saat tidur Louis, 2005 dan mengalami gangguan tidur yang disebabkan sulit bernafas Dart, 2003.
2.2.2 Faktor Lingkungan
Gangguan tidur juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, di antaranya adalah suara bising, ventilasi yang tidak baik, dan ruang tidur yang
tidak nyaman Potter Perry, 2005. Dari hasil penelitian 76 mayoritas responden melaporkan bahwa responden mengalami gangguan tidur bila tidak
berada diruangan yang memilliki ventilasi baik. Ventilasi yang baik akan menghasilkan jumlah dan kualitas udara yang segar ke seluruh ruangan yang
dapat berfungsi mengurangi dan membebaskan udara dari bau maupun udara, selain itu ventilasi juga akan memperngaruhi suhu dalam ruangan Septi, 2011.
Seseorang juga akan mengalami gangguan tidur apabila tidur di ruangan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin Lee, 1997. Hal ini disebabkan karena saat
tidur suhu ruangan akan mempengaruhi suhu tubuh dan tekanan darah seseorang saat tidur, jika suhu ruangan meningkat maka hypothalamus akan merangsang
pembesaran pori-pori kulit, percepatan peredaran darah, pengeluaran keringat, dan reaksi-reaksi tubuh lainnya yang bertujuan untuk mengurangi panas tubuh yang
berlebihan LPMP, 2012. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 73 responden yang
mengalami gangguan tidur bila berada pada lingkungan yang menimbulkan suara bising. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa, kebisingan dapat menyebabkan
tertundanya tidur karena terganggunya konsentrasi seserorang untuk memulai tidur Mukhlidah, 2011 dan juga dapat membangunkan seseorang dari tidur
Universitas Sumatera Utara
Hanning, 2009. Hasil penelitian oleh Robert Koch 2003 menunjukkan bahwa orang yang hidup di lingkungan pemukiman yang padat cenderung mengalami
suara bising, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang penderita hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan 59 mayoritas respoden menunjukkan bahwa responden tidak bisa tertidur jika berada di ruangan dan tempat tidur yang
tidak nyaman. Ruangan tidur yang tidak nyaman juga dapat memicu stres oleh ketidakstabilan emosi dan akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Hal tersebut disebabkan karena ruang tidur merupakan tempat dimana seseorang melepaskan pikiran-pikiran yang penat lelah setelah seharian melakukan
aktifitas. Apabila ruang tidur kotor ataupun bau maka bisa dikatakan itulah faktor utama dari susahnya tidur Septiyadi, 2005.
Adapun faktor cahaya lampu pada saat tidur juga memberikan pengaruh pada kulaitas tidur seseorang. Cahaya lampu terlalu terang saat tidur dapat
menghambat sekresi melatonin pada tubuh yang akan menyebabkan seseorang tidak mengantuk Mukhlidah, 2011. Hal ini tentunya dapat menyebabkan
terjadinya pergeseran sistem sirkadian, dimana jadwal tidur maju secara bertahap dan mengakibatkan seseorang mengalami total jam tidur yang kurang Sack et al,
2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Secara keseluruhan mayoritas responden memiliki kualitas tidur buruk yang dapat dilihat dari 43 responden memiliki total waktu tidur pada malam hari 5-6
jam, 41 responden memiliki kedalaman tidur, dan 38 responden memiliki frekuensi terbangun 3-4 kali.
Faktor-faktor gangguan tidur pada penderita hipertensi dapat terjadi karena faktor fisik di antaranya adalah pusing 81, nokturia 65, dan 51 responden yang
perasaan lelah.. Selain itu ada juga faktor lingkungan yang dapat mengganggu tidur di antaranya adalah ventilasi yang tidak baik 76, suara bising 73, dan 59 ruang
dan tempat tidur yang tidak nyaman.
2. Saran 2.1. Saran bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelayanan kesehatan untuk memberikan promosi kesehatan tentang kualitas tidur dan
faktor-faktor gangguan tidur pada penderita hipertensi dan bagaimana cara mendapatkan kualitas tidur yang baik terkhusus ditujukan kepada penderita
hipertensi.
Universitas Sumatera Utara