UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

sarana pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dan Taman Kanak-Kanak TK memiliki masing-masing 1 unit 20. Tidak tersedianya sekolah lanjutan tingkat atas di daerah ini membuat anak-anak di daerah ini harus melanjutkan pendidikan ke daerah lain, seperti Sekolah Menengah Atas SMP, Sekolah Menengah Atas SMA dan ke Perguruan Tinggi PT. 42F 43 Tabel 9 Prasarana Pendidikan di Desa Laumil No Sarana Pendidikan Jumlah Guru Jiwa Persentase 1 PAUD 3 7,5 2 TK 5 12,5 3 SDSederajat 32 80 40 100 Sumber : Kantor Desa Laumil. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana pendidikan terbanyak adalah guru SD sebanyak 32 orang dan guru yang paling sedikit adalah pendidikan Usia dini yaitu 3 7,5.

II.4. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Adapun tujuh unsur kebudayaan di Desa Laumil adalah: 1. Sistem Religi Masyarakat Desa Laumil menganut dua agama yaitu agama Kristen dan agama Islam. Masing-masing agama menjalankan ajaran agama masing-masing dengan baik tanpa ada gangguan. Kedua agama di Kecamatan ini salingmenjaga 43 Kantor Kepala Desa Laumil. Universitas Sumatera Utara kerukunan antar umat beragama. Masyarakat yang beragama Islam membentuk kegitatan perwiridan kaum bapak, kaum ibu, dan kaum muda-mudi. Masyarakat yang beragama Kristen juga membentuk kegiatan kebaktian keluarga, pendalaman Alkitab, dan doa syafaat. Kegiatan kerohanian yang ada di Desa Laumil dilakukan setiap minggu secara rutin. Kegiatan kerohanian ini dilakukan terpisah antara kaum bapak dengan kaum muda-mudi, ini dilakukan suapaya kegiatan rohani yang dilakukan rutin setiap minggu tidak jenuh atau membosankan jadi kegiatan rohani disesuaikan dengan kategori tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Desa Laumil memiliki sistem organisasi dan kemasyarakatan di dalam lingkungan seperti organisasi Pemuda Pancasila. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang digerakkan oleh pemuda kecamatan. Organisasi ini mempunyai beberapa kegiatan di dalam masyarakat, seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang positif yang tujuannya diutamakan terhadap para pemuda. Salah satu kegiatan yang diadakan oleh organisai Pemuda Pancasila adalah dengan mengadakan kompetisi sepakbola antar kampung yang ada di Desa Laumil. Kegiatan ini memang ditujukan bagi para pemuda, kegiatan ini diharapkan nantinya bisa menjalin kekompakan antar sesama pemuda yang ada di Kecamatan Tigalingga. Universitas Sumatera Utara Kegiatan organisasi ini sudah lama diselenggarakan. Kegiatan ini merupakan sudah menjadi salah satu kegiatan rutin di dalam Desa Laumil. Kegiatan ini biasanya diadakan pada saat-saat tertentu seperti penyambutan perayaan hari raya Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus setiap tahunnya dan sudah menjadi salah satu kegiatan yang wajib diadakan oleh organisasi ini. 3. Sistem Ilmu Pengetahuan Masyarakat Desa Laumil dalam bidang pendidikan memanfaatkan sekolah yang ada di Desa Laumil. Dalam bidang ilmu pengetahuan kesehatan, masyarakat Desa Laumil melakukan upaya dengan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang merupakan pengetahuan masyarakat adalah pengobatan dengan menggunakan ramuan obat-obat tradisional karo. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih ada orang pintar dalam membuat obat tradisional karo di Kecamatan Tigalingga, seperti minyak kem-kem dan minak alun. Obat tradisional karo yang dihasilkan ini biasanya diproduksi dalam bentuk minyak urut. Obat tradisional karo ini juga telah banyak dipasarkan ke masyarakat luas sebagai salah satu obat tradisional. Masyarakat Desa Laumil memiliki orang yang pandai dalam pengerajin pembuatan keranjang. Hal ini dapat dilihat pada saat musim durian, banyak masyarakat yang menjadi pengrajin keranjang yang akan di jual dan digunakan sebagai tempat hasil panen durian yang akan dibawa ke pasar atau dijual kepada agen durian. 4. Sistem Bahasa Universitas Sumatera Utara Bahasa yang digunakan masyarakat Desa Laumil sehari-hari adalah bahasa Toba dan bahasa Karo. Masyarakat Desa Laumil bisa menggunakan dua bahasa ini. Masyarakat Toba bisa berkomunikasi dengan masyarakat Karo dengan menggunakan bahasa Karo, dan sebaliknya masyarakat Karo bisa berkomunikasi dengan masyarakat Toba dengan menggunakan bahasa Toba. Ini menandakan bahwa masyarakat di Desa Laumil memiliki rasa sosisalisasi antar suku yang sangat erat. Bahasa Indonesia digunakan dalam bidang pendidikan di sekolah dan di dalam perkantoran. Umumnya masyarakat Kecamatan Tigalingga bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Jadi bagi masyarakat luar yang datang ke kecamatan ini bisa berkomunikasi dengan masyarakat Desa Laumil dengan baik. 5. Sistem Kesenian Kesenian adat masih dapat ditemukan di Desa Laumil. Kesenian adat Toba dan Karo biasanya ditemukan pada saat acara adat seperti acara pernikahan, acara adat, acara kematian. Kesenian suku Karo bisa juga ditemukan pada saat acara tahunan dan acara guro-guro aro. Guro-guro aron adalah pesta seni Karo khususnya bagi kaum muda. Kesenian adat Toba dapat dilihat pada acara-acara adat dengan gondang dan tarian tor-tor. Tarian ini merupakan salah satu kesenian yang masih tetap dilaksanakan di Desa Laumil. Gondang merupakan salah satu yang wajib di dalam pelaksanaan adat batak Toba. Pakaian adat dalam pelaksanaan acara adat juga menjadi salah satu yang tidak boleh dilupakan, contoh pakaian adat yang harus ada adalah ulos. Ulos adalah kain, Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam Universitas Sumatera Utara tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, namun kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk sovenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden. 5. Sistem Ekonomi dan Mata Pencahrian Masyarakat Desa Laumil pada umumnya adalah petani. Petani di kecamatan ini biasanya mengolah ladang yang ditanami cokelat, kopi, jagung, durian dan padi. Buah durian dari Desa Laumil sudah terkenal dan pemasarannya sudah sampai di Kota Medan. Buah durian merupakan salah satu pemasukan bagi masyarakat pada bulan tertentu. Buah durian biasanya panen pada awal bulan Desember sampai dengan bulan Februari. Selain buah durian masyarakat juga mengolah cokelat dan kopi yang dapat dipanen lebih cepat. Cokelat dan kopi dapat dipanen sekali dalam seminggu yang membuat masyarakat di kecamatan ini mengkombinasikan ladang cokelat, kopi, dan durian pada satu ladang saja. Selain menjadi petani, masyarakat Kecamatan Tigalingga juga bermata pencaharian sebagai buruh, pegawai, pedagang dan lain sebagainya. Dan jumlah ini sedikit dibandingkan dengan masyarakat yang profesinya sebagai petani, karena Desa Laumil masih banyak dikelilingi oleh ladang. 6. Sistem Alat dan Teknologi Masyarakat Desa Laumil sudah menggunakan teknologi modern dalam pertanian. Pada saat sekarang para petani sudah menggunakan alat-alat pertanian dengan menggunakan mesin bahkan sudah sampai menggunakan mesin traktor Universitas Sumatera Utara dalam pengolahan pertanian. Kemajuan teknologi itu meninggalkan kebiasaan masyarakat petani yang hanya menggunakan alat-alat pertanian seperti cangkul, parang, pisau, bajak, dan sabit. Perawatan petani terhadap tanaman digunakan masyarakat dalam pembasmian hama dilakukan masyarakat dengan menggunakan pupuk kimia dan disemprotkan dengan menggunakan alat pompa. 43 F 44

B. Eksistensi Antar Marga di Desa Laumil

Aktivitas para politisi yang meningkat dalam hal pembentukan opini publik membuat isu marga menjadi Public relation dalam aktivitas politik di Desa Laumil dimana ini menjadi alat dalam pembentukan opini publik. Keterikatan antara isu marga dan proses kampanye Calon kepala desa di Desa Laumil berangkat dari pemahaman tentang sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. 44F 45 Opini berdasarkan marga merupakan pendapat kelompok masyarakat atau sintesa dari pedapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan.Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya numerical majority namun mayoritas yang efektif effective majority.Memahami opini seseorang, apalagi opini publik, bukanlah sesuatu yang sederhana.Haruslah dipahami opini yang sedang beredar di segmen publiknya.Opini sendiri memiliki kaitan yang erat dengan pendirian attitude.lebih lanjut, opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yaitu belief 44 Kantor Kepala Desa Laumil. 45 MaunatiYekti. Identitas Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan.2004. Yogyakarta:LKIS. Hal.65. Universitas Sumatera Utara kepercayaan tentang sesuatu, attitude apa yang sebenarnya dirasakan seseorang, dan perception persepsi. 45F 46 Wilayah suku bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah.Masyarakatnya terdiri atas banyak suku, dari Sabang sampai Merauke.Setiap kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya masing-masing yang bersumber dari pemikiran-pemikiran atau dari suatu kebiasaan yang terkait dengan lingkungan dimana kelompok masyarakat itu berada. Kehidupan kelompok masyarakat di Desa Laumil tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab kebudayaan ada karena adanya masyarakat pendukungnya. Salah satu maksud dari kebudayaan adalah adat istiadat yang berhubungan erat dengan aspek kehidupan masyarakat, seperti halnya dengan seni.Kehadiran kesenian bukan hanya sebagai hiburan semata namun juga merupakan ungkapan suatu kehidupan yang sangat sarat dengan makna dan simbol-simbol dari setiap Marga di Desa Laumil dengan demikian kesenian sebagai bagian dari kebudayaan harus mengandung keseluruhan pengertian nilai, norma, ilmu pengetahuan serta seluruh struktur-struktur sosial, religius ditambahkan segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas dari suatu masyarakat. Sehingga masyarakat dari suku manapun dapat menghasilkan kebudayaan sebagai saran hasil karya, rasa dan cipta. Dimana memiliki kesanggupan untuk mengungkapkan atau mengabdikan pola kehidupan masyarakat yang 46 Maunati, Yekti., Op.,Cit.,Hal.34. Universitas Sumatera Utara mencerminkan identitas tata nilai budaya jamannya untuk dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hubungan antara marga dalam pemilihan kepala desa di Desa Laumil dalam hal ini sebagai pengikat Identitas Sosial dimana Identitas Sosial itu berdasarkan pada pemahaman tindakan manusia dalam konteks sosialnya. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui posisi siapa kita dan siapa mereka, siapa diri self dan siapa yang lain. Dalam perkembanganya, identitas sosial banyak memberikan pemahaman tentang pembentukan diri sosial yang positif. Pembentukan diri sosial ini, sosial memiliki peranan yang sangat penting. Konsep diri individu memperoleh eksistensinya jika dia sudah melebur dalam identitas kelompok. Bahkan secara dominan konsep diri dibentuk berdasarkan pada identitas kelompok. identitas ditentukan oleh pengetahuan individu tentang kategori sosial dan kelompok sosial. 4 6F 47 Perubahan yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya perubahan yang terjadi pada masyarakat marga dalam berbagai aspek kehidupannya seperti agama, adat istiadat, dan aspek kultural lainnya, tetapi juga perubahan pola ekonomi dan pola relasi antar aktor yang terlibat dalam proses panjang konversi yang sudah berjalan sejak lama dan bertahap tersebut. Dengan demikian, apa yang dialami oleh masyarakat melayu ini merupakan bentuk dari perubahan sosial yang berjalan secara lambat atau perlahan evolusi. 47 F 48 47 Hardiman, F. Budi. Demokrasi Deliberatif, 2009, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Hal.70. 48 Ibid., Hardiman, Hal.93. Universitas Sumatera Utara Maka jelas sudah jelas eksistensi marga sianturi sebenarnya sudah berjalan sejak lama dan secara perlahan melalui proses konversi terhadap masyarakat batak di desa di Desa Laumil di berbagai sisi kehidupan mereka, mulai dari pendaratan, islamisasi, dan pendidikan tanpa menimbulkan konflik atau perlawanan yang masif. 48F 49 Konversi itu adalah bagian dari proses perubahan sosial yang sudah pasti terjadi pada masyarakat Desa Laumil yang hidup di tengah-tengah lingkungan dan masyarakat yang mengalami perubahan sangat cepat di Desa Laumil. Apalagi Marga itu sendiri bukanlah hal baru bagi meraka, bahkan sudah menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Batak. Sehingga, ketika pola-pola relasi lainnya sudah berubah maka konversi agama hanya akan mengikuti saja proses perubahan tersebut. 49 MaunatiYekti.,Op.,Cit.,hal.67. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Indonesia memang telah memiliki banyak suku, budaya, bahasa yang berbeda-beda yang hidup sampai ke dalam tatanan ruang sistem pemerintahan terendah yaitu di tingkat desa. Desa merupakan satuan pemerintahan terendah atau terkecil di dalam republik ini, adalah sejatinya memiliki kadar politik tersendiri, memiliki karakteristik sendiri serta menjadi tempat bergaungnya “the real politics”. Sistem kekerabatan muncul di tengah-tengah masyarakat karena menyangkut hukum antar satu sama lain dalam pergaulan hidup.Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan adat adalah ikatan sedarah yang disebut dengan marga. Suku bangsa Batak terbagi ke dalam enam kategori atau puak, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Masing-masing puak memiliki ciri khas nama marganya. Marga ini berfungsi sebagai tanda adanya tali persaudaraan di antara mereka. Satu puak bisa memiliki banyak marga. 0F 1 Suku Batak Toba identik dengan Marga.Marga diturunkan secara turun- temurun kepada generasinya. Marga hanya akan diberikan atau diturunkan kepada anak laki-laki mereka, sedangkan untuk anak perempuan pada suku Batak Toba dianggap sebagai boru sehingga mereka tidak menurunkan marga secara garis keturunan ayah. Marga hanya diturunkan oleh anak laki-laki mereka. Hal ini 1 http:kebudayaanindonesia.netkebudayaan942sistem-kekerabatan-suku-batak. Diakses pada tanggal 05 November 2014, pukul 19.57 Wib. Universitas Sumatera Utara