commit to user
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1.
Observasi Observasi
adalah kegiatan
keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra, karena itu menggunakan pengamatannya melalui
hasil kerja pancaindra mata yang dibantu pancaindra lainnya untuk menangkap fenomena yang sedang diteliti Burhan Bungin, 2008: 15. Teknik
observasi digunakan untuk menggali data dari jenis data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda. Tugas peneliti berupa pengamatan
tentang apa yang mereka lakukan, apa yang mereka ketahui dan benda-benda apa saja yang mereka buat dan gunakan dalam kehidupan mereka. Spradley
dalam H.B Sutopo 2002: 65 membagi dua yaitu observasi tak berperan dan observasi berperan. Dalam observasi tak berperan, peneliti sama sekali tidak
diketahui keberadaannya oleh subjek yang diamati. Sedangkan observasi berperan dilakukan dengan mendatangi subjek penelitian dan objek penelitian
mengetahui hal tersebut. Observasi berperan bertujuan untuk mendapatkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok individu dan
mengamati perilaku mereka secara intensif dengan lingkungan mereka. Observasi berperan sendiri dibagi menjadi tiga yaitu : 1 berperan pasif, 2
berperan aktif dan 3 berperan penuh. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi berperan pasif dimana peneliti berperan sebagai pengamat saja dan tidak melibatkan diri dalam kegiatan, namun proses pengamatan yang
dilakukan peneliti bersifat terbuka diketahui oleh masyarakat sehingga informan dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk
mengamati peristiwa yang terjadi sehingga segala macam informasi dapat dengan mudah diperoleh. Data yang didapat dari observasi meliputi
penampilan fisik informan dan tingkah laku serta ekspresi subyek penelitian pada saat penelitian dilakukan. Dalam observasi, peneliti mengamati apa yang
dikerjakan orang dan mendengarkan apa yang diucapkan mereka. Dari
commit to user
pengamatan tersebut tugas dari peneliti seterusnya adalah menangkap makna dari perilaku informan.
2. Wawancara
Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta
pendirian-pendirian itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi pengamatan Burhan Bungin,
2008: 62. Dalam penelitian kualitatif posisi narasumber adalah sebagai informan. Menurut Y. Slamet
2006:101, “teknik wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang
diteliti”. Sedangkan menurut Moleong 2000:135, “wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Dari pengertian wawancara di atas,
maka penulis menyimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik tanya jawab antara dua orang dimana kedudukannya sebagai peneliti dan yang
diteliti guna memperoleh informasi atau data secara mendalam. Dalam proses wawancara, peneliti bisa menggunakan alat bantu seperti tape recorder.
Bilamana rekaman dilakukan oleh peneliti, hal itu berarti hanya sebagai tambahan kelengkapan untuk lebih memantapkan catatan lapangan H.B
Sutopo, 2002: 53. Namun dalam pemakaian rekaman, etika penelitian mengharuskan peneliti terbuka dan meminta izin pada informan untuk
menggunakan tape recorder, peneliti tidak boleh memaksa atau mensiasatinya dengan cara tersembunyi karena jika ketahuan akan merusak hubungan baik
antara informan dan peneliti Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak
terstruktur wawancara mendalamin-depth interviewing. Wawancara tidak terstruktur atau mendalam dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open
ended” dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang
diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar
commit to user
penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam. Wawancara dilakukan dengan bebas dengan suasana informal dan pertanyaan tidak
terstruktur namun tetap mengarah pada fokus masalah penelitian. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap tahu tentang topik permasalahan
yang bersangkutan. Peneliti menerapkan teknik face to face sehingga peneliti dapat mengungkap secara langsung keterangan dari informan tanpa melalui
perantara. Peneliti mencatat informasi yang diberikan oleh informan dan mendiskusikan yang belum jelas tanpa memberikan pengaruh terhadap
informan mengenai jawaban yang diberikan. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait yaitu masyarakat pangrajin mainan dan aparat desa
guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kehidupan sosial ekonomi masyarakat pengrajin mainan tentang berbagai kebiasan yang mereka lakukan
di masyarakat mulai dari cara mereka menjalin relasi dan strategi bertahan masyarakat pengrajin dalam melangsungkan usaha kerajinan mainan anak di
Desa Ngaglik. 3.
Dokumen Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki
posisi penting dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa masa lampau yang
sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti H.B Sutopo, 2002: 69. Dokumen memiliki beragam bentuk dari yang
sederhana sampai yang lebih lengkap. Dokumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data berdasarkan sumber-sumber yang berasal
dari buku-buku, literatur dan laporan serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penulisan sehingga sangat penting dalam penelitian kualitatif
sebagai sumber data. Dalam penelitian ini dokumen digunakan dengan melihat literature,
rekaman wawancara, foto dari aktivitas pengrajin yang diambil peneliti saat melakukan pengamatan. Serta arsip berupa artikel atau berita dari internet
maupun koran dan monografi kelurahan Desa Ngaglik yang relevan dan mendukung penelitian.
commit to user
F. Validitas Data