Faktor Resiko Karies Indeks Pemeriksaan terhadap Karies

terjadi tanpa adanya mikroorganisme sedangkan Loesche menyatakan bahwa bakteri Streptococcus mutansyang bersifat asidurik merupakan bakteri utama yang dapat menyebabkan karies gigi. 20 c.Faktor substrat atau diet Faktor substrat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel, selain itu dapat memproduksi asam yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi. 2 d.Faktor Waktu Karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. 2

2.3 Faktor Resiko Karies

Adanya hubungan sebab akibat terjadinya karies sering diidentifikasi sebagai faktor resiko karies.Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor resiko adalah pengalaman karies, penggunaan fluor, oral higiene, jumlah bakteri, saliva, dan pola makan, usia, jenis kelamin, sosial ekonomi. 2 Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya karies gigi: a.Usia Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya usia. 2 Data penelitian menurut Mohammed Al- Darwishet al pada sampel penelitian 2113 orang usia 12-14 tahun menunjukkan bahwa indeks rata-rata DMFT untuk anak usia 12 tahun adalah 4,62, 4,79 pada usia anak 13 tahun, sedangkan pada anak usia 14 tahun indeks rata-rata DMFT 5,5. 15 b.Jenis kelamin Selama masa kanak-kanak dan remaja, perempuan menunjukkan nilai DMF yang lebih tinggi daripada laki-laki tetapi umumnya oral higiene perempuan lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang M Missing lebih sedikit daripada laki- Universitas Sumatera Utara laki. 2 Persentase karies gigi pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Fujita et al menyatakan bahwa usia 12 tahun merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi remaja yang mengakibatkan peningkatan karies pada anak perempuan karena dipengaruhi erupsi gigi yang cepat serta perubahan hormonal. 5

2.4 Indeks Pemeriksaan terhadap Karies

Indeks karies adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan golongan terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Indeks dapat digunakan untuk mengukur derajat keparahan suatu penyakit gigi tertentu. 2 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2013, berdasarkan kategori karakteristik kelompok usia 12-14 tahun memiliki indeks DMF-T sebesar 1,4 dan termasuk kategori rendah. Kriteria dalam perhitungan DMF-T menurut WHO sebagai berikut; 1 nilai rata-rata 0,0 – 1,1 termasuk dalam kategori sangat rendah; 2 nilai rata-rata 1,2 – 2,6 termasuk dalam kategori rendah; 3 nilai rata-rata 2,7 – 4,4 termasuk dalam kategori sedang; 4 nilai rata-rata 4,5 – 6,5 termasuk dalam kategori tinggi; 5 nilai rata-rata 6,6 termasuk dalam kategori sangat tinggi. 5

2.4.1 Indeks DMFT

Indeks diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW. 3 Indeks ini mudah digunakan, valid dan dapat dipercaya sehingga masih dipakai untuk mengukur dan membandingkan prevalensi karies pada populasi di seluruh dunia.Cara perhitungan Indeks DMFT: 1.Pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D gigi yang karies, M gigi yang hilang,dan F gigi yang ditumpat dan kemudian dijumlahkan. 2.Rerata DMF adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi atas jumlah orang yang diperiksa. Universitas Sumatera Utara Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemberian kode: 1.Semua gigi yang mengalami karies dimasukkan ke dalam kategori D. 2.Karies sekunder pada gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori D. 3.Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D. 4.Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori M. 5.Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F. 6.Pencabutan selama masa pergantian gigi geligi atau disebabkan selain karies tidak diperhitungkan dalam kategori apapun. 2,21

2.4.2 Indeks PUFA

Indeks PUFA merupakan indeks yang digunakan untuk menilai keadaan rongga mulut karena karies yang tidak dirawat sehingga dapat meluas mencapai pulpa. Indeks PUFA dicatat secara terpisah dari indeks DMFT dan adanya keterlibatan pulpa, ulserasi pada rongga mulut yang disebabkan oleh ujung akar yang tajam, fistula dan abses. 11 Monse pada tahun 2010 memperkenalkan indeks baru untuk mendeteksi dampak karies yang tidak terawat yakni indeks PUFA. PUFA berkaitan dengan jenis pulpa dan infeksi jaringan sekitarnya. 8 Kode dan kriteria untuk indeks PUFA adalah P: Keterlibatan pulpa dimulai pada saat pembukaan ruang pulpa terlihat atau ketika struktur gigi koronal telah hancur oleh proses karies dan hanya akar atau fragmen akar yang tersisa. U: Ulserasi yang disebabkan oleh trauma dari bagian-bagian tajam dari gigi apabila tepi gigi yang tajam mengalami dislokasi dengan keterlibatan pulpa atau fragmen akar telah menyebabkan traumatik ulser dari jaringan lunak di sekitarnya F: Fistula, terdapat saluran tempat keluar pusdan berhubungan pada gigi dengan pulpa terbuka. Universitas Sumatera Utara A: Abses dinilai ketika pus mengalami pembengkakan pada gigi dengan keterlibatan terhadap pulpa. 9 Cara perhitungan indeks PUFA: 1.Hanya satu nilai diberikan untuk satu gigi, penilaian indeks PUFA didasarkan hanya pada pemeriksaan visual alat yang minimal kaca mulut dan senter Gambar 2. 2.Hitung berapa banyak gigi dalam kelompok kode tertentu. 3.Jumlahkan semua kode. 9 Gambar 2 . a dan b Keterlibatan pulpa P, kamar pulpa terlihat atau struktur koronal gigi telah hancur karena karies dan hanya akar; c dan d Ulserasi U, traumatik ulser pada jaringan lunak lidah dan mukosa karena gigi atau sisa akar; e dan f Fistula F, saluran sinus mengeluarkan nanah dari abses dan terbukanya kavitas oral; g dan h Abses A, abses dentoalveolar 9 Universitas Sumatera Utara

2.5 Akibat Karies yang Tidak Dirawat