3.1.3 Pada Masa Pembangunan
a. Tahun 1964, pada tahun ini terjadi perubahan Departemen yakni
Departemen Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, di pecah menjadi 2 dua Departemen yakni:
1. Departemen Perhubungan 2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Sebagai akibat dari pemisahan, maka Direktorat Pekerjaan Sipil menjadi Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan menjadi unsur dari
Departemen Perhubungan. Pelabuhan Udara Polonia Medan selanjutnya berada dalam naungan Departemen Perhubungan kantor wilayah-1
Direktoral Jendral Perhubungan Udara.
b. Tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen
Perhubungan, Departemen Hankam dan Departemen Keuangan melalui SKB No. Kep 30 IX 75, No. KM.393 S Phb-75 dan Kep.927.J MK
VI 875 tanggal 21 Agustus 1975, maka pengelolaan pelabuhan Bandar Udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara
AURI dan Pelabuhan Udara Sipil.
c. Tahun 1977, Pemabangunan Gedung Cargo seluas 1500 M2, untuk
mendukung kegiatan Ekspor Impor serta pembangunan gedung operasi seluas 780 M2.
Universitas Sumatera Utara
d. Tahun 1980, berdasarkan KM. 50OTPhb- 1978 tanggal 8 Maret 1978,
Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni: 1.
Pelabuhan Polonia Medan Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan
pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan latihan lalu lintas pesawat udara selama di darat.
2. Sentra Operasi Keselamatan SENOPEN Medan. Mengelola
kegiatan operasi keselamatan penerbangan dan lalu lintas udara.
Pada tahun ini juga oleh direktorat Jendral Perhubungan Udara dalam hal ini Proyek Pengembangan fasilitas Pelabuhan Udara dan
Keselamatan Penerbangan. Penerbangan Udara Polonia mendapat proyek perpanjangan landasan dengan sistem “cakar ayam” sepanjang 445 M.
Dengan demikian panjang Landasan Pelabuhan Udara Polonia Medan menjadi 2900 M, dengan panjang landasan sedemikian itu, maka
Pelabuhan Udara Polonia Medan dapat menampung pesawat berbadan lebar setingkat dengan DC-10 atau B- 474. Pada tahun ini juga dibangun
fasilitas gedung pemancar seluas 437,50 Meter untuk mendukung kegiatan keselamatan penerbangan.
e. Tahun 1981, Pemabangunan gedung terminal dalam negeri Domestik
seluas 1526 M2 yang diresmikan oleh menteri perhubungan Republik Indonesia pada saat itu yakni Bapak Rusmin Nurjadin.
f. Tahun 1982, Pengelolaan Pelabuhan Udara Polonia dipisah menjadi 2
dua bagian:
Universitas Sumatera Utara
1. Daerah Kekuasaan Pangkalan Udara TNI-AU.
2. Daerah Pengelolaan Pelabuhan Udara dikelola oleh direktorat jendral Perhubungan
Udara. Dengan batasan penguasaan dan pengelolaan adalah landasan pacu Run Way. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas
gedung terminal keberangkatan untuk Internasional seluas 3000 M2.
g. Tahun 1985, Pada tanggal 3 februari 1985, berdasarkan PP No.30 tahun
1984 Pelabuhan Udara Polonia Medan diserahkan Pengelolaanya dari Direktorat jendral Perhubungan Udara kepada Perusahan Umum Perum
Angkasa Pura untuk dijadikan tambahan penyertaan modal Negara serta pengembalian sebagian kekayaa Perum Angkasa Pura kepada Negara.
Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia Medan masuk dalam jajaran Perusahaaan Umum Perum Angkasa Pura.
h. Tahun 1986, Ketentuan pemerintah mengatakan bahwa sebutan
“Pelabuhan Udara” diganti menjadi “BANDAR UDARA”, hal ini berdasarkan PP. No 25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini
juga terjadi perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura, menjadi Perum Angkasa Pura -1, dengan demikian maka namanya menjadi
Perum Angkasa Pura-1 Bandar Udara Polonia Medan.
Universitas Sumatera Utara
i. Tahun 1987, pada tanggal 19 November 1987 tanggung jawab terhadap
pengawasan pengendalian lalu lintas udara didalam FIR Indonesia diatas sebagian Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan
kepada Kuala Lumpur, telah diambil alih dan dilaksanakan oleh Dinas ACC Senopen Medan didukung oleh FIC Jakarta, bahwa pendelegasian
yang selama ini diberikan kepada Kuala Lumpur maupun kemudian pengambilalihan kembali oleh Medan adalah dengan tujuan menjamin
berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar, teratur, dan efisien.
j. Tahun 1996, Komandan Pangkalan Udara Medan TNI-AU Letnan
Kolonel Penerbangan SJEIFULLAH beserta jajarannya mengadakan pengukuran tanah disekitar Bandar Udara Polonia bekerja sama dengan
tingkat-I Sumatera Utara dalam hal ini Badan Pertahanan Nasional Agraria, dalam rangka pensertifikasian tanah sekitar Bandar Udara
Polonia Medan. Hal ini dilakukan dengan secara “de-facto” tanah Bandar Udara Polonia saat ini dalam kepemilikan TNI-AU Lanud
Medan, sedangkan secara “de-yure” sampai saat ini masih dalam proses pensertifikasian.
k. Tahun 1988, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1989, maka Sentra Operasi
Keselamatan Penerbangan SENOPEN Medan dialihkan menjadi pernyataan modal near kedalam Perum Angkasa Pura – I Bandar Udara
Polonia Medan. Penyerahan SENOPEN ini ditujukkan agar dapat meningkatkan pelayanan keselamatan lalu lintas udara agar memiliki
Universitas Sumatera Utara
daya guna yang lebih baik. Dengan penyerahan SENOPEN MEDAN kepada Perum Angkasa Pura –I Bandar Udara Polonia, maka seluruh
kegiatan baik sisi darat telah dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura –I Bandar Udara Polonia Medan.
l. Tahun 1993, pada tanggal 2 Februari 1993 terjadi pengalihan status dari
Perum Angkasa Pura- I menjadi PT. Persero Angkasa Pura –I berdasarkan PP No. 5 Tahun 1992. Dengan demikian arah penguasaan
Bandar Udara Polonia mewujudkan tercapainya tugas pokok, yaitu memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penggunaan jasa Bandar
Udara dalam rangka memberikan perkembangan perekonomian Negara. Pada tahun ini juga diadakan renovasi Gedung terminal Dalam Negeri
diantaranya adalah pemindahan ruang keberangkatan menjadi ruang kedatangan dan sebaliknya serta perluasan ruangan Chek-In dari Lobby
untuk pengantar.
m. Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-33MK.0161994 tanggal 22 Januari 1994 dengan PT.
Persero Angkasa Pura – I menyerahkan pengoperasian dan kepemilikan Bandar Udara Polonia Medan kepada PT Persero Angkasa Pura II
terhitung mulai 1 Januari 1994 penyerahan, tersebut meliputi: 1. Pengusahaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi
Bandar Udara dalam lingkungan Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
2. Kepemilikan seluruh kekayaan PT. Persero Angkasa Pura-I yang
berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia Medan.
3. Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara Polonia Medan.
4. Semua utang piutang dan pendaftaran yang diperoleh serta biaya
yang dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia Medan, setelah tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung jawab
PT. Persero Angkasa Pura- II. Pelaksanaan serah terima tersebut adalah pada tanggal 24 Maret 1994 di Jakarta. Dengan demikian
terhitung mulai tanggal 01 Januari 1994, secara resmi Bandar Udara Polonia Medan berada dibawah jajaran PT. Persero
Angkasa Pura – II.
n. Tahun 1995, Republik Indonesia, sedang merancang merancang
pemindahan Bandar Udara Polonia Medan ke lokasi baru. Daerah yang dimaksud adalah daerah KUALA NAMU LUBUK PAKAM DELI
SERDANG SUMATERA UTARA. Selanjutnya sejarah bertahap berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 553MK1994
tanggal 24 Januari 1994, PT. Persero Angkasa Pura II mendapat tambahan tugas untuk mengelola Bandar Udara Polonia Medan dan
dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. 278AU.001SKJ1994 tanggal 19 April 1994 di bentuk 4 empat cabang
Bandar Udara diantaranya di Bandung, Pekan Baru, Padang dan Banda
Universitas Sumatera Utara
Aceh. Mulai tahun 2000 dalam jajaranya yang masuk ke PT. Persero Angkasa Pura berjumlah menjadi 12 Bandar Udara diantaranya:
1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang
2. Bandar Udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta
3. Bandar Udara Sultan Mahmud Baharudin II di Palembang
4. Bandar Udara Polonia Medan
5. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh
6. Bandar Udara Supario Pontianak
7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim di Pekan Baru
8. Bandar Udara Internasional Padang
9. Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang
10. Bandar Udara Sultan Thaha di Jambi
11. Bandar Udara Husein Sastranegara di Bandung
12. Bandar Udara Raja Haji Fisabillah di Tanjung Pinang.
3.2 Struktur Organisasi PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan