g. Tahun 1936, Lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya
mengadakan perbaikan, adalah para penguasa yakni Pemerintah Hindia Belanda, nomor arah landasan pada saat itu adalah 10-28, panjangnya
600 M
h. Tahun 1937, Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pemetaan kota
Medan.Pemetaan Pemetaan dari udara dilaksanakan dengan pesawat udara milik KNILM.
i. Tahun 1940, Lapangan Terbang Polonia serta Pelabuhan Belawan
mengalami kerusakan yang berat akibat dibom oleh tentara Jepang, seluruh kegiatan ekspor dari pelabuhan belawan terhenti, karena
seringnya pesawat pembom jepanng menyerang ke pelabuhan tersebut.
3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan
a. Tahun 1945, sehubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka secara otomatis seluruh tanah air kembali milik Pemerintah Republik Indonesia,dan dikuasai
sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia.
b. Tahun 1946, Tentara sekutu Jepang membangun kembali Lapangan
Terbang Polonia yang rusak berat akibat terjadinya perang. Letak posisi arah landasan diubah menjadi 05-223, dan landasan sepanjang 800 M
Universitas Sumatera Utara
yang akan disusun menggunakan lempengan besi-besi PSP Peirces Stell Plank.
c. Tahun 1948, pemerintah Hindia Belanda kembali menguasai lapangan
terbang Polonia, kemudian diadakan pembangunan berupa perpanjangan landasan menjadi 1000 M. Pada tahun ini tenaga-tenaga Indonesia juga
sudah aktif membangun, pada waktu itu dinamakan “Penerbangan Sipil” , yang selanjutnya berubah menjadi jawatan penerbangan sipil, dan
kemudian landasan menjadi 1.200 M.
d. Tahun 1950, pengelola Lapangan terbnag Polonia saat itu adalah
Angakatan Udara Republik Indonesia AURI, dalam hal ini Dinas Teknik dan Dinas Pekerjaan umum bagian lapangan terbang, perusahaan
penerbangan yang masuk ke Polonia saat itu adalah KLM dan Garuda. Pada tahun ini AURI melaksanakan landasan menjadi 1800 M panjang
dan lebarnya 45 M
e. Tahun 1951, KASAP-RI Kepala Staff - Republik Indonesia, melalui
Surat Keputusan No :1 1951, menyatakan bahwa seluruh pangkalan udara bekas Pemerintahan Belanda maupun Jepang diserahkan kepada
Angkatan Udara Republik Indonesia AURI. Dengan demikian Pangkalan Udara Polonia Meda sejak saat itu berada dalam hal aset
maupun pengelolaan.
Universitas Sumatera Utara
f. Tahun 1959, berdasarkan ketentuan pemerintah Republik Indonesia
keputusan 3 tiga menteri yakni Menteri dalam Negeri, Menteri Perhubungan, Menteri Hankam Panglima Angkatan Bersenjata. Maka
pengelolaan lapangan terbang Polonia dikelola oleh 2 dua instansi sebagai “Enclave Militer” yakni:
1. Militer Angkatan Udara Republik Indonesia 2. Sipil Jawatan Penerbangan Sipil
Pada tahun ini pengelolaan Lapangan terbang di pihak sipil mulai dilaksanakan oleh para petugas yang professional. Manajemen Lapangan
Terbang Polonia saat itu adalah para petugas lulusan Akademi Penerbangan Indonesia curug, sedangkan Kegiatan Militer dilaksanakan
oleh AURI beserta jajarannya.
g. Tahun 1963, Jawatan Penerbangan Sipil diubah menjadi Direktorat
Penerbangan sipil yang berada dalam naungan Departemen Perhubungan Pekerjaan umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status Pelabuhan udara
dimana menjadi tempat Pangkalan Udara Militer, menjadi pelabuhan Udara bersama. Maka berdasarkan keputusan bersama antara Menteri
Panglima Angkatan Udara dengan Menteri Perhubungan No: 23 Thn 1963 dan C 22 1 22 – U P-II-U tanggal 15 Juli 1963, status
Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara bersama, sedangkan aset tanah tetap dalam kekuasaan AURI.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Pada Masa Pembangunan