Pihak pemberi penghasilan adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan ketentuan perpajakan untuk memotongmemungut, antara lain yang
ditunjuk tersebut adalah badan Pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya. Apabila UMKM tergolong sebagai subjek pajak badan dalam negeri, maka diwajibkan juga sebagai
pemotongpemungutan pajak. Adapun jenis pemotonganpemungutan adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh
Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal 15 dan PPN dan PPn BM. Pelaporan dilakuan oleh Wajib Pajak dengan pengisian dan penyerahan surat
PemberitahuanSPT. c.
Kewajiban memberi data Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, wajib
memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur pada Pasal
35A UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU Nomor 16 Tahun
2009.
2.1.4 Sistem Perpajakan di Indonesia
Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yaitu Tax Policy, Tax Law dan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat disebut
sebagai metode atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara. Menurut Wirawan B. Ilyas
Universitas Sumatera Utara
dan Richard Burton 2007 : 22 sistem pemungutan pajak dapat dibedakan atas:
a. Official Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang harus
dibayar pajak yang terutang oleh seseorang. b.
Semi Self Assessment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
fiskus dan Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang.
c. Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. d.
Witholding System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga untuk memotong memungut besarnya pajak yang terutang
Seperti yang sudah di jelaskan pada bab sebelumnya, pemungutan pajak di Indonesia pada awalnya menggunakan official assessment system
dimana tanggung jawab pemungutan pajak sepenuhnya dilaksanakan oleh penguasa pemerintah, lalu pada tahun 1984 pemerintah membuat suatu
kebijakan dalam rangka mengoptimalkan penerimaan dalam sektor pajak
Universitas Sumatera Utara
berupa Tax Reform Reformasi Pajak. dengan mengubah sistem pemungutan pajak yang berlaku menjadi Self Assessment System yang mana sistem
pemungutannya memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar atau menyetorkan sendiri besarnya pajak
terutang, dan diawasi dalam pelaksanaanya oleh Fiskus. Self Assessment System tersebut berlaku hingga saat ini.
2.1.5 Pemeriksaan Pajak 1.
Definisi
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara
objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Pemeriksaan Pajak dapat dilakukan Kelompok Pemeriksa. Pemeriksaan tersebut juga dapat dilaksanakan di Kantor Pajak
Pemeriksaan Kantor atau di tempat Wajib Pajak Pemeriksaan Lapangan meliputi tahun-tahun yang lalu maupun tahun berjalan.
Apabila WP tidak melakukan kewajibannya sesuai dengan peraturan berlaku dan menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan,
maka pemeriksa pajak berwenang melakukan penyegelan.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan utama dari pemeriksaan pajak sendiri yaitu untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan seperti;
a. SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan pengembalian
pendahuluan pajak. b.
SPT rugi. c.
SPT tidak atau terlambat melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Teguran disampaikan
3. Hak Wajib Pajak Saat Pemeriksaan
a. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan
Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan.
b. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan
pemberitahuan secara tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan.
c. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan
penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan. d.
Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan Tim Pemeriksa Pajak mengalami
perubahan. e.
Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. f.
Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
g. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh
Tim Pembahas, dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan. h.
Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir
Kuesioner Pemeriksaan. i.
Mengajukan pengaduan apabila kerahasiaan usaha dibocorkan kepada pihak lain yang tidak berhak.
4. Kewajiban Wajib Pajak Saat Pemeriksaan
a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang pajak.
b. Memberi kesempatan untuk mengakses danatau mengunduh
data yang dikelola secara elektronik. c.
Memberi kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat atau ruangan, barang bergerak danatau tidak bergerak yang
diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan, dokumen lain, uang, danatau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh,
Universitas Sumatera Utara
kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang pajak serta meminjamkannya kepada Pemeriksaan Pajak.
d. Memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, antara lain
berupa: −
Menyediakan tenaga danatau peralatan atas biaya WP apabila dalam mengakses data yang dikelola secara
elektronik memerlukan peralatan danatau keahlian khusus −
Memberikan kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak danatau tidak bergerak
− Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya
Pemeriksaan Lapangan dalam hal jumlah buku, cacatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa
ke kantor Direktorat Jenderal Pajak. e. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. f. Memberikan keterangan lisan danatau tertulis yang
diperlukan.
5. Prosedur Pemeriksaan
a. Petugas pemeriksa harus dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan dan harus memperlihatkannya kepada Wajib
Pajak yang diperiksa b. Wajib Pajak yang diperiksa harus, apabila dalam
mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta
Universitas Sumatera Utara
keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan
Direktur Jendral Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu, bila Wajib Pajak Tidak memenuhi kewajiban
pengungkapan diatas.
2.1.6 Hubungan Sistem Perpajakan di Indonesia dengan Pemeriksaan Pajak