2.2 Teori Ekonomi tentang Fertilitas
Leibenstein dapat dikatakan sebagai peletak dasar dari apa yang dikenal dengan “teori ekonomi tentang fertilitas”. Menurut Leibenstein tujuan teori ekonomi fertilitas adalah:
“untuk merumuskan suatu teori yang menjelaskan faktor-faktor yang menentukan jumlah kelahiran anak yang dinginkan per keluarga. Tentunya, besarnya juga tergantung pada
berapa banyak kelahiran yang dapat bertahan hidup survive. Tekanan yang utama adalah bahwa cara bertingkah laku itu sesuai dengan yang dikehendaki apabila orang
melaksanakan perhitungan-perhitungan kasar mengenai jumlah kelahiran anak yang diinginkannya. Dan perhitungan-perhitungan yang demikian ini tergantung pada
keseimbangan antara kepuasan atau kegunaan utility yang diperoleh dari biaya tambahan kelahiran anak, baik berupa uang maupun psikis. Ada tiga macam tipe
kegunaan yaitu a kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu ‘barang konsumsi’ misalnya sebagai sumber hiburan bagi orang tua; b kegunaan yang diperoleh dari
anak sebagai suatu sarana produksi, yakni, dalam beberapa hal tertentu anak diharapkan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan menambah pendapatan
keluarga; dan c kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai sumber ketentraman, baik pada hari tua maupun sebaliknya”.
Menurut Leibenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek kegunaannya utility dan aspek biaya cost. Kegunaannya adalah memberikan kepuasaan, dapat memberikan balas jasa
ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan. Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah
biaya dari mempunyai anak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Biaya memiliki tambahan seoarang anak dapat dibedakan atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Yang dimaksud biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan dalam
memelihara anak seperti memenuhi kebutuhan sandang dan pangan anak sampai ia dapat berdiri sendiri. Yang dimaksud biaya tidak langsung adalah kesempatan yang hilang karena adanya
tambahan seoarang anak.Misalnya, seoarang ibu tidak dapat bekerja lagi karena harus merawat anak, kehilangan penghasilan selama masa hamil, atau berkurangnya mobilitas orang tua yang
mempunyai tanggungan keluarga besar Leibenstein, 1958. Menurut Kingsley Davis dan Judith Blake terdapat tiga tahap penting dalam proses
reproduksi yaitu tahap hubungan kelamin intercourse, tahap konsepsi conception dan tahap kehamilan gestation.
Faktor-faktor sosial, ekonomi dan dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui faktor-faktor yang ada kaitannya dengan ketiga tahap reproduksi di atas. Faktor-faktor yang
langsung mempunyai kaitan dengan ketiga tahap tersebut disebut variabel antara. Menurut Ronald Freedman, intermediate variable sangat erat hubungannya dengan
norma-norma sosialmasyarakat. Jadi pada akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh norma-norma yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Skema Fertilitas dan Intermediate Variable
Menurut Gary Becker, ia mengganggap anak sebagai barang konsumsi tahan lama durable goods. Orang tua mempunyai pilihan antara kuantitas dan kualitas anak. Kualitas
diartikan pengeluaran biaya rata-rata untuk anak oleh suatu keluarga yang didasarkan atas 2 asumsi:
1. Selera orang tua tidak berubah.
2. Harga anak dan barang-barang konsumsi lainnya tidak dipengaruhi keputusan rumah tangga
untuk berkonsumsi. Becker berpendapat bahwa apabila pendapatan naik maka banyaknya anak yang dimiliki
juga bertambah.Jadi hubungan antara pendapatan dan fertilitas adalah positif.
L I
N G
K U
N G
A N
Tingkat Mortalitas
Struktur Sosial- Ekonomi
Norma tentang besarnya
keluarga
Norma tentang variabel antara
Variabel Antara
F E
R T
I L
I T
A S
Program KB
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tenaga Kerja Wanita