lvii terarah serta bagaimana kemampuan siswa dalam mengatasi masalah yang
dihadapinya secara efektif dan efisien. Hal ini diperlukan untuk mendukung siswa dalam mencapai prestasi yang optimal di sekolah. Siswa yang memiliki IQ kurang
dari 120 dinyatakan bahwa IQ-nya rendah sedangkan siswa yang memiliki IQ 120 ke atas dinyatakan IQ-nya tinggi.
B. Penelitian yang Relevan
Aswi 2006 dalam penelitiannya yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika di sekolah
menengah atas. Peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran yang sama dalam rangka pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan
menulis argumentasi. Dwi Noor Hariyanto 2008 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
pembelajaran menulis argumentasi dengan kelompok lebih efektif dari pada individual. Peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran yang lain yaitu
model pembelajaran berbasis masalah yang membagi siswa dalam kelompok- kelompok kecil dengan menyajikan masalah dalam rangka pembelajaran menulis
argumentasi pada tingkatan kelas yang sama yaitu SMA.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut.
1. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan
Menulis Argumentasi Siswa
Siswa perlu dibiasakan untuk belajar menganalisis masalah, memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis dan
menyimpulkan jawaban terhadap masalah nyata. Hasil dari kegiatan itu tentunya berupa fakta yang ada di masyarakat yang perlu dikomunikasikan
kepada orang lain baik melalui lisan maupun tulisan. Hal tersebut berhubungan dengan pembelajaran menulis, khususnya dalam hal menulis
argumentasi di sekolah . Siswa diharapkan dapat meyakinkan pembacanya
lviii akan kebenaran pendapatnya dengan menyodorkan fakta-fakta sebagai
evidensi. Jadi dapat diduga pemakaian model pembelajaran berbasis masalah
mempengaruhi keterampilan menulis argumentasi seseorang. Siswa yang diajar menggunakan Model pembelajaran berbasis masalah, maka
keterampilan menulis argumentasinya akan semakin baik.
2. Pengaruh Tingkat Inteligensi terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi Siswa
Keterampilan siswa dalam menulis argumentasi tergantung pula pada tingkat inteligensi yang dimilikinya. Dengan memiliki tingkat inteligensi yang
tinggi, siswa akan dapat berpikir untuk menghubung-hubungkan fakta-fakta yang diketahui untuk menuju pada kesimpulan. Pada akhirnya dirumuskan
dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan dalam bentuk tulisan argumentasi. Karena tulisan yang dapat dimengerti dengan jelas
dan tepat oleh pembaca adalah tulisan yang runtut dan logis. Jadi dapat diduga bahwa tingkat inteligensi siswa mempengaruhi
keterampilan menulis argumentasi seseorang. Siswa yang memiliki tingkat inteligensi tinggi, maka keterampilan menulis argumentasinya akan semakin
baik.
3. Interaksi antara Pembelajaran Berbasis Masalah dan Tingkat Inteligensi
terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa
Kedua aspek pemakaian model pembelajaran berbasis masalah dan tingkat inteligensi siswa yang telah dikemukakan di atas, sama-sama
mempengaruhi keterampilan menulis argumentasi siswa. Dengan memakai model pembelajaran berbasis masalah, siswa akan mampu menganalisis
sendiri masalah, menemukan fakta-fakta, mencari data, dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah sehingga dapat dituangkan dalam bentuk karangan
argumentasi. Begitu pula dengan tingkat inteligensi, sebab dengan memiliki tingkat inteligensi yang tinggi, siswa akan dapat menulis argumentasi dengan
baik dan logis. Dengan demikian, seseorang yang melakukan aktivitas menulis argumentasi harus memperhatikan kedua aspek tersebut.
lix Jadi, dapat diduga bahwa pemakaian model pembelajaran berbasis
masalah dan tingkat inteligensi siswa secara bersama-sama mempengaruhi keterampilan menulis argumentasi seseorang. Semakin tinggi tingkat
pemakaian model pembelajaran berbasis masalah dan tingkat inteligensi siswa, maka semakin baik pula tingkat keterampilan menulis argumentasi
siswa tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan dalam deskripsi alur berpikir sebagai berikut.
3
INTERAKSI
1a 1b
2a 2b
4a 4b
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Keterangan : 1a. kemampuan menulis argumentasi siswa yang diajar dengan model
konvensional
Pembelajaran Menulis Argumentasi
Model Pembelajaran
Inteligensi
Konvensional Pembelajaran
Berbasis Masalah
Tinggi Rendah
Lebih baik pembelajaran
berbasis masalah daripada
konvensional
Lebih baik inteligensi tinggi
daripada inteligensi rendah
lx 1b. kemampuan menulis argumentasi siswa yang diajar dengan model
pembelajaran berbasis masalah 2a. keterampilan menulis argumentasi siswa yang mempunyai inteligensi
tinggi 2b. keterampilan menulis argumentasi siswa yang mempunyai inteligensi
rendah 3. ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan tingkat
inteligensi siswa terhadap kemampuan menulis argumentasi 4a. kemampuan menulis argumentasi siswa yang diajar dengan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada yang diajar dengan model konensional
4b. kemampuan menulis argumentasi siswa yang memiliki tingkat inteligensi tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat
inteligensi rendah
D. Pengajuan Hipotesis