Gambaran Ekonomi Indonesia Secara Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Ekonomi Indonesia Secara Umum

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2008 mulai melambat menjadi 6,1 seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Cadangan Devisa Indonesia sempat mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah pada Februari 2008 yaitu 67,1 miliar US. Cadangan devisa per 28 November 2008 sebesar 50,18 miliar US, turun sebagai akibat intervensi Bank Indonesia terhadap rupiah di pasar. Investasi sebagai salah satu pemacu pertumbuhan ekonomi masih didominasi investor-investor asing. Hal ini terlihat sangat bergantungnya Indonesia pada aliran dana panas hot money dari investor asing, baik di pasar saham, SBI maupun SUN. Angka penanaman modal asing hingga November 2008 menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 40,38 bila dibandingkan tahun 2007, sedangkan penanaman modal dalam negeri merosot tajam 51 persen. Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2009 dinilai lambat sehingga memicu pemerintah melakukan perubahan asumsi makro ekonomi pada tahun tersebut. Pemerintah merombak berbagai asumsi makro ekonomi 2009 menyusul semakin memburuknya perkembangan ekonomi global. Usulan perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 – 6,1 persen dari kesepakatan semula sebesar 6,3 persen, untuk nilai tukar diusulkan Rp 9.500 per Dolar AS dari Rp 9.150, inflasi 7,0 persen dari 6,2 persen, suku bunga SBI 3 bulan jadi 8,5 persen dari 8,0 persen, dan harga minyak Indonesia 85 dolar dari 95 Dolar AS per barel. Pertumbuhan ekonomi 2009 yang ditetapkan pemerintah antara 5,5-6,1 persen turun dari patokan sebelumnya 6,3 persen Universitas Sumatera Utara cukup realistis dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat. Pada tahun 2009 pertumbuhan industri hanya mencapai 1,4 persen dan investasi hanya 3,4 persen. Angka itu menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari angka pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 4,0 hingga 4,5 persen pada 2009. Berdasarkan data yang ada, total dana asing di Sertifikat Bank Indonesia SBI sampai akhir November 2009 mencapai 5,29 miliar Dolar AS dan di Surat Utang Negara SUN sebesar 10,95 miliar Dolar AS. Kenaikan dana asing baik di SBI maupun SUN tidak terlepas karena BI Rate tetap bertahan di level 6,5 persen. Pada saat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat AS rendah, arus masuk dana asing berjangka pendek ke Indonesia meningkat. Memasuki tahun 2010 pemerintah menilai perekonomian makro Indonesia cenderung membaik dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia lainnya. Perkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 5,7 persen dan proyeksi kuartal II 5,9 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong dari realisasi investasi dan kinerja ekspor. Ekspor di bulan April mencapai 12,1 miliar dolar AS atau naik 42,6 dibanding tahun 2009. Kinerja IHSG serta nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat. Sampai 10 Juni, Rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,71 persen terhadap Dolar AS, dimana mata uang Singapura mengalami depresiasi 0,03 persen, Thailand apresiasi 2,72 persen, Malaysia apresiasi 3,62 persen. Sampai 15 Juni, IHSG menguat hingga 11,7 persen, lebih besar dibanding pertumbuhan bursa Jepang yang minus 7,2 persen, Hongkong minus 8,3 persen, dan Korea minus 0,4 persen. Pada bulan Mei terdapat capital outflow arus modal keluar di saham sebesar Rp 1,65 triliun. Dan memasuki Universitas Sumatera Utara bulan Juni terdapat capital inflow arus modal masuk Rp 2,36 triliun. Untuk SUN Surat Utang Negara, pada bulan Mei terjadi outflow sebesar Rp 4,04 triliun, sampai 15 Juni capital inflow sebesar Rp 5,23 triliun. Inflasi juga terhitung relatif rendah yakni 1,44 persen sampai bulan Mei 2010, dan secara tahunan sebesar 4,16 persen serta secara month to month Menapaki kuartal terakhir 2010 terdapat hawa optimis yang berhembus dalam ruang perekonomian Indonesia. Financial Times 12082010 mengatakan, perekonomian Indonesia merupakan macan yang tengah terbangun. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 ditargetkan mencapai 6 persen. Mempertimbangkan kondisi makro ekonomi selama tahun 2010, baik di Indonesia maupun global membuat kondisi makro ekonomi Indonesia selama 2011 secara umum akan relatif kuat dengan kecenderungan menguat. 0,29 persen.

4.2 Perkembangan Permintaan SUN di Indonesia