31 banyak terlarut dalam air dibandingkan dengan NKSK. Persyaratan kelarutan zat
dalam air tidak lebih dari 0,25 USP, 2007.
4.3 Variasi Konsentrasi NaOH dan Penambahan Natrium Monokloro Asetat
Tujuan dilakukannya variasi konsentrasi NaOH dan penambahan jumlah NaMCA dalam pembuatan natrium karboskimetil selulosa adalah untuk
mendapatkan hasil yang optimal yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel.4.2 Tabel variasi konsentrasi NaOH dan penambahan NaMCA
No Konsentrasi NaOH
dalam 20 ml Air Penambahan Jumlah
NaMCA Keterangan
1. NaOH 15
5 gram Kurang Optimal
2. NaOH 10
7 gram KurangOptimal
3. NaOH 10
5 gram Optimal
4. NaOH 8
6 gram Kurang Optimal
Pada Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pada konsentarasi NaOH 15 dan 5 g NaMCA menunjukkan hasil yang kurang opitmal. Begitu juga dengan
variasi konsentrasi NaOH 10, NaMCA 7 g; dan NaOH 8, NaMCA 6 g yang diperkirakan belum mendapatkan hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan karena
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Masih terdapat komponen-komponen lain yang terikat pada selulosa
seperti lignin dan hemiselulosa, sehingga NaOH cenderung bereaksi dengan lignin dan hemiselulosa, tidak kepada selulosa, yang dapat
mengakibatkan proses pengembangan selulosa menjadi terhambat.
Universitas Sumatera Utara
32 2.
Konsentrasi NaOH yang diberikan terlalu besar pada sistem dan keberadaan media reaksi yang telah melampaui batas kritis, sehingga
dapat mempengaruhi kemurnian natrium CMC.
4.4 Hasil Penentuan Derajat Substitusi
Derajat substitusi dilakukan untuk mengetahui jumlah gugus hidroksil yaitu -OH yang tergantikan oleh natrium mono kloro asetat NaMCA sebagai
penanda terbentuknya natrium karboksimetil selulosa. Dalam hal ini, terjadi proses eterifikasi antara alkali selulosa dengan Natrium mono kloro asetat. Hasil
dari perhitungan derajat substitusi disajikan dalam Tabel 4.3 di bawah ini
Tabel 4.3 Data Derajat Substitusi Natrium Karboksimetil Selulosa Sekam Padi
NKSSP dan Natrium Karboksimetil Selulosa Komersil NKSK.
No Nama
Absorban OH Absorban Ester
Derajat Substitusi 1.
NKSSP 0,3768
0,7447 0,5039
2. NKSK
0,0757 0,1427
0,5304
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diamati perbandingan derajat substitusi antara natrium karboksimetil sellosa dari sekam padi dengan
natrium karboksimetil selulosa komersil ditampilkan dalam sebuah grafik yang menggambarkan hubungan linearitas antara keduanya pada Gambar 4.1.
Pada grafik, dapat dilihat bahwa angka yang didapat berdasarkan spektrum infra merah dari keduanya masih berada dalam angka yang disyaratkan dalam
derajat substitusi dari 0 sampai 3,00. Nilai angka derajat substitusi dari Natrium Karboksimetil Selulosa Sekam Padi NKSSP dan Natrium Karboksimetil
Selulosa Komersil NKSK masing-masing adalah 0,5039 dan 0,5304.
Universitas Sumatera Utara
33 Gambar 4.1 Grafik derajat substitusi dari NKSSP dan NKSK
Derajat substitusi merupakan parameter yang penting dalam menentukan kualitas dari suatu karboksimetil selulosa. Menyatakan bahwa dilihat dari segi
kualitas, semakin besar nilai derajat substitusi maka kualitas dari karboksimetil selulosa semakin baik sebab kelarutannya dalam air semakin besar Arum, dkk.,
2005. Penentuan derajat substitusi dengan cara menghitung banyaknya jumlah
gugus hidroksil yang tersubstitusi oleh asam monokloroasetat terhadap selulosa. Untuk membantu asam monokloroasetat bisa bersubstitusi dengan baik maka
harus diikuti dengan lama waktu agitasi yang sesuai. Agitasi sendiri berfungsi untuk mengaktifkan asam monokloroasetat dengan struktur selulosa agar lebih
mudah terjadinya substitusi gugus hidroksil menjadi gugus karboksil Nisa, 2014.
0,49 0,495
0,5 0,505
0,51 0,515
0,52 0,525
0,53 0,535
NKSSP NKSK
Derajat Substitusi
Universitas Sumatera Utara
34
4.5 Hasil Pengukuran Viskositas Larutan CMC