Koefisien Determinasi Uji - METODE PENELITIAN

Y = Penerimaan Pajak a = Konstanta b = Koefisien Regresi X = Pemeriksaan Pajak

3.7.3 Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R Square Adjusted R2 untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu Pemeriksaan Pajak terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 0 ≤ R2 ≤ 1. Jika nilai R2 bernilai besar mendekati 1 berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika Adjusted R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas Ghozali, 2009:87. Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R - Square. Kelemahaan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R - square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model Ghozali, Universitas Sumatera Utara 2009:87. Oleh karena itu, digunakanlah Adjusted R – Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda.

b. Uji -

t Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji signifikansi parsial t-test. Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ketentuan sebagai berikut: Jika nilai t-hitungt- tabel, maka Ho diterima dengan α=5 Jika nilai t-hitungt- tabel, maka Ho ditolak dengan α=5. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Cicadas

Bandung Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, serta Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan. KMK tersebut memutuskan bahwa KPP Bandung Cibeunying yang semula wilayahnya meliputi wilayah Cibeunying dan wilayah Ujungberung dipecah menjadi dua KPP, yaitu KPP Bandung Cibeunying sebagai KPP lama meliputi wilayah Cibeunying, dan KPP Bandung Cicadas sebagai KPP baru meliputi wilayah Ujungberung ditambah wilayah kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kemudian berdasarkan KEP-122PJ2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II sejak tanggal 28 Agustus 2007 Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas mulai menerapkan sistem administrasi modern dan berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Universitas Sumatera Utara