BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat
atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan. Kinerja manajer merupakan tingkat kecakapan manajer dalam melaksanakan aktivitas
manajemen yang meliputi perencanaan, pengkoordinasian, investigasi, pengaturan, negosiasi, perwakilan pengawasan dan evaluasi Hariyanti
dkk, 2002; Sinambela, 2003. Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat
pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system.
Sebagaimana yang dikemukakan Indriantoro 1993 dan Supomo 1998 dalam Manurung 2008, kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan
anggaran tercapai dan bawahan mendapat kesempatan terlibat atau
Universitas Sumatera Utara
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan
mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya sehingga dapat menghindarkan dampak negatif
anggaran yaitu faktor kriteria kinerja, sistem penghargaan reward dan konflik. Sedangkan Simamora 1995, mengemukakan bahwa prestasi
kerja atau kinerja diartikan sebagai ”tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja pada
umumnya mencakup baik aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan”.
b. Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Masyarakat awam mengenal Pegawai Negeri Sipil PNS sebagai seorang anggota masyarakat yang dipilih dan direkrut untuk memastikan
agar proses operasional organisasi pemerintahan, baik di tingkat nasional maupun daerah, berlangsung dengan baik. Walaupun secara struktural
organisasi, mereka tidak memiliki peran dan tanggung jawab untuk melakukan pengawasan, mereka sebenarnya juga memiliki kepentingan
untuk menilai bagaimana kinerja seorang PNS yang ada di lingkungan mereka atau yang bekerja bagi suatu instansi tertentu.
Seorang PNS berada di suatu instansi tertentu karena proses seleksi yang berlangsung untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Secara langsung,
para PNS yang telah direkrut bertanggung jawab kepada institusi mereka bekerja. Namun demikian, disadari atau tidak, mereka turut bertanggung
Universitas Sumatera Utara
jawab terhadap terjadinya proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik good governance. Secara finansial, mereka diduga hanya membebani
pemerintah karena tidak berkontribusi berarti terhadap pekerjaannya. Sedangkan secara kualitas, tidak dijelaskan secara terperinci, Pemerintah
juga tidak mendeskripsikan bagaimana keterkaitan hasil evaluasi kinerja PNS dengan kualitas peran pemimpin institusi yang seharusnya
bertanggungjawab untuk memimpin dan mengarahkan para PNS selama ini, Guna menilai kinerja para PNS, ada baiknya jika kegiatan ini tidak
berhenti pada keberadaan para PNS itu sendiri. Hal ini perlu juga dikaitkan dengan sistem dan mekanisme evaluasi kinerja lebih luas yang melibatkan
proses evaluasi kualitas kepemimpinan para pemimpin institusi tempat mereka bekerja yang memiliki peran untuk mengawasi kinerja para
pegawai institusi tersebut Syaikhu, 2008. Proses penilaian tentang kinerja PNS tidak bisa dilepaskan dari
peran dan tanggungjawab para pemimpin instansi tersebut. Kualitas kepemimpinan para pemimpin berkorelasi positif terhadap kinerja para
PNS yang berada dalam suatu instansi. Proses kreatif tidak terjadi di suatu organisasi. Mereka yang kreatif malah tidak ingin menyampaikan
pendapat karena tidak terdapat apresiasi terhadap pendapat atau ide mereka. Untuk perbaikan kinerja PNS, selain komitmen yang sangat kuat
dari para pemimpin eksekutif, legislatif dan yudikatif, diperlukan tolok ukur evaluasi yang jelas dan proses untuk mengevaluasi para pemimpin
bangsa.
Universitas Sumatera Utara
2. Anggaran a. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan pernyataan mengenai apa yang diharapkan, direncanakan atau diperkirakan terjadi dalam periode tertentu pada masa
yang akan datang. Anggaran sebagai suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan
lain yang mencakup jangka waktu satu tahun Mulyadi, 1993. Peran penting anggaran dalam organisasi sektor publik berasal dari
kegunaanya dalam menentukan estimasi pendapatan atau jumlah tagihan atas jasa yang diberikan Nordiawan, 2006; Manurung, 2008. Organisasi
sektor publik tentunya berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi seringkali terkendala oleh terbatasnya sumber
daya yang dimiliki. Mardiasmo 2005 menyatakan terdapat beberapa alasan pentingnya anggaran sektor publik, yaitu:
a. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mangarahkan
pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
b. Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber
daya scarcity of resources, pilihan choice dan trade offs. c.
Anggaran diperlukan untuk meyakini bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Proses anggaran seharusnya diawali dengan penetapan tujuan,
target dan kebijakan. Kesamaan persepsi antar berbagai pihak tentang apa yang akan dicapai dan keterkaitan tujuan dengan berbagai program yang
akan dilakukan, sangat krusial bagi kesuksesan anggaran. Di tahap ini, proses distribusi sumber daya mulai dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Proses penyusunan anggaran merupakan tahap kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan anggaran sehingga anggaran tersusun dan
menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya. Agar pelaksanaannya berjalan efektif, para pelaksana hendaknya berpartisipasi
untuk merencanakan anggaran dan mengusahakan agar anggaran dapat tercapai.
b. Fungsi Anggaran
Anggaran mempunyai tiga fungsi utama Munandar, 2000; Sinambela,2003, yaitu:
• Alat Pedoman Kerja
Anggaran merupakan rencana kerja yang disusun secara teliti yang diarahkan atas pengalaman masa lalu dan ramalan pada
masa yang akan datang. •
Alat Koordinasi Anggaran sebagai alat koordinasi dapat diartikan sebagai suatu
tindakan untuk mendapatkan keselarasan dalam tindakan. •
Alat Pengawasan Anggaran berguna sebagai alat penilai apakah aktivitas setiap
bagian organisasi telah sesuai dengan rencana atau tidak serta untuk melihat seberapa jauh penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan dari anggaran tersebut.
c. Klasifikasi Anggaran