xxxvi pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih
diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai di mana kebenaran dari pernyataan yang telah
dirumuskannya itu. Kelima, dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu, maksud penulis yang mana yang lebih memuaskan
pembicara atau penulis untuk menyampaikan masalahnya. Untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian
sasaran yang harus ditetapkan untuk diamankan oleh setiap pengarang argumentasi hendaknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1 Topik yang akan digunakan dalam menulis argumentasi haruslah
mengandung kebenaran. Oleh karena itu, argumen penulis harus didasarkan fakta sehingga kesimpulan pengarang dapat diterima oleh
pembaca. 2
Hindari istilah yang dapat menimbulkan prasangka, misalnya merumuskan proposisi dalam bentuk pertanyaan. Hal tersebut dapat
meragukan argumen penulis. 3
Pergunakan istilah-istilah yang tepat agar tidak terjadi perbedaan pendapat. Yaitu dengan membatasi pengertian istilah yang dipergunakan
itu agar tidak terjadi perbedaan pengertian. 4
Langkah terpenting yaitu menetapkan titik ketidaksepakatan dari argumen Gorys Keraf, 1985:103-104.
e. Komposisi Tulisan Argumentasi
Gorys Keraf 1985:104-107 mengemukakan bahwa sebelum pengarang mengemukakan argumen, ia harus mengumpulkan bahan-bahan
yang diperlukan secukupnya. Proses pengumpulan bahan-bahan untuk argumentasi itu sendiri merupakan suatu latihan keahlian dan keterampilan
tersendiri, suatu latihan yang intensif dan akurat bagaimana seseorang dapat memperoleh informasi-informasi yang tepat untuk tiap objek atau persoalan.
Bahan-bahan tersebut kemudian diolah menjadi tulisan argumentasi dengan komposisi sebagai berikut.
xxxvii 1
Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian penting dalam sebuah tulisan.
Penulis argumentasi harus berusaha menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen-argumen yang akan
disampaikan, serta menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut. Hal itu dikemukakan di
bagian pendahuluan. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang diperlukan
dalam bagian pendahuluan, maka penulis hendaknya mempertimbangkan beberapa segi berikut. Pertama, penulis harus menegaskan mengapa
persoalan itu dibicarakan pada saat ini. Bila dianggap waktunya tepat untuk mengemukakan persoalan itu, serta dapat dihubungkan dengan
peristiwa-peristiwa lainnya yang mendapat perhatian saat ini, maka faktanya merupakan suatu titik tolak yang sangat baik.
Kedua, penulis harus menjelaskan juga latar belakang historis yang mempunyai
hubungan langsung
dengan persoalan
yang akan
diargumentasikan, sehingga dengan demikian pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut. Namun demikian, apa yang
diuraikan dalam pendahuluan tidak boleh terlalu banyak, karena fungsi pendahuluan sekedar menimbulkan keingintahuan, bukan menguraikan
persoalannya. Ketiga, dalam bagian pendahuluan penulis argumentasi kadang-
kadang mengakui adanya persoalan-persoalan yang tidak dimasukkan dalam argumentasi. Sebaliknya ia mungkin akan menegaskan suatu sistem
yang dianggap akan menolongnya untuk sampai kepada konklusi yang benar.
2 Tubuh Argumen
Seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian penulisnya, apakah ia sanggup meyakinkan pembaca bahwa hal
yang dikemukakannya itu benar, sehingga dengan demikian konklusi yang disimpulkannya juga benar.
xxxviii Hakikat kebenaran mencakup pula persoalan menyediakan jalan
pikiran yang benar bagi para pembaca, sehingga mereka dapat menerima bahwa kesimpulan yang diturunkan juga benar. Kebenaran dalam jalan
pikiran dan konklusi itu mencakup beberapa kemahiran tertentu : kecermatan mengadakan seleksi fakta yang benar, penyusunan bahan
secara baik dan teratur, kekritisan dalam proses berpikir, penyuguhan fakta, evidensi, kesaksian, premis dan sebagainya dengan benar. Sebab itu,
kebenaran harus dianalisa, disusun dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusunan fakta, evidensi dan jalan pikiran yang
logis. 3
Kesimpulan dan Ringkasan Bagian kesimpulan berisi tentang konklusi yang tetap memelihara
tujuan dan menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dibaca. Pengarang tidak perlu mengemukakan topik mana yang dibahas
dalam argumentasi.
2. Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Masalah