penghematan dalam penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.
7. PAC lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam
mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolite sehingga gumpalan floknya menjadi lebih
padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian
walaupun ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi over- load bagi instalasi yang ada, kapasitas produksi relatif tidak
terpengaruh.
4.2 Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi AFC pada Proses Jar test
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi AFC pada proses Jar Test
Nomor Sample Konsentrasi AFC ppm
Turbidity NTU 1
236 2
5 40
3 10
34.2 4
20 4.53
5 30
1.29 6
40 1.13
7 50
1.56 8
60 1.35
9 70
1.55
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi AFC pada Proses Jar Test
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa proses Jar test menggunakan beberapa variasi konsentrasi AFC. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa koagulan AFC
mempunyai konsentrasi ekonomis sebesar 20 ppm karena dapat menjernihkan air baku dengan kekeruhan 236 NTU menjadi 4.53 NTU. Berdasarkan PERMENKES
hasil yang dapat diterima sebagai persyaratan kekeruhan air minum ialah kurang dari 5 NTU. Hal ini menunjukkan bahwa AFC dapat digunakan untuk koagulan
pada proses penjernihan air baku sungai Deli. Berikut merupakan keunggulan dari AFC:
1. Penggunaan AFC sama sekali tidak memerlukan bahan penolong
coagulant aid. 2.
Larutan AFC dapat dipakai langsung dengan konsentrasi yang tetap. 3.
pH air hasil penjernihan dengan larutan AFC sedikit menurun sehingga bahan Alkali NaOH hanya sedikit.
5 10
15 20
25 30
35 40
10 20
30 40
50 60
70 80
K ek
er uh
a n
N T
U
Konsentrasi AFC ppm
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi KonsentrasiAluminium Sulfat pada Proses Jar test
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi Aluminium sulfat pada Proses Jar Test
Nomor Sample Konsentrasi Alumunium
Sulfat Turbidity NTU
1 236
2 5
36.8 3
10 33.2
4 20
5.55 5
30 2.13
6 40
0.81 7
50 1.24
8 60
1.24 9
70 2.22
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi Aluminium Sulfat pada Proses Jar Test
Berdasakan tabel 4.3, pada proses Jar test menggunakan beberapa variasi konsentrasi Aluminium sulfat untuk menjernihkan air baku sungai Deli.
Konsentrasi ekonomis yang didapatmelalui percobaan ialah 30 ppm. Pada konsentrasi 30 ppm air baku yang diolah mengalami penjernihan dengan nilai
kekeruhan 2.13 NTU. Oleh sebab itu, aluminium sulfat dapat digunakan sebagai penjernih air baku sungai Deli. Hal ini dikarenakan hasil yang diperoleh masuk
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
220 240
260
10 20
30 40
50 60
70 80
Konsentrasi Aluminium Sulfat ppm
Universitas Sumatera Utara
dalam spesifikasi baku mutu PERMENKES. Dimana spesifikasi yang dapat diterima sebagai syarat kekeruhan air minum ialah kurang dari 5 NTU.
TawasAluminium sulfat adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al
2
S0
4
11 H
2
O atau 14 H
2
O atau 18 H
2
O umumnya yang digunakan adalah 18 H
2
O. Semakin banyak ikatan molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap akan tetapi umumnya tidak stabil. Pada pH 7
terbentuk Al OH
2+
, Al OH
2 4+
, Al
2
OH
2 4+
. Pada pH 7 terbentuk Al OH
-4
. Flok –flok Al OH
3
mengendap berwarna putih. Gugus utama dalam proses koagulasi adalah senyawa aluminat yang
optimum pada pH netral. Apabila pH tinggi atau boleh dikatakan kekurangan dosis maka air akan nampak seperti air baku karena gugus aluminat tidak
terbentuk secara sempurna. Akan tetapi apabila pH rendah atau boleh dikata kelebihan dosis maka air akan tampak keputih
– putihan karena terlalu banyak konsentrasi alum yang cenderung berwarna putih. Dalam cartesian terbentuk
hubungan parabola terbuka, sehingga memerlukan dosis yang tepat dalam proses penjernihan air. Berikut adalah reaksi yang terkadi ketika aluminium sulfat
ditambahkan ke dalam air yang mengandung alkalinitas adalah: Al
2
SO
4 3
.14H
2
O + 6 HCO
3-
2AlOH
3s
+ 6CO
2
+14H
2
O + 3SO
4 2-
Setiap mol alum yang ditambahkan akan menggunakan 6 mol alkalinitas dan menghasilkan 6 mol karbon dioksida. Reaksi tersebut akan mengubah
keseimbangan karbonat dan akan menurunkan pH. Namun, penurunan pH tidak terjadi secara drastis dan secara operasional koagulasi tidak bermasalah.
Reaksi yang terjadi ketikan aluminium sulfat ditambahkan ke dalam air yang tidak mengandung alkalinitas adalah:
Al
2
SO
4 3
.14H
2
O 2 AlOH
3s
+ 3 H
2
SO
4
+ 8H
2
O Reaksi tersebut akan menghasilkan asam sulfat, sehingga pH akan
menurunkan secara signifikan. Jika reaksi ini terjadi, perlu ditambahkan kapur dan karbonat untuk menetralkan asam. Air dengan pH asam akan menyebabkan
berbagai masalah, misalnya kerusakan beton instalasi pengolahan air atau pelarut logam dalam sistem perpipaan
Universitas Sumatera Utara
4.4 Hasil Perbandingan dari Koagulan PAC, AFC, dan Aluminium Sulfat