Pengadukan cepat diperlukan untuk proses koagulasi, sedangkan pengadukan lambat untuk proses flokulasi. Proses koagulasi memerlukan
pengadukan cepat karena beberapa alasan, yaitu untuk melarutkan koagulan dalam cairan secara sempurna, mendistribusikan koagulan secara
merata dan menghasilkan agegat-agagat sebagai inti flok. Dengan adanya turbulensi yang cepat, memperbesar kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif antara koagulan dan partikel koloid. Proses flokulasi memerlukan pengadukan lambat untuk memberi
kesempatan inti flok yang sudah terdestabilkan untuk bergabung menjadi flok-flok yang berukuran lebih besar melalui ikatan vanderwaals Herbert
E, dkk, 1979 dan Benefield, dkk, 1979. Selain itu untuk mencegah terjadinya restabilisasi partikel koloid, karena pecahnya ikatan tersebut
akibat pengadukan yang terlalu cepat atau lama.
2.4 Uji ANOVA
Uji ANOVA atau sering juga diistilahkan sebagai uji sidik ragam, dikembangkan oleh Ronald Fisher. Prinsip pengujiannya adalah menganalisis
variabilitas atau keragaman data menjadi dua sumber variasi, yaitu variasi dalam kelompok
within dan
variasi antar
kelompok between.
Bila variasi within dan between sama maka rata-rata yang dihasilkan tidak ada
perbedaan, sebaliknya bila hasil perbandingan kedua varian tersebut menghasilkan nilai lebih dari 1, maka rata-rata yang dibandingkan menunjukkan
adanya perbedaan. Beberapa asumsi dasar yang mesti dipenuhi pada uji ANOVA adalah:
a Data sampel yang digunakan berdistribusi normal atau dianggap normal, b Populasi tersebut memiliki varian yang homogen,
c Sampel tidak berhubungan satu dengan lain independen, sehingga uji ANOVA tidak bisa digunakan untuk sampel berpasangan paired.
Terdapat beberapa jenis ANOVA, yaitu: ANOVA satu jalur one way ANOVA dan ANOVA dua jalur two way ANOVA. One way ANOVA digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya
Universitas Sumatera Utara
terdiri atas satu kategori. Sedangkan two way ANOVAdigunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel bila peneliti melakukan kategorisasi
terhadap sampel Seiawan R Nayazik A, 2015.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Air permukaan air sungai atau air danau biasanya memerlukan pengolahan secara lebih ekstensif dibandingkan dengan pengolahan air tanah. Hal ini
disebabkan oleh air permukaan relatif lebih mudah terkontaminasi dibandingkan dengan air tanah, sehingga mutu air permukaan umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan mutu air tanah. Walaupun air permukaan jauh dari aktifitas manusia, tetapi air permukaan sering secara alami mengandung padatan tanah
tersuspensi, bakteri, serta bahan organik hasil pembusukan tanaman dan hewan. Oleh karena itu, air baku yang diambil dari badan air, seperti sungai Deli
memerlukan pengolahan yang berguna mencapai tingkat mutu sebagaimana dikehendaki Suprihatin, 2013.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia karena diperlukan terus-menerus dalam kegiatan sehari-harinya untuk
bertahan hidup.Oleh karena itu, manusia memerlukan sumber air bersih yang diperoleh dari air tanah dan air permukaan. Namun tidak semua air baku yang
memenuhi persyaratan kualitas air minum yang dapat digunakan untuk air minum. Pemantauan terhadap kualitas air minum merupakan salah satu hal penting yang
menjadi sasaran untuk memenuhi kesehatan di suatu Negara Ince dan Howard, 2009.
Selain untuk keperluan sehari-hari rumah tangga, air bersih juga dibutuhkan dalam jumlah besar untuk keperluan industri dan merupakan salah
satu faktor pembatas dalam aktivitas industri.Berbagai jenis industri, seperti agroindustri atau industri pengolahan pangan merupakan pengguna air dalam
jumlah besar. Pada industri tersebut, air digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong, sebagai sarana transportasi conveyor, dan sebagai bahan utama untuk
pencucian atau sanitasi area pabrik. Selain untuk penggunaan langsung dalam
Universitas Sumatera Utara
proses, air juga digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya untuk pengkondisian bahan baku seperti perendaman, pencucian, blancing, dan pendinginan, serta
memproduksi uap untuk pemasakan, sterilisasi, dan pemanas proses Suprihatin, 2013.
Salah satu langkah penting dalam pengolahan air adalah penyisihan kekeruhan dan warna. Kekeruhan dan warna disebabkan oleh adanya partikel-
partikel padatan dalam air yang berukuran 10 nm sampai dengan 10 ยต m. Partikel- partikel tersuspensi dalam air berukuran sangat kecil, sulit dipisahkan, serta
partikel-partikel tersebut bermuatan negatif dan sulit bergabung membentuk agregat yang lebih besar yang dapat terendapkan. Untuk memisahkan partikel-
partikel tersebut dengan pengendapan, perlu penetralan muatan terlebih dahulu. Proses netralisasi muatan-muatan partikel tersebut disebut koagulasi dan
pembentukan flok-flok dari partikel-partikel kecil disebut flokulasi. Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang umum digunakan dalam pengolahan. Jar test
merupakan model sederhana proses koagulasi dan flokulasi, dapat digunakan untuk mencari konsentrasi koagulan dan flokulan serta nilai parameter-parameter
proses optimal melalui percobaan laboratorium Suprihatin, 2013. Oleh sebab itu, diperlukan koagulan yang tepat untuk penjernihan air berdasarkan kondisi air
baku. Diharapkan pengolahan dapat menggunakan konsentrasi ekonomis, dimana konsentrasi ekonomis ialah konsentrasi minimun koagulan yang dapat
menjernihkan air sesuai baku mutu yang digunakan. Beberapa bahan kimia dikenal sebagai koagulan dan flokulan seperti aluminium sulfat tawas, poly
aluminium chloride PAC, feri klorida, kitosan, poli amida, natrium aluminat, aluminium formula chloride AFC dan beberapa bentuk polimer lainnya
Manurung J, 2009. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang kuagulasi. Manurung
J 2009 telah meneliti efek jenis dan berat koagulan terhadap penurunan nilai COD dan BOD pada pengolahan air limbah dengan cara koagulasi. Dimana hasil
yang diperoleh oleh peneliti tersebut ialah dengan penambahan koagulan poli aluminium dan tawas mampu menurunkan nilai COD dan BOD air limbah pabrik
sarung tangan karet sesuai dengan syarat air baku air limbah pabrik karet yang ditetapkan oleh Meneg KLH tahun 1988.
Universitas Sumatera Utara
Lanawati H 2015 melakukan penelitian tentang keefektifan variasi dosis PAC Poly Aluminium Chloride dalam menurunkan kadar ammonia air limbah
industri penyamakan kulit di Magetan. Variasi dosis PAC yang digunakan adalah 3.5 gL, 4 gL, dan 4,5 gL. Hasil penurunan kadar ammonia rata-rata tiap dosis
PAC adalah 98,82, 97,73, dan 97,99. Uji statistik yang digunakan adalah Shapiro-Wilk dan One Way Anova.Dosis yang efektif untuk menurunkan kadar
ammonia yaitu 3,5 gL dengan persentase penurunan 98,82. Air yang diolah berasal dari Sungai Deli. Daerah Aliran Sungai DAS
Deli merupakan salah satu DAS yang melintasi wilayah perdesaan dan perkotaan Kabupaten Karo, Kota Medan dan Deli Serdang. Sungai Deli merupakan salah
satu dari delapan sungai yang ada di Kota Medan. Saat ini, luas hutan di hulu DAS Deli hanya tinggal 3.655 hektar 7.59 dari 48.162 hektar areal DAS Deli.
Idealnya dengan luas 48.162 hektar, DAS Deli seharusnya memiliki hutan alam untuk kawasan resapan air mineral seluas 14.448 hektar, atau 30 persen dari luas
DAS. Zona tengah didominsai oleh pertumbuhan permukiman. Pertumbuhan permukiman perdesaan di wilayah DAS memiliki kecenderungan tidak terkendali
yang mengakibatkan bentuk, ukuran dan tingkat kepadatan permukiman tidak layak dari segi kesehatan maupun ekologis.
1.2 Perumusan Masalah