Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Lembaga Keuangan

74

B. Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Lembaga Keuangan

Putusan hakim tentang kepailitan ada tiga hal yang esensial yaitu, pernyataan bahwa si debitur pailit, pengangkatan hakim pengawas yang di tunjuk hakim pengadilan dan pengajuan kurator. Bila tidak diajukan maka Balai Harta Peninggalan BHP yang bertindak selaku kurator. 141 Sejak debitur dinyatakan pailit melalui putusan pengadilan, debitur pailit kehilangan kewenanganya onbevoegd dan dianggap tidak cakap onbekwaam untuk mengurus dan menguasai hartanya tersebut. Pengurusan dan penguasaan atas harta debitur beralih kepada kurator. 142 Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 24 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU yang menyebutkan sebagai berikut : 1. Debitur demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaanya yang termasuk dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan. 2. Tanggal putusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dihitung sejak pukul 00.00 waktu setempat 143 . 3. Dalam hal sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan telah dilaksanakan transfer dana melalui bank atau lembaga selain bank pada tanggal putusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, transfer tersebut wajib diteruskan. 4. Dalam hal sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan telah dilaksanakan transaksi efek di bursa efek maka transaksi tersebut wajib diselesaikan. 141 Rahayu Hartini, Op.Cit.,hlm. 103. 142 Bagus Irawan, Op.Cit., hlm. 28. 143 Waktu setempat adalah waktu tempat putusan pernyataan pailit diucapkan oleh Pengadilan Niaga. Universitas Sumatera Utara 75 Transaksi dana melalui bank dan transaksi efek di bursa efek perlu dikecualikan untuk menjamin kelancaran dan kepastian dan sistem transfer melalui bank maupun transaksi efek di bursa efek, adapun penyelesaian transaksi efek di bursa efek dapat dilaksanakan dengan cara penyelesaian pembukuan atau cara lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 144 Putusan Pailit bukan menyangkut para kreditor saja tetapi menyangkut para pemangku kepentingan lainnya atau stakeholders dari debitur, yaitu Negara sebagai penerima pajak, para karyawan dan buruhnya, pemasok barang dan jasa kebutuhan debitur, para pedagang atau pengusaha yang memperdagangan barang dan jasa debitur. 145 Meskipun debitur kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaanya tetapi debitur tidak kehilangan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum sepanjang perbuatan tersebut tidak mempunyai akibat hukum atas harta kekayaan yang telah dikuasi kurator. Apabila debitur tetap melakukan perbuatan hukum yang berkaitan dengan harta pailit, perbuatan tersebut tidak mengikat harta pailit kecuali apabila perbuatan tersebut mendatangkan keuntungan bagi harta pailit. 146 Hal tersebut sejalan dengan Pasal 25 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU yang menyatakan semua perikatan debitur pailit yang dilakukan sesudah pernyataan pailit, tidak dapat dibayar dari harta pailit, kecuali bila perikatan- 144 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Penjelasan, Bab II, Pasal 24 ayat 3 dan ayat 4. 145 Andriani Nurdin, Kepailitan BUMN Persero Berdasarkan Asas Kepastian HukumBandung : P.T Alumni, 2012, hlm. 217. 146 Sunarmi, Op.Cit.,hlm. 97. Universitas Sumatera Utara 76 perikatan tersebut mendatangkan keuntungan bagi harta kekayaan itu. Dalam pemberesan harta pailit diterapan beberapa asas yakni : 147 1. Asas keseimbangan Penerapan Asas Keseimbangan akan mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan oleh baik debitur yang tidak jujur maupun kreditur yang tidak beritikad baik. 2. Asas keadilan Pemenuhan utang-utang debitur dari asset pailit dapat memenuhi rasa keadilan bagi par pihak yang berkepentingan, dan mencegah terjadinya kesewenang- wenangan pihak penagih. 3. Asas kelangsungan Penyelesaian kepailitan akan diarahkan agar perusahaan debitur pailit yang prospektif dapat dilanjutkan. 4. Asas integritas Asas Integritas tidak membedakan proses kepailitan yang menyangkut perorangan, badan usaha swasta dan BUMNBUMD, kecuali mengenai persyaratan pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit. Setelah putusan pailit diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum maka putusan itu menjadi mengikat secara hukum. 148 Akibatnya antara lain sebagai berikut: 1. Terhadap gugatan-gugatan 147 Andriani Nurdin,Op.Cit.,hlm. 226. 148 Syamsudin M. Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia Jakarta: PT. Tatanusa,2012, hlm. 117. Universitas Sumatera Utara 77 Akibat hukum dari putusan kepailitan membawa konsekwensi bahwa gugatan-gugatan hukum yang bersumber pada hak dan kewajiban harta kekayaa debitur pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. 149 Dalam Pasal 28 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU putusan pernyataan pailit membawa akibat hukum terhadap gugatan-gugatan yang sedang berjalan, baik dalam kapasitas debitur sebagai tergugat maupun penggugat yaitu: a. gugatan ditunda ditangguhkan; b. kurator mengambil alih perkara pengalihan kedudukan kreditor sebagai tergugat, dialihkan kepada kurator dengan menggantikan kedududkan debitur; c. perkara digugurkan; d. gugatan diteruskan. 2. Terhadap perikatan-perikatan a. Perjanjian timbal balik Apabila terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian terpenuhi, maka pihak dengan siapa Debitur mengadakan perjanjian tersebut dapat meminta kepada kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disepakati oleh kurator dan kedua belah pihak. Bila tidak tercapai kesepakatan tentang jangka waktu, Hakim Pengawas akan menetapkan jangka waktu tersebut. Dalam hal kurator tidak memberikan jawaban atau tidak bersedia melanjutkan pelaksanaan perjanjian, maka 149 Sunarmi, Op.Cit, hlm. 97. Universitas Sumatera Utara 78 perjanjian berakhir dan pihak dengan siapa Debitur mengadakan perjanjian tersebut dapat menuntut ganti rugi dan akan berkedudukan sebagai kreditur kokuren. Dalam hal kurator menyatakan kesanggupannya, maka kurator dapat dimintakan untuk memberikan jaminan atas kesanggupannya melaksanakan perjanjian tersebut. 150 b. Penyerahan barang Apabila perjanjian penyerahan benda dagangan dengan suatu jangka waktu dan pihak yang harus menyerahkan benda tersebut sebelum penyerahan dilaksanakan dinyatakan pailit maka perjanjian menjadi hapus dengan diucapankan putusan pernyataan pailit dan dalam hal pihak lawan dirugikan maka yang bersangkutan dapat mengajukan disi sebagai kreditor kunkuren untuk mendapatkan ganti rugi. 151 c. Perjanjian sewa menyewa Bila debitur telah menyewa suatu benda, maka baik kurator maupun pihak yang menyewakan benda, dapat menghentikan perjanjian sewa dengan syarat pemberitahuan penghentian dilakukan sebelum berakhirnya perjanjian sesuai dengan adat kebiasaan setempat. Untuk itu harus diindahkan pemberitahuan penghentian menurut perjanjian atau menurut kelaziman dalam jangka waktu paling singkat 90 hari. Bila uang telah dibayat di muka maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah dibayar uang sewa 150 Sunarmi, Op.Cit.,hlm. 100. 151 Ibid. Universitas Sumatera Utara 79 tersebut. Sejak tanggal Putusan diucapkan, uang sewa merupakan utang harta paili. 152 d. Hubungan kerja Pekerja yang bekerja pada debitur dapat memutuskan hubungan kerja dan kurator dapat memberhentikannya dengan mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan pengertian paling singkat 45 empat puluh lima hari sebelumnya. Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang terutang sebelum maupun sesudah pernyataan pailit diucapkan merupakan utang harta pailit. 153 Terkait dengan kedudukan pekerja, menurut joseph E. Stiglitz, Hukum kepailitan harus mengandung tiga prinsip yaitu : 154 1 Peran utama kepailitan dalam ekonomi kapitalis modern adalah untuk menggalakkan reorganisasi perusahaan. Hukum kepailitan harus memberikan waktu cukup bagi perusahaan untuk melakukan pembenahan perusahaan. 2 Meskipun tidak dikenal Hukum kepailitan yang berlaku universal dan ketentuan kepailitan telah berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan keseimbangan politik diantara para pelaku, trsnformasi structural perekonomian dan perkembangan sejarah masyarakat namun setiap hukum kepailitan bertujuan menyeimbangkan beberapa tujuan termasuk melindungi hak-hak kreditur dan menghindari terjadinya likuidasi premature. 152 Ibid hlm. 101. 153 Ibid. 154 Ibid, hlm. 102 Universitas Sumatera Utara 80 3 Hukum Kepailitan mestinya tidak hanya memperhatikan kreditur dan debitur, tetapi yang lebih penting lagi adalah memperhatikan kepentingan stakeholder yang dalam kaitan ini yang terpenting adalah pekerja. e. Pembayaran utang Jika sebelum Putusan pailit dijatuhkan, Debitur telah melakukan pembayaran utangnya kepada kreditur tertentu, maka pembayaran uang tersebut dapat dibatalkan apabila dapat dibuktikan penerima pembayaran mengetahui bahwa permohonan pernyataan pailit debitur sudah didaftarkan dan pembayaran tersebut merupakan persekongkolan antara Debitur dan Kreditur dengan maksud untuk menguntungkan bagi Kreditur tersebur melebihi Kreditur lainnya. 155 f. Terhadap penjualan surat berharga Pembayaran yang telah diterima oleh pemegang “surat pengganti’ atau “surat atas tunjuk”, yang karena hubungan hukum dengan pemegang terdahulu wajib menerima pembayaran, maka pembayaran tersebut tidak dapat diminta kembali. 156 g. Pembayaran kepada debitur pailit akibat perikatan Setiap orang yang sesudah Putusan pernyataan pailit diucapkan tetapi belum diumukan, membayar kepada Debitur pailit untuk memenuhi perikatan yang tertib sebelum putusan peryantaan pailit diucapkan, 155 Ibid, hlm. 111. 156 Ibid, 102. Universitas Sumatera Utara 81 dibebaskan terhadap harta pailit sejauh tidak dibuktikan bahwa yang bersangkutan mengetaui adanya putusan pernyataan pailit tersebut. 157 h.Terhadap sekutu debitur pailit Setiap orang yang dengan Debitur Pailit berada dalam suatu persekutuan yang karena atau selama kepailitan menjadi dibubarkan, berhak untuk mengurangi bagian dari keuntungan yang pada waktu pembagian diadakan jatuh kepada Debitur pailit, dengan keajiban Debitur pailit untuk membayar utang persekutuan. 158 i. Terhadap hak retensi Kreditur yang mempunyai hak untuk menahan benda milik Debitur, tidak kehilangan hak karena adanya ada Putusan pernyataan pailit. Demikian ditentukan oleh Pasal61Undang-Undang Kepailitan dan PKPU. Hak untuk menahan atas benda milik debitur tersebut,menurut Penjelasan Pasal 61 berlangsung sampai utangnya dilunasi. 159 j. Terhadap pemegang hak tanggungan, hak gadai, hak retensi, dan hak ikatan penenan Putusan pernyataan pailit oleh hakim tidak mempunyai pengaruh terhadap pemegang hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya dan hak retensi sesuai dengan Pasal 55 danPasal 61 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU. Pemegang hak tetap dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. 157 Ibid. 158 Ibid, hlm. 103. 159 Sutan Remy sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang Nomor37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafitia, 2002, hlm.200. Universitas Sumatera Utara 82 Pemegang hak tanggungan dapat melaksanakan haknya sebagaimana ditetapkan pada Pasal 1178 KUHPerdata, yaitu menjual benda jaminan. 160

C. Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat Dari Kepailitan