Standar Kualitas Air Minum Pengelolaan Air Minum

manusia secara akut, seperti kematian yang banyak dalam masa yang singkat atau keracunan yang berat pada suatu kelompok masyarakat dalam waktu pendek. Konsep kerugian oleh pencemaran seperti ini tidak lagi sesuai dengan kemajuan teknologi karena gangguan yang akut seperti diatas sudah tidak layak lagi terjadi. Pencemaran lingkungan pada era modern seperti sekarang seharusnya diukur oleh perubahan kualitas hidup yang lebih peka.Misalnya, gangguan kesehatan kronis seperti merosotnya sistem kekebalan tubuh, terjadinya mutasi genetik, ganggauan pada pertumbuhan janin, gangguan kronis pada organ-organ vital sehingga menimbulkan peningkatan penyakit kanker, gangguan kehamilan, gangguan saluran pernapasan, alergi dan semacamnya.

2.1.1 Standar Kualitas Air Minum

Menurut Gabriel 2001, air minum adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologi serta Level Kontaminasi Maksimum LKM Maximum Contaminant Level.Level kontaminasi maksimum meliputi sejumLah zat kimia, kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas – batas aman. Lebih jelas lagi, bahwa air minum yang berkualitas harus terpenuhi syarat sebagai berikut: 1. Harus jernih, transparan dan tidak berwarna 2. Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik 3. Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum 4. Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standar 5. Bebas kuman LKM coliform dalam batas aman Adapun krakteristisk fisik air, yaitu sebagai berikut. 1. Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. 2. Temperatur Universitas Sumatera Utara Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degadasi anaerobik yang mungkin saja terjadi. 3. Warna Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan. 4. Solid Zat padat Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air. 5. Bau dan rasa Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H 2 S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

2.1.2 Pengelolaan Air Minum

Peraturan Pemerintah RI No 82 tahun 2001 tenang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air pasal 1 mengatakan bahwa air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air lautt dan air fosil.Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini seperti mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk dan muara. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air, sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjadikan kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Agar air layak untuk dikonsumsi sebagai air minum maka air yang berasal dari berbagai jenis sumber air harus terlebih dahulu diolah. Secara umum, pengolahan air dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Pengolahan untuk keperluan domestik misalnya air konsumsi rumah tangga 2. Pengolahan air untuk keperluan khusus industri Universitas Sumatera Utara 3. Pengolahan air untuk layak dibuang ke lingkungan Tingkat kesulitan pengolahan air untuk konsumsi manusia tergantung pada jenis sumber air. Tingkat pengolahan dan derajat kemurnian air juga sangat ditentukan oleh sumber air dan keperluan penggunaannya. Misalnya, air untuk keperluan domestik harus didesinfektasi untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit dan kesadahan air yang disebabkan oleh kehadiran ion Kalsium dan Magnesium masih bisa ditoleransi Manihar, 2007.

2.2. Koloid

Dokumen yang terkait

Optimasi Proses Koagulasi Dalam Penjernihan Air Limbah Di Pt. Sinar Oleochemical International (Soci) Medan Berdasarkan Pengaruh Konsentrasi Penambahan Poli Aluminium Klorida Untuk Menurunkan Turbiditas Air Limbah

3 45 48

Pengaruh Penambahan Pac (Poli Aluminium Klorida) Terhadap Kualitas Air Limbah Domestik Yang Diolah Dengan Metode Elektrokoagulasi

4 47 64

Efektivitas Campuran Poli(Aluminium Klorida) (PAC) dan Aluminium Sulfat (Tawas) sebagai Koagulan dalam Pengolahan Air Bersih

1 4 27

Perbandingan Penggunaan Poli Aluminium Klorida (PAC) Dan Tawas Terhadap Turbiditas Dan Cu Pada Air Baku Di PDAM Tirtanadi Hamparan Perak

1 18 51

Perbandingan Daya Koagulasi Poli Aluminium Klorida, Aluminium Formulasi Klorida, dan Aluminium Sulfat dalam Menurunkan Turbiditas Air Sungai Deli pada Pengolahan Air Minum

0 0 14

Perbandingan Daya Koagulasi Poli Aluminium Klorida, Aluminium Formulasi Klorida, dan Aluminium Sulfat dalam Menurunkan Turbiditas Air Sungai Deli pada Pengolahan Air Minum

0 0 2

Perbandingan Daya Koagulasi Poli Aluminium Klorida, Aluminium Formulasi Klorida, dan Aluminium Sulfat dalam Menurunkan Turbiditas Air Sungai Deli pada Pengolahan Air Minum

0 0 5

Perbandingan Daya Koagulasi Poli Aluminium Klorida, Aluminium Formulasi Klorida, dan Aluminium Sulfat dalam Menurunkan Turbiditas Air Sungai Deli pada Pengolahan Air Minum

0 0 10

Perbandingan Daya Koagulasi Poli Aluminium Klorida, Aluminium Formulasi Klorida, dan Aluminium Sulfat dalam Menurunkan Turbiditas Air Sungai Deli pada Pengolahan Air Minum

0 0 2

Perbandingan Daya Koagulasi Poli Aluminium Klorida, Aluminium Formulasi Klorida, dan Aluminium Sulfat dalam Menurunkan Turbiditas Air Sungai Deli pada Pengolahan Air Minum

0 0 8