perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan sangat kecil.
Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan bersifat elastis,
pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat berpengaruh bagi keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit
penyesuaian dalam nilai tukar.
B. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volayility
Teori ini memperlihatkan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini
mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing power parity
adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan. Teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan
menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga, dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar antar dua negara.
C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views
Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan pasar modal dan pasar uang lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar barang
komoditi. Dalam jangka pendek, fluktuasi nilai tukar lebih dipengaruhi oleh perubahan dalam pasar modal dan dalam jangka panjang fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh
perubahan yang terjadi di pasar barang.
2.1.4.3 Sistem Nilai Tukar Mata Uang
Universitas Sumatera Utara
Terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia, yaitu:
1. Freely Flexible Freely Floating Exchange Rate System
Pada sistem ini, nilai mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat
di pasar. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan intervensi yang dilakukan pemerintah Bank Sentral untuk mempengaruhi nilai tukarnya.
2. Fixed Pegged Exchange Rate System
Pada sistem fixed exchange rate, pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai
tukar suatu mata uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu. 3.
ManagedControlled Semi Pegged Exchange Rate System Pada sistem mengambang terkendali ini, fluktuasi nilai tukar diambangkan
dalam suatu rentang band intervensi tertentu. Bank Sentral tetap berperan dalam melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar mata uang
tersebut ke dalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi melebihi batas intervensi yang diperkenankan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Investasi 2.1.5.1 Pengertian Investasi
Kamaruddin Ahmad mengartikan investasi adalah: “menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau
dana tersebut” dalam Salim, 2008 : 32. Dalam definisi ini, investasi difokuskan pada penempatan uang atau dana. Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan. Ini erat
kaitannya dengan penanaman investasi di bidang pasar modal. Definisi investasi disempurnakan oleh Salim, yang mengartikan investasi adalah:
“penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.” Investasi dibagi dua macam, yaitu investasi asing dan domestik. Investasi asing
merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri. Sementara itu, investasi domestik merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri.
Investasi itu digunakan untuk pengembangan usaha yang terbuka untuk investasi dan tujuannya untuk memperoleh keuntungan.
2.1.5.2 Investasi Asing
Investasi asing adalah investasi yang pembiayaannya bersumber dari luar negeri. Investasi asing dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, terutama untuk memenuhi
kebutuhan modal dan teknologi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara