27
3.4. Hipotesis
1. Ada perbedaan rerata nilai fungsi ginjal sebelum dan sesudah kemoterapi
fase konsolidasi pada pasien LLA.
28
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat analitik, dengan desain penelitian retrospektif dimana dilakukan dengan cara identifikasi
penyakit terlebih dahulu selanjutnya identifikasi fungsi ginjal dari masa lampau
Sumantri, 2011.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan Agustus sampai bulan September 2015.
4.2.2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemilihan tempat penelitian ini dikarenakan RSUP Haji Adam Malik Medan
merupakan salah satu Rumah Sakit Rujukan di Kota Medan yang memiliki berbagai sarana pelayanan kesehatan sehingga cukup mendukung untuk dijadikan
acuan sumber data khususnya di provinsi Sumatera Utara. RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, sehingga diharapkan dapat mendapatkan izin penelitian dengan mudah.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh subyek pada suatu kelompok dengan karakteristik tertentu yang menjadi fokus peneliti untuk menarik kesimpulan Mukhtar, 2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien LLA di RSUP Haji Adam Malik Medan.
29
4.3.2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi Notoadmodjo, 2010. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total
sampling sehingga sampel yang diambil mencakup seluruh pasien LLA di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 1 Januari 2011 - 31 Desember 2013 yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
a. Usia 0-18 tahun
b. Pasien LLA yang mendapatkan penatalaksanaan kemoterapi fase
konsolidasi dengan faktor risiko standar c.
Pasien LLA yang mendapatkan penatalaksanaan kemoterapi fase konsolidasi dengan faktor risiko tinggi
2. Kriteria eksklusi
a. Pasien berhenti ditengah penatalaksanaan kemoterapi fase konsolidasi
b. Data rekam medik pasien tidak lengkap
4.4. Pengumpulan Data dan Analisis Data
4.4.1. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari data rekam medik yang dilihat oleh peneliti sendiri di Divisi Hematologi - Onkologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus - September 2015. Pengambilan data rekam
medik dilakukan setiap minggu selama kemoterapi fase konsolidasi berlangsung.
4.4.2. Analisis Data
Pengolahan data dari rekam medik pasien yang terkumpul akan dianalisis secara analitik. Dengan proses data-data ini akan dikumpulkan, dicatat,
dikelompokkan, kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji beda mean dependent uji t dependent test dengan program Statistical Package for Social
Sciences SPSS. Selanjutnya data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram, ataupun grafik.
30
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskriptif Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan.
RSUP Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit Umum kelas A di Medan sesuai dengan
keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor:
775MENKESSKIX1992. Selain itu berdasarkan keputusan Menteri No. 502MenkesSKIX1991, RSUP Haji Adam Malik juga merupakan Pusat
Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.
RSUP Haji Adam Malik Medan ini memiliki fasilitas yang terdiri dari pelayanan medis, pelayanan non medis, pelayanan penunjang medis, dan
pelayanan penunjang non medis. Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis dan di Divisi Hematologi - Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran USU RSUP Haji Adam Malik Medan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data rekam medik sebanyak 30 sampel yang merupakan data dari pasien rawat inap dan rawat jalan leukemia
limfoblastik akut anak selama periode 1 Januari 2011 - 31 Desember 2013 di Divisi Hematologi - Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran USU RSUP Haji Adam Malik Medan. Dari jumlah tersebut, sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 27 sampel.
31
Gambar 5.1. Luaran Pasien LLA Anak yang Menyelesaikan Kemoterapi
Fase Konsolidasi Populasi Penelitian
68 sampel
Mengikuti Kemoterapi Fase Induksi
64 sampel
Menyelesaikan Kemoterapi Fase Induksi
30 sampel - Lost to follow up: 28 sampel
- Exitus: 6 sampel - Lost to follow up: 2 sampel
- Exitus: 2 sampel
Subjek Penelitian 30
sampel
Mengikuti Kemoterapi Fase Konsolidasi
28 sampel
Menyelesaikan Kemoterapi Fase Konsolidasi
27 sampel Lost to follow up: 1 sampel
- Lost to follow up: 1 sampel - Exitus: 1 sampel
32
Berdasarkan gambar 5.1. diatas terlihat bahwa dari 68 sampel penelitian, 2 sampel mengalami lost to follow up, yang dapat disebabkan sampel tidak datang
kontrol, pindah rumah sakit, atau menolak melakukan pengobatan, dan 2 sampel lainnya mengalami exitus sebelum dilakukan kemoterapi sehingga sampel yang
melakukan kemoterapi sebanyak 64 sampel. 28 dari sampel tersebut mengalami lost to follow up dan 6 sampel mengalami exitus sebelum menyelesaikan
kemoterapi fase induksi sehingga yang menyelesaikan fase induksi sebanyak 30 sampel. Lalu, dari 30 sampel penelitian, 1 sampel mengalami lost to follow up
dan1 sampel lainnya mengalami exitus sebelum dilakukan kemoterapi sehingga sampel yang melakukan kemoterapi fase konsolidasi sebanyak 28 sampel.
Namun, hanya 27 sampel yang menyelesaikan kemoterapi fase konsolidasi karena 1 sampel lainnya mengalami lost to follow up.
Dari keseluruhan sampel yang tercatat diperoleh gambaran karakteristik awal pasien, yaitu meliputi : jenis kelamin, usia, tipe LLA, faktor risiko, kadar
Ureum dan kadar Kreatinin. Data lengkap yang mencakup karakteristik sampel tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
5.1.2.1 Distribusi Karakteristik Pasien LLA Tabel 5.1. Karakteristik Pasien LLA
Karakteristik Jumlah n
Persentase Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
15 15
50.0 50.0
Usia tahun 2
2-5 6-10
10
2 11
11 6
6.7 36.7
36.7 20.0
Tipe LLA L1
L2 27
3 90.0
10.0
Faktor Risiko
HR 15
50.0 SR
15 50.0
33
Berdasarkan data pada Tabel 5.1. terlihat bahwa pasien LLA berjenis kelamin laki-laki dan perempuan jumlahnya sama.
Berdasarkan usia pasien terlihat bahwa pasien paling banyak berusia 2-5 tahun yaitu 11 orang 36.7 dan 6-10 tahun 36.7, sedangkan paling sedikit
pada kelompok usia 2 tahun yaitu sebanyak 2 orang 6.7 . Berdasarkan tipe LLA terlihat bahwa tipe FAB L1 lebih banyak
dibandingkan FAB L2. FAB L1 sebanyak 27 orang 90.0 , FAB L2 sebanyak 3 orang 10.0, sedangkan tipe FAB L3 tidak ditemukan.
Berdasarkan faktor risiko pasien LLA dengan risiko standar sebanyak 15 orang 50 dan risiko tinggi sebanyak 15 orang 50.
5.1.3. Analisis Perbedaan Nilai Fungsi Ginjal Sebelum dan Sesudah Kemoterapi Fase Konsolidasi
Analisis perbedaan fungsi ginjal sebelum dan sesudah kemoterapi fase induksi menggunakan uji t test dependent.
Tabel 5.2. Pengaruh Kemoterapi Fase Konsolidasi pada Kadar Ureum dan Kreatinin Pasien LLA
Fungsi Ginjal
Sebelum Konsolidasi
Rerata mgdL
Sesudah Konsolidasi
Rerata mgdL
P 95 Interval
Kepercayaan
Batas bawah Batas
atas
Ureum 20.278
27.704 0.001
10.315 4.536
Kreatinin 0.297
0.435 0.001
0.184 0.092
terdapat perbedaan bermakna p0.05
Berdasarkan Tabel 5.2. terlihat bahwa rerata kadar ureum sebelum kemoterapi fase konsolidasi adalah 20.27 mgdL dan setelahnya menjadi 27.70
mgdL. Untuk rerata kadar kreatinin sebelum kemoterapi fase konsolidasi memiliki nilai 0.29 mgdL dan setelahnya menjadi 0.43 mgdL. Interval
kepercayaan ureum memiliki batas atas 4.536 dan batas bawah 10.315 sedangkan kreatinin memiliki batas atas 0.092 dan batas bawah 0.184.
Berdasarkan hasil uji pada tabel 5.4. terlihat adanya perbedaan yang bermakna pada kadar ureum p=0.001 maupun kadar kreatinin p=0.001 pasien
LLA sebelum dan setelah menjalani kemoterapi fase konsolidasi.
34
5.2. Pembahasan 5.2.1. Analisis Distribusi Karakteristik Pasien LLA
Pada penelitian yang dilakukan terhadap 30 pasien LLA di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 1 Januari 2011
– 31 Desember 2013, 15 orang berjenis kelamin perempuan 50 dan 15 orang berjenis kelamin laki-laki 50.
Hal ini sesuai dengan penelitian Adam 2015 yang menunjukkan jumlah pasien laki-laki sama dengan jumlah pasien perempuan 2121.
Berdasarkan kelompok usia terdiagnosisnya LLA, kelompok terbanyak adalah usia 2-5 tahun sebanyak 11 orang 36.7 dan 6-10 tahun dengan
persentase yang sama yaitu 11 orang 36.7. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi, et al 2013 dimana didapatkan pasien
LLA terdiagnosis paling banyak pada kelompok usia 1-10 tahun dengan persentase sebesar 88.2 1517.
Berdasarkan Immunophenotyping kriteria subtipe terbanyak adalah FAB L1, yaitu sebanyak 27 orang 90. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kosasih, et al 2011, yaitu FAB L1 sebanyak 72 5272. Berdasarkan faktor risiko ditemukan bahwa pasien dengan risiko standar
dan resiko tinggi jumlahnya sama. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Tamsil dkk 2014, di Pusat Kanker Anak RSUP Prof. DR. RD Kandou
Manado, pasien LLA risiko standar dan risiko tinggi memiliki persentase yang sama 50.
5.2.2. Analisis Perbedaan Rerata Fungsi Ginjal Sebelum dan Sesudah Kemoterapi Fase Konsolidasi pada pasien LLA
Pada penelitian untuk menilai perbedaan fungsi ginjal, kadar ureum dan kadar kreatinin, sebelum kemoterapi dan setelah kemoterapi fase konsolidasi,
ditemukan adanya perbedaan pada kadar ureum p=0.001 dan kadar kreatinin p=0.001. Sebelum menjalani kemoterapi rerata kadar ureum adalah 20.278
mgdL dan rerata kadar kreatinin adalah 0.297 mgdL. Namun nilai rerata tersebut meningkat setelah diberikan kemoterapi, dimana kadar ureum menjadi 27,704
mgdL dan kadar kreatinin menjadi 0.435 mgdL. Hal ini tidak sesuai dengan
35
penelitian yang dilakukan oleh Rybak, 2012 dimana kadar ureum sebelum dan sesudah menjalani kemoterapi mengalami penurunan.
Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Yetgin, et al., 2004 ditemukan peningkatan kadar ureum dan ditemukan juga penurunan LFG. Dimana
korelasi antara kreatinin serum dan LFG tidaklah linear, kenaikan kadar kreatinin serum menunjukkan menurunnya klirens kreatinin dan penurunan
LFG Noer, 2006. Dari beberapa obat yang digunakan selama kemoterapi fase konsolidasi,
methotrexate merupakan obat yang dapat menginduksi terjadinya nefrotoksik Vagace, 2011. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Ahmed,
2013 dimana penggunaan methotrexate dosis tinggi dapat menyebabkan terjadinya disfungsi ginjal dengan angka berkisar antara 2-12. Peningkatan
kadar kreatinin dan ureum pada sebelum dan sesudah fase konsolidasi ini kemungkinan dipengaruhi oleh obat-obatan yang diberikan selama kemoterapi
terutama methotrexate.
36
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan