47
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Dermatosis Akibat Kerja
Dermatosis akibat kerja adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja. Istilah lain untuk dermatosis akibat kerja
adalah dermatosiss atau penyakit kulit yang timbul karena hubungan kerja. Penyakit tersebut timbul pada waktu tenaga kerja bekerja melakukan pekerjaan
atau disebabkan oleh faktor-faktor yang berada pada lingkungan kerja. Terminologi dermatosis lebih tepat dari pada penggunaan kata dermatitis, sebab
kelainan kulit akibat kerja tidak selalu berupa suatu peradangan infeksi, melainkan juga tumor atau alergi atau rangsangan fisik dan lainnya dapat menjadi
penyebab penyakit tersebut. Jadi penamaannya yang benar bukan dermatitis akibat kerja, karena dermatitis akibat kerja hanya merupakan salah satu aspek saja
dari dermatosis akibat kerja. Selain itu dapat pula dipergunakan istilah kelainan kulit akibat kerja. Persentasi dermatosis akibat kerja dari seluruh penyakit akibat
kerja menduduki porsi tertinggi sekitar 50-60 , maka dari itu penyakit ini pada tempatnya mendapat perhatian yang proporsional. Selain prevalensi yang tinggi,
dermatosis akibat kerja yang kelainannya biasanya terdapat pada lengan, tangan dan jari sangat mengganggu penderita melakukan pekerjaan sehingga sangat
berpengaruh negatif terhadap produktivitas kerjanya. Hasil penelitian gejala kelainan kulit di Kelurahan Pangkalan Masyhur
Kota Medan tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat 7 tempat pencuci mobil dengan jumlah pekerja pencuci mobil sebanyak 38 orang. Pekerja pencuci mobil
Universitas Sumatera Utara
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 38 orang pekerja. Kriteria inklusinya yaitu pekerja yang sebelum bekerja di tempat pencucian mobil tidak memiliki
riwayat penyakit kulit. Jumlah pekerja yang diteliti dimasing-masing tempat pencucian mobil
berbeda. Semua responden memenuhi kriteria inklusi, 38 orang pekerja tidak memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya. Dari 38 orang responden, terdapat 25
orang pekerja yang mengalami gejala kelainan kulit, sedangkan 13 orang lainnya tidak mengalami gejala kelainan kulit. Gejala kelainan kulit yang paling banyak
dirasakan yaitu kulit kering 17 orang dan lokasi yang paling banyak terdapat gejala kelainan kulit yaitu telapak tangan dan punggung tangan 19 orang. Hal ini
sesuai dengan Depkes, sebanyak 90 penyakit akibat kerja berlokasi di tangan Depkes, 2008.
Gejala kelainan kulit yang terjadi pada pekerja pencuci mobil diakibatkan pekerja saat mencuci mobil kontak langsung dengan bahan kimia racikan pencuci
mobil. Gejala kelainan kulit yang dirasakan pekerja yaitu gatal 15 orang, rasa
terbakar 7 orang, kemerahan 9 orang, bengkak 1 orang, lepuh kecil pada kulit 3 orang, kulit mengelupas 7 orang, kulit kering 17 orang, kulit bersisik 16
orang, penebalan pada kulit 2 orang, dan kutu air 13 orang. Lokasi gejala kelainan kulit terdapat di telapak tangan 19 orang, punggung tangan 19 orang,
lengan tangan 18 orang, dan kaki 17 orang. Menurut Waldon dari semua bentuk penyakit kulit akibat kerja terbatas pada tangan dan lengan bawah,
terkadang juga terdapat pada wajah, serta bagian tubuh lain juga kadang-kadang
dapat mengalaminya Astrianda, 2012.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Hubungan Faktor Host Usia, Masa Kerja, dan Lama Kerja dengan