Kerangka Teori Latar Belakang

2.8 Kerangka Teori

Karies Gigi Etiologi Karies -Host -Waktu -Substrat -Mikroorganisme Faktor Resiko  Usia  Jenis Kelamin Indeks Karies Dampak DMFT - D:Decay - M:Missing - F:Filling Pertumbuhan Perkembangan PUFA -P:Keterlibatan Pulpa -U:Ulserasi -F:Fistula -A:Abses Indeks Massa Tubuh IMT - Sangat Kurus - Kurus - Normal - Gemuk - Obesitas - Universitas Sumatera Utara

2.9 Kerangka Konsep

1.Jenis Kelamin a.Laki-Laki b.Perempuan 2.Usia a.12 tahun b.13 tahun c.14 tahun DMFT+PUFA DMFT ≤ 2 tanpa PUFA DMFT 2 tanpa PUFA Kategori IMT a.Kurus b.Normal c.Gemuk Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan, salah satu penyebab seseorang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang kurang. Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies, gingivitis, radang dan stomatitis pada kelompok usia sekolah menjadi perhatian yang penting dalam pembangunan kesehatan salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi dan mulut, hal ini dilandasi oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. 1 Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia SKRT 2001 dan menempati peringkat keempat penyakit termahal dalam pengobatan termasuk karies dan penyakit periodontal merupakan masalah yang cukup tinggi 60 yang dikeluhkan oleh masyarakat. 2,3 Data Riset Kesehatan Dasar 2013 persentase penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir berdasarkan hasil wawancara sebesar 25,9 persen, diantaranya terdapat 31,1 persen yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis gigi perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis, sementara 68,9 persen lainnya tidak dilakukan perawatan. 4 Karies merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Data dari bank WHO 2000 yang diperoleh dari enam wilayah WHO AFRO, AMRO, EMRO, EURO, SEARO,WPRO yang menunjukkan bahwa rerata pengalaman karies DMFT pada anak usia 12 tahun sekitar 2,4, 2 sedangkan berdasarkan data Riskesdas 2013 pada anak usia 12 tahun rata-rata indeks DMFT adalah 1,4. 5 Indeks karies di Filipina tertinggi untuk wilayah Asia Tenggara tahun 2006 dengan prevalensi 82 dan indeks DMFT 2,9 pada anak usia 12 Universitas Sumatera Utara tahun.Indonesia sebagai salah satu wilayah di Asia Tenggara, indeks karies 2,2 untuk kelompok usia yang sama. Indeks karies di negara berkembang lainnya 1,2 sedangkan indeks target WHO untuk tahun 2010 adalah 1,0. 2 Karies gigi sangat umum terjadi pada anak apabila tidak dirawat maka akan berdampak pada kesehatan umum, pertumbuhan, dan kualitas hidup. 6 Rasa sakit akibat karies dapat mengurangi aktivitas mengunyah karena adanya ketidaknyamanan, sehingga tidak semua jenis makanan dapat dikonsumsi, perubahan dalam makanan menjadi bersifat cairan atau semi cair, sehingga mengurangi asupan kalori dan berat badan. 7 Karies yang tidak dirawat dapat menyebabkan pulpitis, ulserasi, fistula, dan abses. Indeks PUFA digunakan untuk menilai kondisi rongga mulut akibat dari karies yang tidak dirawatdan berkaitan dengan infeksi jaringan sekitarnya. Indeks PUFA pada gigi permanen dan indeks pufa untuk gigi desidui. 8,9 Penelitian menurut Benzian et al pada anak usia 11-13 tahun menunjukkan bahwa karies lebih tinggiterjadi pada anak IMT dibawah normal dibandingkan anak dengan normal.Penelitian menurut Merrilyn et al 2012, mengumpulkan data dari penelitian-penelitian sebelumnya pada sampel usia 0 sampai 18 tahun, dari 2004 sampai 2011;hasil penelitian diperoleh 17data yang menunjukkan karies gigiberpengaruh terhadapIndeks Massa Tubuh IMT,9 data bahwa karies gigi berpengaruh pada IMT yang rendah, dan 23 data dari 48tidak ada hubungan antara karies gigi dengan IMT. 10 Penelitian menurut Monse et al menunjukkan bahwa prevalensi indeksPUFA pada anak 12 tahun adalah 50 sedangkan rata- rata jumlah gigi yang terkena dengan indeks PUFA pada anak usia 12 tahun adalah 1,3. 9 Penelitian menurut Benzian et al prevalensi indeks PUFA pada anak 11-13 tahun adalah 55,7dan penelitian Jain et al menunjukkan indeks rata- rata pufa 1,17 pada usia 9-12 tahun sedangkan pada anak 13-16 tahunindeks rata-rata PUFA adalah 0,46. 11,12 Data penelitian menurut Benzian menyatakan IMT berhubungan dengan prevalensi infeksi odontogenik yang disebabkan karies PUFApufa, terlihat 55,7 anak yang mengalami infeksi odontogenik PUFApufa 27,1 diantaranya Universitas Sumatera Utara mempunyai IMT dibawah normal dan 1 mempunyai IMT diatas normal. 10 Hasil penelitian Dua R et al pada anak usia 4-14 tahun menunjukkan anak pada kategori IMT dibawah normal memiliki indeks rata-rata PUFApufa yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak pada kategori normal dan obesitas yakni 2,15 pada anak IMT dibawah normal; pada anak normal 2,1 dan pada anak obesitas 2,0. 13 Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara karies dengan IMT dan hubungan antara karies yang tidak dirawat dengan IMT pada anak usia 12-14 tahun Kecamatan Medan Timur dan Tuntungan.

1.2 Rumusan Masalah