7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Kerja
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
2.2 Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja PAK adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. PAK dapat dicegah, dan berat ringannya
penyakit yang disebabkan pekerjaan tergantung dari jenis dan tingkat penyakitnya Effendy, 1998.
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
status kesehatan kerja dari masyarakat pekerja bukan hanya dipengaruhi oleh bahaya-bahaya kesehatan ditempat kerja dan lingkungan kerja, tetapi juga faktor-
faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor-faktor lainnya Depkes RI, 1992.
Pada prinsipnya penyebab terjadinya PAK sama dengan penyebab penyakit lainnya yaitu tidak adanya keseimbangan antara host manusia, agent
penyebab, dengan environment lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penyakit Kulit Akibat Kerja
Penyakit kulit akibat kerja atau Occupational Dermatitis adalah segala kelainan pada kulit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyakit ini merupakan 50-60 dari seluruh penyakit akibat kerja, sebagian besar disebabkan karena pekerja kontak dengan bahan-bahan yang dipergunakan, diolah
atau dihasilka n oleh pekerjaan itu Suma’mur, 2014.
Penyebabnya dapat digolongkan atas: a.
Faktor Mekanik Gesekan, tekanan trauma, menyebabkan hilangnya barrier sehingga
memudahkan terjadinya sekunder infeksi. Penekanan kronis menimbulkan penebalan kulit seperti pada kuli-kuli bangunan dan pelabuhan.
b. Faktor Fisik
1. Suhu tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan miliara, combustion. 2. Suhu rendah menyebabkan chillblains, trenchfoot, frostbite.
3. Kelembaban terlalu rendah menyebabkan kulit dan selaput lendir saluran pernafasan menjadi kering dan pecah-pecah sehingga dapat terjadi
perdarahan pada kulit dan selaput lendir. 4. Radiasi elektromagnetik non ionisasi seperti ultraviolet dan infra merah.
5. Kelembaban yang menyebabkan kulit menjadi basah, hal ini dapat menyebabkan malerasi, paronychia dan penyakit jamur.
6. Kecepatan aliran udara yang lambat menyebabkan kemungkinan kontak dengan bahan kimia dalam bentuk gas, uap, asap, kabut menjadi lebih
besar.
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor Biologi
Bakteri, virus, jamur, serangga, kutu, cacing menyebabkan penyakit pada karyawan pelabuhan, rumah potong, pertambangan, peternakan, tukang cuci dan
lain-lain. d.
Faktor Kimia penyebab terbanyak Apabila kulit terpapar dengan bahan kimia dapat terjadi kelainan kulit
berupa dermatitis kontak iritasi atau dermatitis kontak alergi. Faktor penyebab terbanyak adalah agen kimia yang terdiri dari 4 kategori:
1. Iritan primer-asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam logam arsen, air raksa, dan lain-lain.
2. Sensitizer; logam dan garam-garamnya kromium, nikel, kobal, dan lain- lain.
3. Agen-agen aknegenik-naftalen dan bifenil klor, minyak mineral, dan lain- lain.
4. Photosensitizer-antrasen, pitch, devirate asam benzoate, hidrokarbon aromatic
, pewarna akridin, dan lain-lain.
2.4 Dermatosis Akibat Kerja