga Penjamin Simpanan LPS, guna mencapai beberapa sasaran yaitu melindungi investor untuk membangun kepercayaan terhadap pasar, memastikan bahwa pasar yang terbentuk adalah pasar yang fair, efisien, dan transparan, mengurangi resiko sistemik, melindungi lembaga keuangan dari penyalahgunaan atau malpraktek dari konsumen seperti money laundering, dan menajaga kepercayaan konsumen dalam sistem keuangan. 2. Keberadaan sumber keuangan OJK terkait dengan fungsi Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas lembaga keuangan yakni bersumber dari Aggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN dan Pungutan yang Universitas Sumatera Utara 101 dilakukan terhadap lembaga keuangan maupun orang perorangan yang melakukan kegaitan di sektor jasa keuangan. Keberadaan sumber keuangan ini tidak mempengaruhi indenpendensi OJK sebab kombinasi antara sumber keuangan APBN dan pungutan dapat mengurangi intervensi terhadap OJK baik dari pemerintah maupun lemabaga keuangan yang diawasi. 3. Pengurangan pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai akibat dari kepailitan dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan penyesuaian kewajiban pembayaran pungutan secara tertulis kepada OJK paling lambat 60 hari sebelum batas akhir pembayaran sesuai dengan Pasal 17 ayat 1 Peraturan Pemerintah 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh OJK. Pengurangan pungutan dilakukanKarena pungutan OJK merupakan kewajiban yang harus dibayar dan kekuatan pembayarannya disamakan dengan pajak dan penerimaan Negara bukan pajak PNBP maka dalam Kepailitan, OJK sebagai lembaga negara yang melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi negara dalam pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan berkedudukan sebagai kreditur preferen sehingga mempunyai hak untuk mendapat pelunasan terlebih dahulu. Oleh karena itu pengurangan pungutan penting agar tidak semangkin mempersulit keuangan wajib bayar yang sedang dalam pemberesan. Universitas Sumatera Utara 102

B. Saran