b.  Jenis Gaya Kepemimpinan
Ada  tiga gaya kepemimpinan yang  dapat ditemui, yaitu : gaya kepemimpinan Demokratis, Otokratis, dan Laissed Faire.
1. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompokorganisasi.
Gaya kepemimpinan demokratis diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung atau  penyelamat dan perilaku yang
cenderung memajukan dan mengembangkan organisasikelompok. Di samping itu, gaya kepemimpinan demokratis juga mewujudkan
dan mengembangkan hubungan manusiawi human relationship yang efektif, berdasarkan prinsip saling menghormati dan
menghargai antara yang satu dengan yang lain Hariyadi, 2001. Proses kepemimpinan diwujudkan dengan cara memberikan
kesempatan yang luas bagi anggota kelompokorganisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
2. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Pimpinan yang otokratis bertindak sangat direktif, selalu memberikan  pengarahan dan tidak memberi kesempatan untuk
berpartisipasi bagi karyawannya Tehnik dan langkah kegiatan yang dilakukan  oleh  pimpinan  adalah  mendikte tugas kerja  bagian dan
kerjasama setiap waktu, sehingga langkah yang akan datang selalu tidak  pasti  dan berubah-ubah.  Pimpinan cenderung  mengambil
Universitas Sumatera Utara
jarak dari  partisipasi kelompok aktif  kecuali apabila  mereka menunjukkan  keahliannya di  depan  pimpinan mereka  Hariyadi,
2001. 3.   Gaya Kepemimpinan Laissed Faire
Pimpinan yang laissed faire atau pimpinan yang semaunya sendiri,  cenderung memberikan kebebasan yang mutlak pada
kelompok. Pimpinan  seperti ini pada umumnya tidak dapat memberikan contoh kepemimpinan yang  baik.  Sama sekali tidak
ada  partisipasi dari pimpinan  dalam penentuan  tugas  Hariyadi, 2001.
B.  Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian Manurung 2008  di  Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Simalungun telah menggunakan variabel partisipasi  anggaran  dan kesenjangan
anggaran sebagai variabel bebas. Variabel locus of control  dan  gaya kepemimpinan  ditempatkan  sebagai variabel moderating. Sementara  variabel
terikatnya adalah kinerja  aparat SKPD Dinas Pendidikan. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik multikolinieritas menyatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan
tidak terbebas dari asumsi multikolinieritas. Variabel yang dinyatakan tidak terbebas dari uji asumsi klasik, digugurkan untuk pengujian hipotesis, sehingga
untuk selanjutnya variabel gaya kepemimpinan tidak disertakan dalam analisis. Hasil penelitian  ini  menunjukkan bahwa baik dengan menggunakan variabel
moderating  locus of control  maupun tanpa variabel moderating, secara bersama-
Universitas Sumatera Utara