Sistem Perpajakan di Indonesia Pemeriksaan Pajak 1.

Pihak pemberi penghasilan adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan ketentuan perpajakan untuk memotongmemungut, antara lain yang ditunjuk tersebut adalah badan Pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Apabila UMKM tergolong sebagai subjek pajak badan dalam negeri, maka diwajibkan juga sebagai pemotongpemungutan pajak. Adapun jenis pemotonganpemungutan adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal 15 dan PPN dan PPn BM. Pelaporan dilakuan oleh Wajib Pajak dengan pengisian dan penyerahan surat PemberitahuanSPT. c. Kewajiban memberi data Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, wajib memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur pada Pasal 35A UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU Nomor 16 Tahun 2009.

2.1.4 Sistem Perpajakan di Indonesia

Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yaitu Tax Policy, Tax Law dan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat disebut sebagai metode atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara. Menurut Wirawan B. Ilyas Universitas Sumatera Utara dan Richard Burton 2007 : 22 sistem pemungutan pajak dapat dibedakan atas: a. Official Assessment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar pajak yang terutang oleh seseorang. b. Semi Self Assessment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang. c. Self Assessment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. d. Witholding System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong memungut besarnya pajak yang terutang Seperti yang sudah di jelaskan pada bab sebelumnya, pemungutan pajak di Indonesia pada awalnya menggunakan official assessment system dimana tanggung jawab pemungutan pajak sepenuhnya dilaksanakan oleh penguasa pemerintah, lalu pada tahun 1984 pemerintah membuat suatu kebijakan dalam rangka mengoptimalkan penerimaan dalam sektor pajak Universitas Sumatera Utara berupa Tax Reform Reformasi Pajak. dengan mengubah sistem pemungutan pajak yang berlaku menjadi Self Assessment System yang mana sistem pemungutannya memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar atau menyetorkan sendiri besarnya pajak terutang, dan diawasi dalam pelaksanaanya oleh Fiskus. Self Assessment System tersebut berlaku hingga saat ini.

2.1.5 Pemeriksaan Pajak 1.

Definisi Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan Pajak dapat dilakukan Kelompok Pemeriksa. Pemeriksaan tersebut juga dapat dilaksanakan di Kantor Pajak Pemeriksaan Kantor atau di tempat Wajib Pajak Pemeriksaan Lapangan meliputi tahun-tahun yang lalu maupun tahun berjalan. Apabila WP tidak melakukan kewajibannya sesuai dengan peraturan berlaku dan menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan, maka pemeriksa pajak berwenang melakukan penyegelan. Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan utama dari pemeriksaan pajak sendiri yaitu untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan seperti; a. SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan pajak. b. SPT rugi. c. SPT tidak atau terlambat melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Teguran disampaikan

3. Hak Wajib Pajak Saat Pemeriksaan

a. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan. b. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. c. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan. d. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan Tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan. e. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. f. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara g. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. h. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan. i. Mengajukan pengaduan apabila kerahasiaan usaha dibocorkan kepada pihak lain yang tidak berhak.

4. Kewajiban Wajib Pajak Saat Pemeriksaan

a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang pajak. b. Memberi kesempatan untuk mengakses danatau mengunduh data yang dikelola secara elektronik. c. Memberi kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat atau ruangan, barang bergerak danatau tidak bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang, danatau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh, Universitas Sumatera Utara kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang pajak serta meminjamkannya kepada Pemeriksaan Pajak. d. Memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, antara lain berupa: − Menyediakan tenaga danatau peralatan atas biaya WP apabila dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan danatau keahlian khusus − Memberikan kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak danatau tidak bergerak − Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam hal jumlah buku, cacatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak. e. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. f. Memberikan keterangan lisan danatau tertulis yang diperlukan.

5. Prosedur Pemeriksaan

a. Petugas pemeriksa harus dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan dan harus memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa b. Wajib Pajak yang diperiksa harus, apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta Universitas Sumatera Utara keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan Direktur Jendral Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu, bila Wajib Pajak Tidak memenuhi kewajiban pengungkapan diatas.

2.1.6 Hubungan Sistem Perpajakan di Indonesia dengan Pemeriksaan Pajak