7. PP : PP-g-MA : Serat 4:5:1
Dari grafik 4.3.2 terlihat bahwa kemuluran yang paling besar diperoleh dengan perbandingan PPPP-g-MASerat nenas 8:1:1 yaitu sebesar 4,15 dan
kemuluran yang paling rendah diperoleh dengan perbandingan 4:1:1 yaitu sebesar 2,1 .
4.3.2. Uji Tarik dengan Variasi Panjang Serat
Pada variasi panjang serat berat PP dan PP-g-MA yang digunakan adalah variasi yang memiliki kekuatan tarik maksimum dari variasi berat PP dan PP-g-MA yang
pertama. Kekuatan tarik yang paling maksimum dihasilkan dengan variasi berat 8:1:1. Kemudian dengan perbandingan 8:1:1 akan dilanjutkan dengan variasi
panjang serat ± 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm. Dimana cara penyusunan letak serat dilakukan searah cetakan. Data kekuatan tarik yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3.2.1. Hasil Perhitungan Kekuatan Tarik dan Kemuluran Dengan Variasi Panjang Serat
No. Panjang Serat cm Load
Stroke Uji Tarik
Mpa Kemuluran
1. 1
42,29 2,071
34,55 4,15
2. 2
42,81 1,92
35,00 3,85
3. 3
45,23 2,58
36,98 5,15
4. 4
26,23 3,65
29,7 7,2
5. 5
29,73 1,75
24,3 3,5
Universitas Sumatera Utara
Dibawah ini grafik hubungan variasi panjang serat dengan kekuatan tariknya:
Gambar 4.3.2.1. Grafik Hubungan Panjang Serat Dengan Kekuatan Tarik
Dari grafik 4.3.2.1 terlihat bahwa kekuatan tarik yang paling besar dimiliki dengan panjang serat 3 cm yaitu sebesar 36,98 Mpa dan kekuatan tarik yang
paling rendah dimiliki dengan panjang serat 5 cm yaitu sebesar 24,3 Mpa. Dari hasil kekuatan tarik tersebut terlihat bahwa semakin panjang seratnya maka
kekuatan tariknya semakin menurun. Hal ini berbanding terbalik dimana seharusnya semakin panjang ukuran serat maka kekuatan tarik semakin besar
karena tegangan dari beban akan dialirkan ke serat tersebut.
Hal ini disebabkan oleh penyusunan serat yang dilakukan searah dengan cetakan, selain itu ukuran serat yang semakin panjang menyebabkan serat
semakin sulit untuk disusun dan serat tidak menyebar merata didalam cetakan. Karena serat distribusi serat yang tidak merata maka pada komposit akan terdapat
kekosongan. Kekosongan ini yang menyebabkan komposit akan lebih cepat patah, karena pada daerah yang kosong tidak diisi oleh matrik. Sehingga pada saat
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
5 34.55
35 36.98
29.7 24.3
K u
at Tar
ik M
p a
Panjang Serat cm
Universitas Sumatera Utara
komposit diberikan beban maka daerah kosong tersebut tidak dapat menahan beban yang diberikan sehingga terjadi patahan yang lebih cepat.
Dibawah ini grafik hubungan antara variasi panjang serat dan kemuluran:
Gambar 4.3.2.2. Grafik Hubungan Panjang Serat dengan Kemuluran Dari garik 4.3.2.2. terlihat bahwa kemuluran yang paling tinggi dimiliki
dengan panjang serat 4 cm yaitu sebesar 7,2 dan kemuluran yang paling rendah dimiliki dnegan panjang serat 5 cm yaitu sebesar 3,5.
4.4. Analisa Kerapatan dan Daya Serap Air Komposit PPPP-g-MASerat Nenas