Hasil pengujian dengan Granger Causality Test adalah bahwa antara Total Fertility Rate dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Indonesia tidak terdapat hubungan timbal balik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Norehan Abdullah, Nor’ Aznin Abu Bakar, dan Husin Abdullah di lima negara ASEAN yang juga hanya menemukan hubungan
searah dari fertilitas ke tingkat partisipasi angkatan kerja wanita.
4.4 Hasil Estimasi Regresi Sederhana Least Square
Tabel 4.8
Dependent Variable: TPAKW Method: Least Squares
Sample: 1990 2012 Included observations: 23
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
57.82109 2.173689
26.60044 0.0000
TFR -2.179606
0.835809 -2.607780
0.0164 R-squared
0.244618 Mean dependent var 52.16957
Adjusted R-squared 0.208648 S.D. dependent var
0.906259 S.E. of regression
0.806189 Akaike info criterion 2.489945
Sum squared resid 13.64877 Schwarz criterion
2.588684 Log likelihood
-26.63437 Hannan-Quinn criter. 2.514777
F-statistic 6.800519 Durbin-Watson stat
0.909294 ProbF-statistic
0.016433
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil estimasi di atas dapat dillihat nilai koefisien determinasi �
2
adalah sebesar 0,2446. Artinya variabel TFR dapat menjelaskan variabel TPAKW sebesar 24,46 sedangkan
75,54 dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai t-statistik dari variabel TFR adalah -2,607780 dengan probabilitas sebesar 0,0164,
artinya nilai probabilitas di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel TFR secara signifikan mempengaruhi variabel TPAKW pada tingkat signifikansi 5.
Koefisien TFR adalah negatif, artinya ada pengaruh negatif antara TFR dengan TPAKW.Semakin besar TFR Total Fertility Rate maka semakin kecil Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja wanita dan sebaliknya, semakin rendah TFR maka semakin besar Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja wanita di Indonesia. Koefisien dari variabel TFR adalah -2,179606
artinya setiap pertambahan kelahiran 1 orang anak per seorang ibu akan mengurangi 2,18 partisipasi angkatan kerja wanita di Indonesia. Sebaliknya, setiap penurunan kelahiran seorang
anak per seorang ibu akan menambah 2,18 partisipasi angkatan kerja wanita di Indonesia. Hasil di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee Namchul 2008 yang
juga menemukan adanya hubungan negatif antara fertilitas dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Korea.
Namun hasil regresi di atas bertolak belakang dengan hasil penelitian Xiaobo He dan Rong Zhu 2013, mereka menemukan bahwa kelahiran satu orang anak lagi atau pertambahan
jumlah anak yang dilahirkan di wilayah perkotaan di China justru meningkatkan partisipasi angkatan kerja wanita, dengan kata lain antara fertilitas dan tingkat partisipasi angkatan kerja
memiliki hubungan positif. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa pengendalian partisipasi angkatan kerja
wanita di Indonesia dapat dilakukan dengan mengendalikan fertilitas. Jika partisipasi kerja
Universitas Sumatera Utara
wanita ingin ditingkatkan maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menekan tingkat fertilitas, misalnya dengan kebijakan meningkatkan pelaksanaan program Keluarga
Berencana.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan