Pemberian Informasi pada Pasien Preoperasi di RSUD dr. Pirngadi Tingkat Kecemasan pada Pasien Praoperasi di RSUD dr. Pirngadi

49

2. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, pembahasan digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan pemberian informasi dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi di RSUD dr Pringadi Medan.

2.1 Pemberian Informasi pada Pasien Preoperasi di RSUD dr. Pirngadi

Medan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pemberian informasi pada pasien preoperasi di RSUD dr. Pirngadi Medan paling banyak mendapatkan pemberian informasi adekuat yaitu 64 orang 94,1 dan pemberian informasi tidak adekuat yaitu 4 orang 5,1. Pemberian informasi diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan, dimana kebutuhan persiapan preoperasi seharusnya diutamakan pada individu. Perawat sebaiknya mengingat bahwa pada kemampuan untuk memahami atau mengingat informasi dan oleh karena itu mereka sebaiknya mengulang informasi tersebut beberapa kali kepada pasien Fyfe, 1999

2.2 Tingkat Kecemasan pada Pasien Praoperasi di RSUD dr. Pirngadi

Medan Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 68 pasien praoperasi di RSUD dr. Pirngadi Medan sebahagian pada tingkat kecemasan sedang 54,51 sedangkan pada tingkat kecemasan ringan 45,59, dan untuk tingkat kecemasan tinggi tidak ada. Hal ini sesuai dengan penelitian Diyono, dkk 2014 menjelaskan bahwa Universitas Sumatera Utara 50 tingkat kecemasan pasien prabedah paling banyak mengalami kecemasan sedang yaitu 60, dimana kecemasan terjadi pula pada pasien prabedah dengan tingkatan tertentu ringan, sedang, maupun berat. Hal ini yang disebabkan karena pasien merasa takut dan kurangnya pengetahuan tentang operasi yang akan dilakukan Wilkinson Nancy, 2011 Menurut Kaplan Sadock 1997 faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien anatara lain : usia dan jenis kelamin yaitu lebih banyak pada wanita. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berusia 15-30 tahun dan 46-60 tahun mengalami kecemasan sedang 36.76, dimana semakin bertambahnya usia, kematangan psikologi individu semakin baik. Artinya semakin matang psikologis seseorang, semakin baik pula adaptasi terhadap kecemasan Feist, 2010 Berdasarkan jenis kelamin hasil yang didapatkan responden terbanyak berjenis kelamin perempuan 55,88, dimana perempuan lebih cenderung mengalami kecemasan dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan dirasa lebih sensitif terhadap permasalahan, sehingga mekanisme koping perempuan lebih kurang baik dibandingkan laki-laki Gunarso, 1995 Menurut Adikusumo 2003 faktor eksternal mempengaruhi tingkat kecemasan diantaranya yaitu pendidikan. Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas tingkat pendidikan pada pasien preoperasi sebagian besar responden dengan pendidikan SMA yaitu 63,24 dan perguruan tinggi 7,35, ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan semakin rendah respon kecemasannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Lapian, dkk 2016 menjelaskan bahwa karakteritik Universitas Sumatera Utara 51 tingkat pendidikan lebih banyak SMA yaitu 69,2, dimana tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang menjadikan individu lebih selektif selama respon kecemasan berlangsung. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan dan mencerna informasi secara lebih mudah Gallo, 1995 Berdasarkan pekerjaan hasil yang diperoleh diatas pekerjaan responden terbanyak adalah tidak bekerja 60,3. Notoatmodjo 2007 bekerja umumnya adalah kegiatan yang menyita waktu sehingga dengan bekerja kecemasan dapat menjadi lebih ringan dibandingkan orang yang tidak bekerja. 2.3 Hubungan Pemberian Informasi dengan Tingkat Kecemasan Pasien Praoperasi di RSUD dr. Pirngadi Medan Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan Chi Square menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,223. Nilai tersebut p-value 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima, maka dismpulkan bahwa tidak ada hubungan pemberian informasi dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi di RSUD dr. Pirngadi Medan. Menurut Baradero, dkk 2008 mengatakan bahwa sebelum melakukan aktivitas pemberian informasi terlebih dahulu dikaji tentang kesiapan dan kemampuan pasien karena pasien yang mengalami kecemasan yang tinggi akan sulit menangkap apa yang dijelaskan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Elya, A, R. 2014 yang meneliti tentang hubungan pemberian informasi sebelum dilakukan tindakan dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap di RSU dr. H. Koesnadi Kab. Bondowoso. Metode pengujian yang digunakan uji spearman. Hasil yang diperoleh Universitas Sumatera Utara 52 menunjukkan bahwa nilai p-value yaitu 0,074 lebih besar dari nilai signifikan 0,05, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara hubungan pemberian informasi sebelum dilakukan tindakan dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Budikasi, dkk 2015 yang meneliti tentang hubungan pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi di IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p-value : 0,03 0,05, dapat disimpulkan ada hubungan pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi. Penelitian ini juga tidak sejalan dilakukan oleh Lapian, dkk 2016 tentang hubungan pemberian informasi sebelum tindakan operasi dengan tingkat kepuasan pasien di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Metode pengujian yang digunakan adalah metode nonparametric test chi-square. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p-value berada pada nilai 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, bahwa terdapat hubungan pemberian informasi sebelum tindakan operasi terhadap tingkat kepuasan pasien. Universitas Sumatera Utara 53

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan pemberian informasi dengan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di RSUD dr. Pirngadi Medan” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian informasi pada pasien preoperasi hasil yang diperoleh yaitu pemberian informasi adekuat 2. Kecemasan pada pasien preoperasi lebih banyak berada pada kategori kecemasan sedang. 3. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa nilai p-value lebih kecil dari nilai signifikan yang menunjukkan bahwa H0 diterima, maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pemberian informasi dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diberikan rekomendasi kepada berbagai pihak antara lain : 1. Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan keperawatan khususnya keperawatan medikal bedah sehingga perlu diberi penekanan materi tentang pemberian informasi dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Universitas Sumatera Utara