Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perbaikan pada sistem Pendidikan Nasional yang termasuk pada penyempurnaan kurikulum. Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang mengalami perubahan dari kurikulum 1994 yang disempurnakan diganti dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK tahun 2004 dan saat ini sedang diterapkan dan dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. KTSP yang merupakan pengembangan dari kurikulum 2004 mempunyai prinsip bahwa kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Hasil belajar yang dinilai mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotor diharapkan dapat tercapai sebagai hasil pembelajaran. Secara umum pengajaran kimia bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan intelektual dan psikomotor dalam bidang kimia yang dilandasi sikap ilmiah sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu materi pembelajaran kimia di SM A adalah Kesetimbangan Kimia. Dalam materi tersebut terdapat konsep-konsep yang abstrak yang memerlukan pengamatan siswa. salah satu sub materi Kesetimbangan Kimia adalah Pergeseran Kesetimbangan Kimia yang didalamnya terdapat pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan , hal ini dapat ditunjukkan salah satunya dengan adanya perubahan warna yang terjadi sehingga arah pergeseran kesetimbangan dapat diketahui bergeser ke kanan atau ke kiri. Konsep yang bersifat abstrak ini dapat lebih nyata dengan melakukan praktikum di laboratorium, sehingga diharapkan siswa dapat mengamati secara langsung agar pembelajaran lebih jelas. M asalah yang timbul adalah tidak semua sekolah mempunyai gedung laboratorium dengan peralatan praktik kimia yang lengkap. Kondisi ini terutama dialami oleh SM AN 1 Ceper Klaten yang terletak di pedesaan, tidak memiliki commit to user 2 laboratorium kimia yang memadai, dan hanya memiliki peralatan praktikum sederhana. Hal ini tentu tidak mendukung upaya pembelajaran kimia melalui pengalaman langsung oleh siswa terhadap konsep dan fakta kimia. Sehubungan dengan itu, peneliti mencoba memberikan satu terobosan pembelajaran kimia dengan melaksanakan praktikum tanpa gedung laboratorium dan peralatan kimia yang mahal yaitu VBL Video Based Laboratory. VBL sebagai alat bantu potensial dalam pengembangan kemampuan interpretasi bagi siswa. VBL akan digunakan untuk menampilkan percobaan kimia tentang pergeseran kesetimbangan dengan baik tanpa melalui praktik langsung. VBL diharapkan berkemampuan baik untuk digunakan sebagai media pengajaran Kesetimbangan Kimia yang mencakup aspek teoritis maupun eksperimental. Dalam sebuah penelitian sebelumnya dengan judul ”Work In Progress- Video-Based Lab Tutorials in an Undergraduate Electrical Circuit Course”, dalam jurnal Rose- Human Institute of Technology, Terre Haute, IN 47803, menunjukkan hasil bahwa media yang digunakan yaitu VBL memberikan hasil yang lebih baik daripada pembelajaran pembelajaran yang berbasis pada teks. Selain itu media VBL tidak membuat bingung dan frustasi siswa ketika siswa masih belum familier dengan peralatan yang mau dioperasikan M ateri pokok bahasan Kesetimbangan Kimia yang diberikan pada kelas XI SM A semester I di SM AN 1 Ceper Klaten tahun pelajaran 20072008 menunjukkan bahwa nilai hasil pembelajaran rata-rata rendah. Hal ini karena adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa untuk pelajaran kimia khususnya materi Kesetimbangan Kimia. Selain itu juga menunjukkan bahwa pengajaran yang diberikan kepada peserta didik khususnya materi Kesetimbangan Kimia belum maksimal sehingga hasil yang didapat belum memuaskan. Rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada materi Kesetimbangan Kimia ini, dimungkinkan karena rendahnya motivasi belajar siswa dan proses belajar mengajar yang hanya berpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar tersebut. Berkaitan dengan hal diatas maka harus dicari model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Karena model pembelajaran yang kebanyakan digunakan hanya satu arah saja, dimana commit to user 3 guru hanya mentransfer ilmunya secara utuh ke pikiran siswa tanpa memperhatikan kemampuan siswa berbeda-beda. Sedangakan siswa hanya sebagai obyek dan dibatasi kebebasannya dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga membuat siswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada pembelajaran kooperatif penggunaan ketrampilan-ketrampilan sangat penting untuk mengembangkan sikap saling bekerjasama, mempunyaai rasa tanggung jawab dan mampu berkompetisi secara sehat. Sifat dan sikap demikian akan membawa pribadi yang diharapakan berhasil dalam menghadapi tantangan pendidikan yang lebih tinggi yang berorientasi pada kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Anggota kelompok yang mempunyai prestasi lebih baik harus membantu teman sekelomponya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil Slavin, 1985 : 5. M aka perlu adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: diskusi, presentasi, debat pendapat dan sebagainya. Sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung aktif dan siswa tidak cepat merasa bosan. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dalam proses belajar mengajar dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah faktor motivasi belajar siswa terhadap materi yang akan dipelajari. M otivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak atau dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. M otivasi lain tumbuh dalam diri seseorang dapat juga dirangsang dari luar. Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan media VBL bukan hanya diharapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam hal menginterpretasikan konsep-konsep abstrak dalam kimia namun juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan motivasi belajar. Selain faktor motivasi belajar siswa, pemilihan metode mengajar yang tepat untuk materi pokok bahasan tertentu juga mempengaruhi pencapaian tujuan belajar dari pembelajaran kimia. Dengan adanya metode pembelajaran kooperatif commit to user 4 yang menuntut keaktifan siswa seperti GI Group Investigation diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. M etode GI yaitu sistem pembelajaran yang membuat siswa mempunyai minat dan antusias untuk berperan aktif baik secara individu ataupun dalam kelompok mencari informasi sendiri, serta sharing pemahaman dengan teman kelompok lain. Dengan GI ini diharapkan siswa mempunyai kompetensi yang lebih baik. Siswa diharapkan mempunyai pemahaman secara penuh konsep-konsep dalam Kesetimbangan Kimia dan diharapakan siswa dapat berlatih diskusi mengeluarkan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain, bekerjasama dalam kelompok team work, memimpin diskusi, serta berpresentasi. Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian tentang penerapan metode kooperatif GI yang dilengkapi dengan penggunaan VBL untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep. Dengan modifikasi keduanya tersebut, maka siswa diberi kebebasan untuk membangun sendiri pengetahuannya. Keduanya merupakan faktor yang sangat membantu dalam membentuk dan mengembangkan pengetahuan siswa. Dengan demikian, modifikasi antara GI dengan penggunaan VBL akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi Kesetimbangan Kimia

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 9 48

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATANPEMBELAJARAN BRAIN BASED TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER I SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009 PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA

0 4 88

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE GI DAN METODE TAI YANG DILENGKAPI LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN

3 20 64

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DILENGKAPI MODUL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1

0 7 77

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

1 6 19

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA FLASH DILENGKAPI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK IKATAN KIMIA SISWA KELAS X. 4 SMA NEGERI 1 DAYEUHLUHUR TAHUN AJARAN 2010 2011 | Sutaryono | Jurnal P

0 0 8

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) MENGGUNAKAN MEDIA LKS DILENGKAPI MOLYMOD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013 2014 | Asna | Jurnal Pendidikan Kimia 3

0 0 9

DESKRIPSI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 TELUK KERAMAT

0 1 16

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SUBMIKROSKOPIK BERBASIS FLASH PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 1 8

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 KURIPAN TAHUN AJARAN 20172018

0 0 11