Kesetimbangan Dalam Industri M edia pembelajaran

commit to user 19 suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm. Perhatikan contoh soal berikut: Ditentukan reaksi kesetimbnagan: 1 N 2g + 3H 2g ⇔ 2NH 3g H = -92,2 kJ 2 H 2 O g ⇔ ½ H 2g + O 2g H = +242 kJ Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika suhu dinaikkan? Jawab: Pada kenaikan suhu, kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi endoterm; Pada kesetimbangan 1, reaksi bergeser ke kiri Pada kesetimbangan 2, reaksi bergeser ke kanan e. Pengaruh Katalisator Dalam bab 3 telah dijelaskan bahwa katalisator memperbesar laju reaksi karena menurunkan energi pengaktifan. Penurunan energi pengaktifan tersebut berlaku untuk kedua arah. Jadi, katalisator akan mempercepat laju reaksi maju sekaligus laju reaksi balik. Oleh karena itu, penggunaan katalisator akan mempercepat tercapainya keadaan setimbang.suatu reaksi yang memerlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat dicapai dalam beberapa menit dengan adanya katalisator. Suatu katalisator juga penting dalam reaksi yang memerlukan suhu tinggi, karena dengan sutu katalisator reaksi seperti itu dapat berlangsung pada suhu yang lebih rendah. Hal itu akan jadi sangat penting jika reaksi pada suhu tinggi mengurangi rendemen hasil reaksi. M eskipun katalisator dapat mempercepat pencapaian keadaan setimbang, namun katalisator tidak mengubah komponen kesetimbangan.

III. Kesetimbangan Dalam Industri

Banyak proses pembuatan zat kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.agar efesien, kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan memiinimalkan reaksi balik. Pada bagian berikut kita akan membahas bagaimana prinsip kesetimbangan diterapkan pada pembuatan amonia dan asam sulfat. commit to user 20 1. Pembuatan Amonia M enurut Proses Haber-Bosch Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78 volum. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam.satu-satunya sumber alam yang penting adalah NaNO 3 yang disebut senyawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak, misalnya, untuk industri pupuk, mesiu, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen disebut fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat pentinng. M etode yang paling utama adalah dengan mereaksikan nitrogen dengan hidrogen membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat. Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz Haber 1908, seorang ahli kimia dari Jerman.sedangkan proses industri pembuatan amonia, untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia, juga dari Jerman. Persamaan termokimia realsi sintesis amonia adalah: N 2g + 3H 2g ⇔ 2NH 3g H = -92,4 kJ Pada 25 o C : Kp = 6,2 x 10 5 Berdasarkan pada prinsip kesetimbangan, kondisi menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan pembentukan NH 3 adalah suhu rendah tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berjalan sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500 o C sekalipun. Di pihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500 o C dan tekanan sekitar150 – 350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al 2 O 3 , M gO, CaO, dan K 2 O. dewasa ini, seiring dengan kemajuan teknologi, digunakan tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahakan. M ula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi dimampatkan hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuaran gas dipanaskan dalam suatu ruangan bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Campuran gas kemudiann didinginkan sehingga amonia mencair. Gas nitrogen dan gas commit to user 21 hidroen yang belum bereaksi dan juga amonia yang tidak mencair diresirkulasi, sehingga pada akhirnya semua diubah menjadi amonia. 2. Pembuatan Asam Sulfat M enurut Proses Kontak Satu lagi contoh industri yang berdasarkan reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Reaksi yang terjadi dapat diringakas sebagai berikut: 1. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida S s + O 2g ⇔ SO 2g 2. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida 2SO 2g + O 2g ⇔ 2SO 3g 3. Belerang trioksida dilarutakan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat H 2 SO 4aq + SO 3g ⇔ H 2 S 2 O 7l 4. Asam pirosulfat direasikan dengan air dapat membentuk asam sulfat pekat H 2 S 2 O 7l + H 2 O l ⇔ H 2 SO 4aq Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi 2. Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia,reaksi ini hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tingi kesetimbangan bergeser ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500 o C dengan katalisator V 2 O 5 . sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO 3, tetapi ternyata penambahan tekanan tidak diimbangi penambahan hasil yang memadahi. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1 atm

IV. Tetapan Kesetimbangan

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 9 48

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATANPEMBELAJARAN BRAIN BASED TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER I SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009 PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA

0 4 88

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE GI DAN METODE TAI YANG DILENGKAPI LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN

3 20 64

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DILENGKAPI MODUL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1

0 7 77

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

1 6 19

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA FLASH DILENGKAPI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK IKATAN KIMIA SISWA KELAS X. 4 SMA NEGERI 1 DAYEUHLUHUR TAHUN AJARAN 2010 2011 | Sutaryono | Jurnal P

0 0 8

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) MENGGUNAKAN MEDIA LKS DILENGKAPI MOLYMOD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013 2014 | Asna | Jurnal Pendidikan Kimia 3

0 0 9

DESKRIPSI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 TELUK KERAMAT

0 1 16

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SUBMIKROSKOPIK BERBASIS FLASH PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 1 8

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 KURIPAN TAHUN AJARAN 20172018

0 0 11