3. Brainware Tenaga Pelaksana
Yaitu aspek manusia yang menangani pengolahan komputer maupun pengembangannya dengan menggunakan akal pikirannya,
dan dapat digolongkan menjadi: a.
Sistem analis, yaitu orang yang akan membentuk dan membangun fasilitas sistem desain.
b. Programmer, yaitu orang yang akan menyusun instruksi bagi
komputer. c.
Operator, yaitu orang yang akan menangani secara langsung pengolahan data dalam ruangan komputer.
b. Aspek Non Teknis
1. Dukungan Manajemen
Pada dasarnya suatu sistem komputerisasi dilaksanakan dalam suatu organisasiinstansi untuk membantu pengolahan informasi
bagi kepentingan Manajemen dalam rangka pengambilan keputusan. Dan apabila hal ini tidak disadari oleh manajemen,
berarti kurangnya support dari pada pimpinan sehingga tujuan pengadaan peralatan komputer dalam perusahaan tersebut akan sia-
sia.
Universitas Sumatera Utara
2. Displin ilmu
Setelah Manajemen menyadari akan berartinya tujuan pengadaan peralatan komputer dalam suatu perusahaaninstansi, maka
Manajemen harus juga menyediakan sumber daya manusia yang memiliki disiplin ilmu khususnya komputer agar tujuan yang akan
tercapai dapat terlaksana dengan baik.
2.2 Sistem dan Data
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai metoda, cara atau teknik yang mempunyai defenisi satu kumpulan terpadu yang komponen-komponennya saling
bergantungberkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
bergantung satu sama lain Lucas, 1987. Unsur yang mewakili suatu sistem secara umum yaitu:
a. Masukan input adalah datainformasi yang telah dialihkan dari suatu
media penyimpanan extern kedalam penyimpanan intern computer. b.
Pengolahan proses adalah bagian dari suatu sistem yang berfungsi sebagai pengolahan yang merubah masukan menjadi keluaran.
Universitas Sumatera Utara
c. Keluaran output adalah informasi yang dihasilkan oleh manipulasi
penanganan komputer yang akan diserahkan kepada pihak yang berhak dan membutuhkannya.
Disamping itu sistem ini tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya sehingga lingkungan sistem tersebut ikut mempengaruhi kondisi dan sifat-sifat sistem. Batasan
yang ada dalam sistem disebut Boundary yang merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya.
2.2.2 Pengertian Data
J. Longkutoy menyatakan bahwa istilah data adalah majemuk dari kata “datum”, yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan
kenyataan, simbol-simbol, yang menyatakan suatu ide, objek, kondisi suatu situasi dan lain-lain.
Jelasnya data dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja. Kegunaan data adalah sebagai bahan dasar yang objektif di dalam proses penyusunan
kebijaksanaan dan keputusan oleh pimpinan organisasi. Jadi data dapat merupakan bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi. Data yang telah atau belum
diolah akan disimpan dalam media penyimpanan yang berguna untuk menyajikan informasi yang sama atau yang akan dibutuhkan dikemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengolahan Data
2.3.1 Pengertian Pengolahan Data
Gerge R. Terry,Ph.D, menyatakan bahwa pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
Pengertian lain menyatakan , pengolahan data adalah segala kegiatan dengan tujuan untuk mengolah data menjadi informasi, baik dengan menggunakan peralatan
elektronik maupun manual.
2.3.2 Tahapan Pengolahan Data
Dalam mengolah data, baik yang dilakukan secara sederhana maupun menggunakan komputer, kegiatannya mencakup antara lain:
1. Originating Recording Perekaman
Yaitu data yang akan diolah ditulis dalam suatu formulir untuk dijadikan dasar dalam pengolahan selanjutnya.
2. Classfiying Penyusunan Yaitu pemberian suatu identifikasi masalah
kedalam data yang akan diolah. 3.
Sorting Pengelompokan Yaitu pengaturanpengelompokan data yang telah diolah berdasrkan sesuatu. Misalnya diurutkan menurut kode
klasifikasinya. 4.
Calculating Penghitungan Yaitu memanipulir data seperti pelaksanaan perhitungan.
Universitas Sumatera Utara
5. Summarizing Penyusunan Laporan Yaitu pembuatan laporan yang
sesuai dengan keinginan pemakai informasi. 6.
Storing Penyimpanan Yaitu Penyimpanan data yang sejenis kedalam suatu file untuk referensi yang akan datang. Namun perlu diinngatkan
bahwa periode penyimpanan data berlainan antara data yang satu dengan jenis data yang lainnya, dan juga media dari pada tempat penyimpanan
data ada bermacam-macam disesuaikan dengan metode dan peralatan yang digunakan.
7. Retrieving Pencarian Yaitu pengolahan data yang dilakukan untuk
pencarian data kedalam file yang disimpan. 8.
Reproducing Penggandaan Yaitu pengolahan data yang sudah ada dan ingin diperbanyak lagi.
9. Communicating Pembagian Yaitu transfer data dari suatu kegiatan ke
kegiatan yang lainnya untuk diselesaikan atau untuk pengolahan selanjutnya.
2.3.3 Tujuan Pengolahan Data
Adapun tujuan dari pengolahan data adalah untuk menghasilkan output yang segera dapat dipergunakan. Hasil dari pengolahan data atau output tadi biasanya disebut
informasi.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Metode Pengolahan Data
Sistem informasi dalam kebanyakan organisasi biasanya terdiri atas berbagai metode teknologis dan manual. Menurut Burch dan Strater, ada 4 empat macam metode
pengolahan data yang terpenting untuk diketahui yaitu: 1.
Manual Yaitu semua operasi data dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat
penting seperti pensil, kertas, mistar hitung, dan sebagainya. 2.
Electromechanical Yaitu suatu gabungan dari manusia dan mesin.
3. Punched Equipment
Penggunaan semua peralatan yang dipergunakan dalam apa yang kadang- kadang disebut sebagai suatu sistem warkat unit unit record system.
4. Electronic Computer
Yaitu susunan dari alat–alat masukan, suatu unit pengolahan pusat Central Proccesing Unit dan alat-alat keluaran seperti komputer.
2.4 Data base
2.4.1 Data base
Data base basis data adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file yang lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan
suatu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu. Bila terdapat file yang tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lainya berarti file tersebut bukanlah kelompok dari suatu data base, dan itu akan dapat membentuk data base sendiri.
Data base juga merupakan landasan bagi pembuatan dan pengembangan program aplikasi. Oleh sebab itu, data base harus dibuat sedemikian rupa sehingga
pembuatan program lebih mudah, murah, dan cepat.
2.4.2 Ciri-ciri Data base
Adapun ciri-ciri data base adalah : a.
Sistem yang dapat menyimpanan data kedalam media disk. b.
Sistem yang dapat mengeluarkan data dari media disk ke media kertas. c.
Sistem mempunyai alternatif untuk mencetak output ke file atau kertas. d.
Dapat terpisah dari program. e.
Sistem yang menganut pengolahan data untuk ditambah, diubah atau dihapus dengan mudah terkontrol.
2.4.3 Tujuan Data base
Setiap manajemen yang merancang dan menyusun data base harus mempunyai tujuan antara lain:
a. Menyediakan tempat penyimpanan misalnya untuk data yang relevan.
b. Membuat agar user mudah mendapat data.
c. Memungkinkan jawaban yang segera atas permintaan data dari user.
d. Melakukan modifikasi dengan segera pada data base tersebut.
Universitas Sumatera Utara
e. Menghapus data yang berlebihan.
f. Memungkinkan penggunaan secara serentak oleh beberapa user.
g. Memungkinkan perkembangan lebih lanjut didalam sistem data base.
h. Melindungi data dari kerusakan fisik.
2.5 Visual Basic
Visual Basic adalah sebuah pemrograman tingkat tinggi yang merupakan pengembangan dari versi DOS, sebelumya yaitu BASIC kependekan dari Beginners
Allpure Symbolic Instruction Code.
Banyak keunggulan dimiliki oleh MS-Visual Basic 6.0 dan yang menonjol adalah kemudahan dalam pemakaian. Dengan bahasa yang mudah ini kini dapat
membuat apapun yang dibutuhkan. Keunggulan Visual Basic 6.0 dalam bidang data base, sekarang lebih ditingkatkan dengan adanya ODBC Open Data Base
Connectivity, DAO Data Acces object, ADO Activex Data Object maupun RDO Remote Data Object. Dengan demikian disusun aplikasi data base secara mudah dan
menyenangkan. Mulai dari desktop, client server sampai database yang mampu menjangkau antara negara lewat internet.
2.5.1 Bahasa Pemrograman Visual Basic
Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer
untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Basic selain disebut sebagai bahasa
Universitas Sumatera Utara
pemrograman yang sering juga disebut sarana untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasis windows.
Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic diantaranya sebagai berikut :
a. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows.
b. Untuk membuat semua objek-objek pembantu seperti control activeX,
file help, aplikasi internet dan sebagainya. c.
Menguji program debugging dan mengahasilkan program akhir berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.
Bahasa Visual Basic cukup sederhana dan menggunakan bahasa inggris yang umum digunakan. Didalam Visual Basic sintaks maupun format sudah disediakan
dalam pilihan yang tinggal diambil sesuai kebutuhan. Selain itu, sarana pengembangan yang bersifat visual memudahkan untuk mengembangkan program
aplikasi berbasis windows, bersifat mouse-driven digerakkan dengan mouse, dan berdaya guna tinggi. Visual Basic juga merupakan aplikasi windows oleh karena itu,
untuk menjalankanya harus dari dalam windows.
2.5.2 Integreted Development Environment IDE
Kepopuleran Visual Basic sebenarnya datang dari lingkunngan yang sering disebut Integreted Development Environment IDE. IDE membantu membangun sebuah
aplikasi besar, menulis sebuah program, menjalankan program, dan menghasilkan sebuah excutable file. Executable file yang dihasilkan Visual Basic bersifat
Universitas Sumatera Utara
independent. Dan karena itu file tersebut dapat dijalankan pada komputer tanpa harus mengintal Visual Basic.
Gambar 2.1 Form Aplikasi Visual Basic
2.5.3 Menjalankan IDE
Beberapa cara untuk memulai IDE Visual Basic: a.
IDE Visual Basic dapat dimulai melalui start menu, peletakan path-nya tergantung pada saat menginstall Visual Basic sebagai bagian dari Visual
Studio.
Universitas Sumatera Utara
b. IDE Visual Basic dapat dimulai dengan membuat short-cut pada jendela
desktop untuk memulainya cukup melakukan double-click pada short-cut tersebut.
c. Ketika Visual Basic diinstall, file-file Visual Basic .frm, .bas, .vpb
didaftarkan pada sistem operasi windows, karena itu untuk memulai Visual Basic anda dapat menukar double-click nya pada file-file tersebut.
2.5.4 Memilih Type Project
Pada saat IDE Visual Basic pertama kali dijalankan, anda akan diminta untuk memilih tipe project yang akan dibangun. Misalnya Standard EXE, ActiveX EXE, ActiveX
DLL, dan lain sebagainya.
Gambar 2.2 Kotak Dialog New Project
Universitas Sumatera Utara
Komponen-komponen dari lingkungan Visual Basic antara lain: 1. Menu
Bagian menu dari Visual Basic 6.0 terlihat seperti Gambar 2.3
Gambar 2.3. Menu
Pada bagian menu terdapat tiga belas menu utama, yaitu menu file, Edit, View, Project, Format, Debug, Run, Query, Diagram, Tools, Add-Ins,
Windows, dan Help. Untuk menggunakan menu utama hanya tinggal mengklik pada menu utama kemudian memilih pada submenu.
2. Toolbar
Visual Basic memiliki sejumlah toolbar. Toolbar-toolbar tersebut dapat
diletakkan pada sebelah atas IDE Visual Basic atau menjadi windows didalam IDE Visual Basic. Toolbar-Toolbar tersebut antara lain:
a. Toollbar standart, yang berisi tool yang digunakan untuk
perintah-perintah seperti membuka atau menyimpan sebuah project.
Gamabar 2.4. Toolbar Standart
Universitas Sumatera Utara
b. Toolbar debug, berisi perintah seperti yang terdapat pada menu
debug. Jika toolbar tersebut tidak terdapat pada IDE, anda dapat memilih menu view toolbar untuk menampilkan toolbar tersebut.
Gambar 2.5. Toolbar Debug
c. Toolbar edit, berfungsi pada saat kita mengedit sebuah kode,
menambahkan break point, pada bookmars.
Gambar 2.6. Toolbar edit
d. Toolbar form editor, digunakan untuk mengatur posisi control yang
ada pada form.
Gambar 2.7 Toolbar form editor
Universitas Sumatera Utara
3. Jendela Property Windows ini berfungsi menyiapkan segala properties dari objek yang
diperlukan dalam perancangan user interface maupun pemrograman. Pada windows ini terdapat semua property yang dimiliki oleh objek
terpilih. Pada windows ini terdapat dua tab yang menampilkan properties dalam dua cara sesuai nama tab yaitu alphabet dan categories.
Gambar 2.8 Jendela Property
4. Project Explorer Project eksplorer berfungsi sebagai sarana mengakses bagian-bagian
pembentuk project. Pada bagian window ini terdapat tiga tombol pengaktif untuk windows code, windows object dan toogle folder. Juga
terdapat diagram yang menampilkan susunan folder penyimpanan file project.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Project Explore
5. Windows Form Layout Digunakan untuk mengatur tata letak form pada layer monitor.
Seringkali kita salah menempatkan form sehingga sulit untuk mendapatkan posisi yang diinginkan. Dengan adanya windows form
layout ini pekerjaan yang berulang-ulang biasanya terhindari.
Gambar 2.10. Form Layout
Universitas Sumatera Utara
6. Form
Form adalah tempat membuat tampilan user interface untuk program aplikasi. Pada form kita dapat meletakkan atau menambah objek kontrol.
Gambar 2.11 Form
2.5.5 Kemampuan dan Manfaat Visual Basic
1. Dapat membuat program-program aplikasi yang berbasis windows.
2. Dapat membuat objek-objek program bantu seperti ActiveX, Aplikasi
Internet, dan File Help. 3.
Sangat mendukung sebagai pengelola data base server dan pembuatan program multi user.
Universitas Sumatera Utara
2.5.6 Keunggulan Visual Basic
1. Memiliki compiler handal yang dapat menghasilkan file executable yang
lebih cepat dan efisien. 2.
Memiliki sarana handal untuk mengakses data base yang berkemampuan tinggi.
3. Tambahkan kontrol-kontrol baru yang lebih canggih dan selalu
disesuaikan dengan kebutuhan serta peningkatan kaidah struktur bahasa Visual Basic.
4. Memiliki fasilitas wizard yang baru untuk melakukan otomatisasi tugas-
tugas tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Bab 3
SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
3.1 Sejarah berdirinya PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
Bandar Udara merupakan titik awal dan titik akhir suatu kegiatan penerbangan, karena Bandar Udara adalah suatu tempat untuk tinggal landas dan mendaratnya pesawat
udara, naik turunnya penumpang, membongkar dan memuat pos, barang, hewan dan tanaman, termasuk segala fasilitas penunjang penyelenggara kegiatannya, fasilitas
keselamatan penerbangan dan usaha penunjang penerbangan lainya.
Bandar Udara Polonia Medan sebagai pintu gerbang utama bagi angkutan udara di Sumatera Utara umumnya dan kota Medan khususnya, mempunyai perananan
strategis terutama dalam pelayanan jasa angkkutan penerbangan, baik dalam negeri Domestic maupun mancanegara Internasional.
Bandar Udara Polonia Medan yang merupakan satu Bandar Udara Internasional yang ada di Nusantara ini, Pada saat ini dikelola secara profesional oleh PT. Persero
Angkasa Pura II terhitung mulai 1 januari 1994.
Perkembangan Bandar Udara Polonia Medan, setiap tahun semakin meningkat baik dari segi pemakai jasa angkutan udara, segi operasional maupun fasilitas
Universitas Sumatera Utara
keselamatan penerbangan yang didukung dengan peralatan modern dan canggih. Seluruh perkembangan dan kemajuan yang dialami sekarang ini tidak terlepas dari
dukungan seluruh pelaku sejarah dan para perintis yang telah banyak berjasa untuk membangun Bandar Udara Polonia Medan sejak zaman penjajahan sampai zaman
pembangunan.
3.3.1 Pada Masa Penjajahan
a. Tahun 1872, BARON MISCHALASKY, seorang bangsa Polandia
mendapatkan konsesi dari pemerintah Hindia Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatera Timur di daerah Medan. Kemudian
dia menamakan daerah wilayah konsesinya itu dengan nama “POLONIA” yaitu nama negeri kelahirannya.
b. Tahun 1879, karena suatu dan lain hal, konsesi atas tanah perkebunan itu
berpindah tangan kepada DELI MAATSCHAPPIJ DELI MIJ. Pada tahun itu terdengar kabar bahwa pioneer penerbang bangsa Belanda
yakni Mr. Van Der Hoop akan menerbangkan pesawat kecilnya “FOKER”dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam jangka waktu 20
jam terbang, maka DELI MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu menyediakan sebidang tanah untuk diserahkan sebagai lapangan terbang
pertama di Kota Medan.
c. Tahun 1924, setelah berita pertama tahun 1879 tentang keadaan
pesawat udara tidak terdengar lagi, maka baru tahun 1924 rencana
Universitas Sumatera Utara
kedatangan pesawat udara kembali terdengar. Mengingat bahwa waktu semakin pendek akhirnya persiapan untuk lapangan terbang tidak dapat
dikejar. Akhirnya pesawat kecil yang diawaki oleh MR. Van Der Hoop, VN Poelman, dan Van Der Broeke, mendarat di lapangan pacuan kuda
yakni “DELI RENVEREENIGING”. Pesawat FOKER itu mendarat darurat di Medan dan disambut oleh SULTAN SULAIMAN SARIFUL
ALAMSYAH seorang Sultan dari Kesultanan Serdang beserta seluruh rakyatnya yang menyambut dengan gembira. Kemudian SULTAN
SULAIMAN SARIFUL ALAMSYAH dijamu sebagai orang pertama menaiki pesawat itu untuk melihat kota Medan dari udara.
Setelah pesawat yang pertama kali datang ke kota Medan tersebut mendarat, maka Asisten Residen Sumatera Timur yakni Mr. C.S. VAN
KEMPEN pada waktu itu mendesak pemerintah Hindia Belanda di Batavia Jakarta agar mempercepat dropping uang untuk menyelesaikan
pembangunan lapangan terbang Polonia. Tetapi pemerintah pusat Hindia Belanda selalu menunda-nunda saja, apalagi setelah adanya nasehat dari
pujuk pimpinan bala Tentara Hindia Belanda KNIL bahwa untuk membangun suatu lapangan terbang guna keperluan sipil dan militer
diperlikan biaya sedikit FL. 70.000 gulden. Oleh karena tidak ada kabar persetujuan dan juga tidak ada jalan keluarnya, maka tanah yang
diperuntukkan bagi pembangunan lapangan akhirnya dikembalikan kepada DELI MIJ.
Universitas Sumatera Utara
d. Tahun 1927, Persatuan Perkebunan-perkebunan Sumatra Timur
ALGEMEENE Verening Rubber Planters Oostkust Van Sumatera – AVROS dan organisasi Perkebunan Deli Deli Planters Vereeniginng –
DPV, yang merupakan golongan-golongan kuat kavitalisasi asing, secara kolektif terus mendesak pemerintah pusat agar membuka lapangan
terbang hingga dalam waktu yang singkat perhubungan udara yang teratur dapat terlaksana. Dalam musyawarah antara pemerintah pusat
dengan panglima Angkatan Udara KNIL di Bandung, terjadi kesepakatan dan dukungan untuk membangun lapangan terbang yang bersifat darurat
di beberapa daerah. Hal ini dapat dilihat dengan adanya surat Afd- VII – A dari kepala Staf Bala Tentara Diraja Hindia Belanda dari markas
besarnya di Bandung.
Tanggal 19 januari 1927, Markas Besar Hindia Belanda mengeluarkan surat No. 178 yang isinya berupa pembentukan panitia
komisi yang mengadakan penyelidikan-penyelidikan. Komisi ini dinamakan sebagai KUPPER WALRAVEN, tugas dari komisi ini antara
lain adalah untuk mempersiapkan pembukaan suatu jaringan perhubungan udara untuk Medan-Batavia-Singapura dengan cabang di
kota Raja Banda Aceh. Jaringan udara ini disiapkan guna keperluan Sipil maupun Militer.
Tanggal 12 April 1927, Direktur perusahaan-perusahaan Negara melalui telegram No. 33705TAS, mengabarkan kepada Gementee Kota
Praja Medan, bahwa perusahaan penerbangan KNILM yakni anak
Universitas Sumatera Utara
perusahaan penerbangan KLM Belanda, akan menerbangkan 4 empat pesawat terbang untuk hubungan dengan Hindia Belanda melalui kota
Medan, rencana kedatangan adalah pada akhir bulan Juni.
Tanggal 28 April 1927, panitia Komisi KUPPER WALRAVEN melaporkan hasil kegiatannya berupa “FEASIBILITY STUDY” melalui
suratnya No.173VII.A.
Tanggal 6 Juni 1927, Direktur Departemen Perusahaan-perusahaan Negara meminta kesediaan pihak “DELI RENVEREENIGING”
Perkumpulan Pacuan Kuda untuk menyerahkan tanah mereka yang di Polonia untuk dijadikan digunakan sebagai Lapangan Terbang Medan.
Tanggal 27 Juni 1927, Direktur Perusahaan-perusahaan mengirimkan telegram, yang mengatakan bahwa karena kesulitan teknis, pesawat
terbang yang pertama baru akan datang di Medan pada bulan September 1927. Untuk persiapan akhir dan pemeriksaan lapangan terbang maka
akan ditulis untuk datang ke Medan adalah Kepala Biro Penerbangan yaitu Mr. WL. GROENEVELED MEYER dan Mr. H.NIEUWEN HUIS
dari KNILM. Guna persiapan lapangan terbang maka AVROS bersedia tanah konseesinya dipergunakan oleh pemerintah dalam hal ini Militer
Belanda dimana statusnya akan ditentukan pada tahun 1930.
Pihak Gemeente Medan akhirnya bersedia memasukkan tanah itu kedalam lingkungan Gemeente Medan dan mengeluarkan nilainya untuk
membantu biaya penyempurnaan lapangan terbang tersebut, sehingga
Universitas Sumatera Utara
ongkos pemeliharaan menjadi murah. Setelah segala sesutunya dipersiapkan dan dari pihak pekerjaan Umum sudah mengadakan
inspeksi tentang rumput dan status pengeringan air, maka dibuatlah lapanngan terbang darurat.
Tanggal 31 Juni 1927, DR. WL. GROENVELD MEYER kepala Biro Penerbangan dari Departemen Perusahaan Negara dan Mr. H.
NIEWENHUIS mengadakan Inspeksi di lapangan seluas 800 x 400 M tersebut. Mereka berkesimpulan bahwa lapangan tersebut sangat baik
digunakan sebagai lapangan udara, namun tempat dimana landasan akan dibuat harus di perkeras lagi. Biaya yang diperlukan biaya ekstra
adalah sebesar FL. 13.500 Gulden, dan pihak Gemeente Mdan menanggung biaya sebesar FL. 3.500 Gulden.
e. Tahun 1928, lapangan terbang Polonia di buka dengan resmi, ditandai
dengan mendaratnya 6 enam pesawat udara milik KNILM anak perusahaan KLM, pada Landasan yang masih darurat, lapangan terbang
pada saat itu masih merupakan tanah yang keras.
f. Tahun 1930, Perusahaan Penerbangan Belanda KLM serta anak
perusahaan KNILM mulai membuka jaringan penerbangan secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
g. Tahun 1936, Lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya
mengadakan perbaikan, adalah para penguasa yakni Pemerintah Hindia Belanda, nomor arah landasan pada saat itu adalah 10-28, panjangnya
600 M
h. Tahun 1937, Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pemetaan kota
Medan.Pemetaan Pemetaan dari udara dilaksanakan dengan pesawat udara milik KNILM.
i. Tahun 1940, Lapangan Terbang Polonia serta Pelabuhan Belawan
mengalami kerusakan yang berat akibat dibom oleh tentara Jepang, seluruh kegiatan ekspor dari pelabuhan belawan terhenti, karena
seringnya pesawat pembom jepanng menyerang ke pelabuhan tersebut.
3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan
a. Tahun 1945, sehubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka secara otomatis seluruh tanah air kembali milik Pemerintah Republik Indonesia,dan dikuasai
sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia.
b. Tahun 1946, Tentara sekutu Jepang membangun kembali Lapangan
Terbang Polonia yang rusak berat akibat terjadinya perang. Letak posisi arah landasan diubah menjadi 05-223, dan landasan sepanjang 800 M
Universitas Sumatera Utara
yang akan disusun menggunakan lempengan besi-besi PSP Peirces Stell Plank.
c. Tahun 1948, pemerintah Hindia Belanda kembali menguasai lapangan
terbang Polonia, kemudian diadakan pembangunan berupa perpanjangan landasan menjadi 1000 M. Pada tahun ini tenaga-tenaga Indonesia juga
sudah aktif membangun, pada waktu itu dinamakan “Penerbangan Sipil” , yang selanjutnya berubah menjadi jawatan penerbangan sipil, dan
kemudian landasan menjadi 1.200 M.
d. Tahun 1950, pengelola Lapangan terbnag Polonia saat itu adalah
Angakatan Udara Republik Indonesia AURI, dalam hal ini Dinas Teknik dan Dinas Pekerjaan umum bagian lapangan terbang, perusahaan
penerbangan yang masuk ke Polonia saat itu adalah KLM dan Garuda. Pada tahun ini AURI melaksanakan landasan menjadi 1800 M panjang
dan lebarnya 45 M
e. Tahun 1951, KASAP-RI Kepala Staff - Republik Indonesia, melalui
Surat Keputusan No :1 1951, menyatakan bahwa seluruh pangkalan udara bekas Pemerintahan Belanda maupun Jepang diserahkan kepada
Angkatan Udara Republik Indonesia AURI. Dengan demikian Pangkalan Udara Polonia Meda sejak saat itu berada dalam hal aset
maupun pengelolaan.
Universitas Sumatera Utara
f. Tahun 1959, berdasarkan ketentuan pemerintah Republik Indonesia
keputusan 3 tiga menteri yakni Menteri dalam Negeri, Menteri Perhubungan, Menteri Hankam Panglima Angkatan Bersenjata. Maka
pengelolaan lapangan terbang Polonia dikelola oleh 2 dua instansi sebagai “Enclave Militer” yakni:
1. Militer Angkatan Udara Republik Indonesia 2. Sipil Jawatan Penerbangan Sipil
Pada tahun ini pengelolaan Lapangan terbang di pihak sipil mulai dilaksanakan oleh para petugas yang professional. Manajemen Lapangan
Terbang Polonia saat itu adalah para petugas lulusan Akademi Penerbangan Indonesia curug, sedangkan Kegiatan Militer dilaksanakan
oleh AURI beserta jajarannya.
g. Tahun 1963, Jawatan Penerbangan Sipil diubah menjadi Direktorat
Penerbangan sipil yang berada dalam naungan Departemen Perhubungan Pekerjaan umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status Pelabuhan udara
dimana menjadi tempat Pangkalan Udara Militer, menjadi pelabuhan Udara bersama. Maka berdasarkan keputusan bersama antara Menteri
Panglima Angkatan Udara dengan Menteri Perhubungan No: 23 Thn 1963 dan C 22 1 22 – U P-II-U tanggal 15 Juli 1963, status
Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara bersama, sedangkan aset tanah tetap dalam kekuasaan AURI.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Pada Masa Pembangunan
a. Tahun 1964, pada tahun ini terjadi perubahan Departemen yakni
Departemen Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, di pecah menjadi 2 dua Departemen yakni:
1. Departemen Perhubungan 2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Sebagai akibat dari pemisahan, maka Direktorat Pekerjaan Sipil menjadi Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan menjadi unsur dari
Departemen Perhubungan. Pelabuhan Udara Polonia Medan selanjutnya berada dalam naungan Departemen Perhubungan kantor wilayah-1
Direktoral Jendral Perhubungan Udara.
b. Tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen
Perhubungan, Departemen Hankam dan Departemen Keuangan melalui SKB No. Kep 30 IX 75, No. KM.393 S Phb-75 dan Kep.927.J MK
VI 875 tanggal 21 Agustus 1975, maka pengelolaan pelabuhan Bandar Udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara
AURI dan Pelabuhan Udara Sipil.
c. Tahun 1977, Pemabangunan Gedung Cargo seluas 1500 M2, untuk
mendukung kegiatan Ekspor Impor serta pembangunan gedung operasi seluas 780 M2.
Universitas Sumatera Utara
d. Tahun 1980, berdasarkan KM. 50OTPhb- 1978 tanggal 8 Maret 1978,
Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni: 1.
Pelabuhan Polonia Medan Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan
pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan latihan lalu lintas pesawat udara selama di darat.
2. Sentra Operasi Keselamatan SENOPEN Medan. Mengelola
kegiatan operasi keselamatan penerbangan dan lalu lintas udara.
Pada tahun ini juga oleh direktorat Jendral Perhubungan Udara dalam hal ini Proyek Pengembangan fasilitas Pelabuhan Udara dan
Keselamatan Penerbangan. Penerbangan Udara Polonia mendapat proyek perpanjangan landasan dengan sistem “cakar ayam” sepanjang 445 M.
Dengan demikian panjang Landasan Pelabuhan Udara Polonia Medan menjadi 2900 M, dengan panjang landasan sedemikian itu, maka
Pelabuhan Udara Polonia Medan dapat menampung pesawat berbadan lebar setingkat dengan DC-10 atau B- 474. Pada tahun ini juga dibangun
fasilitas gedung pemancar seluas 437,50 Meter untuk mendukung kegiatan keselamatan penerbangan.
e. Tahun 1981, Pemabangunan gedung terminal dalam negeri Domestik
seluas 1526 M2 yang diresmikan oleh menteri perhubungan Republik Indonesia pada saat itu yakni Bapak Rusmin Nurjadin.
f. Tahun 1982, Pengelolaan Pelabuhan Udara Polonia dipisah menjadi 2
dua bagian:
Universitas Sumatera Utara
1. Daerah Kekuasaan Pangkalan Udara TNI-AU.
2. Daerah Pengelolaan Pelabuhan Udara dikelola oleh direktorat jendral Perhubungan
Udara. Dengan batasan penguasaan dan pengelolaan adalah landasan pacu Run Way. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas
gedung terminal keberangkatan untuk Internasional seluas 3000 M2.
g. Tahun 1985, Pada tanggal 3 februari 1985, berdasarkan PP No.30 tahun
1984 Pelabuhan Udara Polonia Medan diserahkan Pengelolaanya dari Direktorat jendral Perhubungan Udara kepada Perusahan Umum Perum
Angkasa Pura untuk dijadikan tambahan penyertaan modal Negara serta pengembalian sebagian kekayaa Perum Angkasa Pura kepada Negara.
Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia Medan masuk dalam jajaran Perusahaaan Umum Perum Angkasa Pura.
h. Tahun 1986, Ketentuan pemerintah mengatakan bahwa sebutan
“Pelabuhan Udara” diganti menjadi “BANDAR UDARA”, hal ini berdasarkan PP. No 25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini
juga terjadi perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura, menjadi Perum Angkasa Pura -1, dengan demikian maka namanya menjadi
Perum Angkasa Pura-1 Bandar Udara Polonia Medan.
Universitas Sumatera Utara
i. Tahun 1987, pada tanggal 19 November 1987 tanggung jawab terhadap
pengawasan pengendalian lalu lintas udara didalam FIR Indonesia diatas sebagian Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan
kepada Kuala Lumpur, telah diambil alih dan dilaksanakan oleh Dinas ACC Senopen Medan didukung oleh FIC Jakarta, bahwa pendelegasian
yang selama ini diberikan kepada Kuala Lumpur maupun kemudian pengambilalihan kembali oleh Medan adalah dengan tujuan menjamin
berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar, teratur, dan efisien.
j. Tahun 1996, Komandan Pangkalan Udara Medan TNI-AU Letnan
Kolonel Penerbangan SJEIFULLAH beserta jajarannya mengadakan pengukuran tanah disekitar Bandar Udara Polonia bekerja sama dengan
tingkat-I Sumatera Utara dalam hal ini Badan Pertahanan Nasional Agraria, dalam rangka pensertifikasian tanah sekitar Bandar Udara
Polonia Medan. Hal ini dilakukan dengan secara “de-facto” tanah Bandar Udara Polonia saat ini dalam kepemilikan TNI-AU Lanud
Medan, sedangkan secara “de-yure” sampai saat ini masih dalam proses pensertifikasian.
k. Tahun 1988, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1989, maka Sentra Operasi
Keselamatan Penerbangan SENOPEN Medan dialihkan menjadi pernyataan modal near kedalam Perum Angkasa Pura – I Bandar Udara
Polonia Medan. Penyerahan SENOPEN ini ditujukkan agar dapat meningkatkan pelayanan keselamatan lalu lintas udara agar memiliki
Universitas Sumatera Utara
daya guna yang lebih baik. Dengan penyerahan SENOPEN MEDAN kepada Perum Angkasa Pura –I Bandar Udara Polonia, maka seluruh
kegiatan baik sisi darat telah dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura –I Bandar Udara Polonia Medan.
l. Tahun 1993, pada tanggal 2 Februari 1993 terjadi pengalihan status dari
Perum Angkasa Pura- I menjadi PT. Persero Angkasa Pura –I berdasarkan PP No. 5 Tahun 1992. Dengan demikian arah penguasaan
Bandar Udara Polonia mewujudkan tercapainya tugas pokok, yaitu memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penggunaan jasa Bandar
Udara dalam rangka memberikan perkembangan perekonomian Negara. Pada tahun ini juga diadakan renovasi Gedung terminal Dalam Negeri
diantaranya adalah pemindahan ruang keberangkatan menjadi ruang kedatangan dan sebaliknya serta perluasan ruangan Chek-In dari Lobby
untuk pengantar.
m. Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-33MK.0161994 tanggal 22 Januari 1994 dengan PT.
Persero Angkasa Pura – I menyerahkan pengoperasian dan kepemilikan Bandar Udara Polonia Medan kepada PT Persero Angkasa Pura II
terhitung mulai 1 Januari 1994 penyerahan, tersebut meliputi: 1. Pengusahaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi
Bandar Udara dalam lingkungan Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
2. Kepemilikan seluruh kekayaan PT. Persero Angkasa Pura-I yang
berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia Medan.
3. Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara Polonia Medan.
4. Semua utang piutang dan pendaftaran yang diperoleh serta biaya
yang dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia Medan, setelah tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung jawab
PT. Persero Angkasa Pura- II. Pelaksanaan serah terima tersebut adalah pada tanggal 24 Maret 1994 di Jakarta. Dengan demikian
terhitung mulai tanggal 01 Januari 1994, secara resmi Bandar Udara Polonia Medan berada dibawah jajaran PT. Persero
Angkasa Pura – II.
n. Tahun 1995, Republik Indonesia, sedang merancang merancang
pemindahan Bandar Udara Polonia Medan ke lokasi baru. Daerah yang dimaksud adalah daerah KUALA NAMU LUBUK PAKAM DELI
SERDANG SUMATERA UTARA. Selanjutnya sejarah bertahap berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 553MK1994
tanggal 24 Januari 1994, PT. Persero Angkasa Pura II mendapat tambahan tugas untuk mengelola Bandar Udara Polonia Medan dan
dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. 278AU.001SKJ1994 tanggal 19 April 1994 di bentuk 4 empat cabang
Bandar Udara diantaranya di Bandung, Pekan Baru, Padang dan Banda
Universitas Sumatera Utara
Aceh. Mulai tahun 2000 dalam jajaranya yang masuk ke PT. Persero Angkasa Pura berjumlah menjadi 12 Bandar Udara diantaranya:
1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang
2. Bandar Udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta
3. Bandar Udara Sultan Mahmud Baharudin II di Palembang
4. Bandar Udara Polonia Medan
5. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh
6. Bandar Udara Supario Pontianak
7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim di Pekan Baru
8. Bandar Udara Internasional Padang
9. Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang
10. Bandar Udara Sultan Thaha di Jambi
11. Bandar Udara Husein Sastranegara di Bandung
12. Bandar Udara Raja Haji Fisabillah di Tanjung Pinang.
3.2 Struktur Organisasi PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
Dalam sebuah perusahaan struktur organisasi merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Dimana
struktur organisasi menggambarkan wewenang, tanggung jawab dan hubungan tiap bagian didalamnya.
Di dalam kantor cabang PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan struktur organisasi sesuai dengan keputusan Direksi PT.Persero Angkasa
Universitas Sumatera Utara
Pura II yang masih memberlakukan struktur organnisasi PT.AP 1 No. KEP.58OM.00AP1994 tanggal 4 september 1998 tentang pemberlakuan organisasi,
peraturan, system dan prosedur pada cabang PT. Persero AngkasaPura II Medan.
3.3 Job Description PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
a. General Manager
Didalam PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan General Manager berperan sebagai manajemen puncak dalam pengaturan
kegiatan perusahaan. Adapun Fungsi General manager adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan
organisasi keselamatan lalu lintas udara. 2.
Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan operasional Bandar Udara.
3. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersial.
4. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemilihan
fasilitas dan Teknik Elektronika Listrik. 5.
Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi. 6.
Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan keuangan dan perlengkapan.
Universitas Sumatera Utara
b. Manager Pelayananan Operasi Lalu lintas LLU