BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Fertilitas dan Tenaga Kerja Wanita di Indonesia
Tingkat partisipasi kerja wanita pada umumnya memang masih rendah bila dibandingkan dengan pria.Hal ini dapat dibandingkan dari tabel angkatan kerja menurut jenis kelamin di
bawah.Di mana jumlah tenaga kerja perempuan yang terlibat dalam pasar kerja hanya sekitar separuh dari jumlah pria.Hal ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor misalnya tanggung
jawab wanita untuk mengurus rumah tangga dan mengasuh anak.
Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja Wanita Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja Pria 1990
51.90 82.60
1992 50.10
83.30 1994
52.70 83.70
1996 53.00
86.10 1998
51.50 82.80
2000 52.20
86.70 2002
51.20 86.80
2004 51.70
87.20 2006
52.40 87.20
2008 53.20
86.30 2010
53.20 86.50
2012 53.40
86.40
Universitas Sumatera Utara
Tingkat fertilitas yang masih cukup tinggi di suatu negara cenderung mempengaruhi partisipasi kaum wanita dalam pasar kerja, hal ini dialami oleh beberapa negara, salah satunya di
Korea.Penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Chung 2008 menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara fertilitas dengan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di
Korea.Fertilitas memegang peranan penting sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi kerja wanita.Partisipasi tenaga kerja wanita dari waktu ke waktu semakin
menunjukkan bentuk yang mirip dengan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki berdasarkan bidang pekerjaan yang ditekuni.Semakin banyak wanita yang juga mengerjakan pekerjaan yang
pada umumnya dilakukan oleh laki-laki.Namun meskipun demikian wanita tetap cenderung memprioritaskan tanggung jawabnya dalam rumah tangga dan mengasuh anak.
Pembahasan tentang fertilitas selalu dibicarakan saat sebuah negara sedang dalam proses menuju pembangunan yang stabil dan berkelanjutan, karena salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam pembangunan suatu negara adalah sumber daya manusianya. Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 246 juta jiwa, telah mengalami ledakan jumlah
penduduk pada tahun 1950-an dengan tingkat fertilitas mencapai 48,9 kelahiran per 1000 penduduk pada periode 1951-1956.
Jumlah penduduk yang besar sebenarnya sangat menguntungkan bagi negara yang saat ini industrinya sedang berkembang. Kawasan industri yang semakin luas, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembangnya sektor finansial yang pesat akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih besar.
Namun pada kenyataannya hanya 7,85 persen dari angkatan kerja wanita Indonesia yang bekerja pada bidang industri, 0,77 persen pada bidang komunikasi dan transportasi, dan hanya
Universitas Sumatera Utara
sebesar 0,51 persen pada sektor finansial dan lembaga keuangan, jumlah paling besar adalah pada bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan yaitu 47,58 persen.
Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan dan Laki-laki pada
Beberapa Jenis Lapangan Usaha di Indonesia.
Lapangan Usaha Laki-laki
Male Perempuan
Female Laki-laki + Perempuan
Male+Female 1. Pertanian, kehutanan,
perkebunan, perikanan, peternakanAgriculture,
forestry, plantation, fishery, livestock
46,53 47,58
46,94
2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying
0,64 0,09
0,43
3. Industri PengolahanManufacture
7,16 7,85
7,43 4. Listrik, Gas dan Air Minum
Electricity, Gas and Water Supply
0,31 0,04
0,20
5. BangunanConstruction 8,12
0,17 5,00
6. Perdagangan, Hotel dan RstoranTrade, Hotel and
Restaurant 16,32
24,47 19,52
7. Pengangkutan dan Komunikasi Transportation
and Communication 7,80
0,77 5,04
8. Bank dan Lembaga KeuanganBank and
OtherFinancial Institutions 1,31
0,51 1,00
9. Jasa KemasyarakatanPublic Service
11,81 18,53
14,45 10. LainnyaTak
TerjawabOthersUn answered 0,00
0,00 0,00
Universitas Sumatera Utara
SumberSource : BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 2010BPS- National LabourForce Survey, August 2010.
4.2 Hasil Uji Akar Unit