Persentase GTSL Fleksibel di Unit Usaha Jasa dan Industri Persentase Dari Kombinasi GTSL Fleksibel Dengan Kerangka

adanya efek stress-breaker yang didapat dari fleksibilitas bahan nilon termoplastik mengakibatkan jaringan distimulus secara perlahan selama proses pengunyahan dan membuat gigitiruan akan terasa lebih nyaman bagi pasien karena pasien merasa gigi- gigi penyangga tidak tertekan saat penguyahan. 4,7-9,11,18 Hal ini mengakibatkan pemesanan terhadap pembuatan GTSL fleksibel terus meningkat dari tahun 2005 sampai tahun 2008.

5.3.2 Persentase GTSL Fleksibel di Unit Usaha Jasa dan Industri

Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008 Dari 688 GTSL fleksibel yang dibuat di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU tahun 2008 yang terlihat pada tabel 2, persentase terbesar yaitu 599 87,06 adalah berupa GTSL fleksibel. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam yaitu 89 12,94. Hal ini kemungkinan disebabkan kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam biaya pembuatannya lebih mahal. Selain itu, tidak semua kasus kehilangan gigi dapat diindikasikan pembuatan kerangka logam dan untuk kasus- kasus tertentu seperti kasus free end dengan linggir yang tajam dan membutuhkan kekuatan dan stabilitas, desain GTSL fleksibel yang ada dapat dikembangkan sehingga dengan mengkombinasikan GTSL fleksibel dengan kerangka logam maka fungsi pengunyahan yang membutuhkan kekuatan dan stabilitas dapat terpenuhi dengan adanya kerangka logam dan fungsi estetis terpenuhi dari basis nilon termoplastik yang biokompatibel serta warna, bentuk, dan desainnya yang menyerupai gingiva. 7-9 Universitas Sumatera Utara

5.3.3 Persentase GTSL Fleksibel Berdasarkan Lokasi Rahang dan

Klasifikasi Kennedy di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008 Dari 599 GTSL fleksibel yang dibuat berdasarkan lokasi rahang yang terlihat pada tabel 3 menunjukkan GTSL fleksibel pada RA sejumlah 379 63,27 memiliki persentase terbesar dibanding pada RB sejumlah 220 36,73. Hal ini mungkin disebabkan kehilangan gigi pada RA lebih sering dijumpai dan sangat mempengaruhi estetis dibanding kehilangan gigi pada RB, sehingga pembuatan GTSL fleksibel pada RA lebih banyak dibanding pada RB Gambar 15. Gambar 15. GTSL fleksibel dengan desain Wrap Around pada; a. RA pada kasus Klas IV Kennedy; b. RB pada kasus Klas IV Kennedy Pada RA dari 379 GTSL fleksibel yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 3, Klas III modifikasi anterior sejumlah 89 14,86 memiliki persentase terbesar, sedangkan pada RB dari 220 GTSL fleksibel yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, persentase terbesar dijumpai pada Klas III posterior sejumlah 67 11,19. Hal ini disebabkan gigitiruan fleksibel umumnya diindikasikan pada kasus Klas III Kennedy, gigi yang hilang berada diantara gigi asli, sehingga daerah gerong gigi dapat dijadikan retensi dan kehilangan gigi anterior pada a b Universitas Sumatera Utara RA sangat mempengaruhi kebutuhan estetis pasien. Selain itu, gigitiruan ini dapat dibuat dalam bentuk sadel lepasan sehingga pasien tidak akan merasakan ketidaknyamanan dengan adanya basis gigitiruan yang luas seperti saat memakai GTSL konvensional. Pada RA dari 379 dan pada RB dari 220 GTSL fleksibel yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas II Kennedy sejumlah 2 0,33 memiliki persentase terkecil mungkin disebabkan gigi yang hilang adalah gigi posterior dimana masih terdapat gigi asli pada sisi lateral sehingga tidak terlalu mengganggu estetis dan pasien beranggapan masih dapat menggunakan gigi anterior dalam pengunyahan apabila gigi posteriornya telah hilang. 4,9 25 Gambar 16. GTSL fleksibel berbentuk sadel dengan desain Wrap Around pada; a. RA pada kasus Klas III Kennedy posterior; b. RB pada kasus Klas III Kennedy posterior

5.3.3.1 Persentase Desain GTSL Fleksibel Pada Rahang Atas Berdasarkan Klasifikasi Kennedy

Dari 205 desain Wrap Around pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 4, Klas III posterior sejumlah 87 22,95 memiliki persentase terbesar. Hal ini disebabkan desain Wrap Around dibuat dengan a b Universitas Sumatera Utara memanfaatkan daerah gerong pada jaringan lunak dan gigi sebagai retensi dan desain Wrap Around dibuat melingkar cukup rapat di sekeliling servikal gigi asli yang masih ada dan gingiva, dikenal dengan prinsip retento grip, sehingga membuat gigitiruan ini tidak mudah terlepas saat digunakan dan lebih retentif, menyebabkan desain ini lebih sering digunakan. 4,6,7,10,18 Desain Spur dan Anchor tidak dijumpai disebabkan kelemahan desain Spur yang tidak melingkar cukup rapat di sekeliling servikal gigi asli yang masih ada dan gingiva sehingga apabila cangkolan dibuat tebal maka estetis menjadi kurang baik sedangkan bila dibuat tipis akan renggang dan menjadi kurang retentif serta mudah terlepas, sedangkan desain Anchor biasanya memanfaatkan daerah gerong baik pada regio anterior maupun regio posterior dengan tuberositas yang besar terutama pada kasus berujung bebas free end sehingga desain ini biasanya terdapat pada kasus GTP dengan tuberositas yang besar. Selain itu, pada awalnya desain GTSL fleksibel yang dapat digunakan adalah Wrap Around, Spur, dan Anchor tetapi kondisi rongga mulut pasien yang mengalami kehilangan gigi asli sangat bervariasi maka mulai dibuat modifikasi desain GTSL fleksibel.

5.3.3.2 Persentase Modifikasi Desain GTSL Fleksibel Pada Rahang Atas

Berdasarkan Klasifikasi Kennedy Dari 174 modifikasi desain GTSL fleksibel diperoleh bahwa desain Wrap Around Modifikasi sejumlah 107 61,49 dan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor sejumlah 67 38,51. Dari 107 desain Wrap Around Modifikasi pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 5, Klas III Universitas Sumatera Utara modifikasi anterior sejumlah 54 31,03 dan dari 67 desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas III modifikasi anterior sejumlah 35 20,12 memiliki persentase terbesar. Karena kondisi rongga mulut pasien yang mengalami kehilangan gigi asli sangat bervariasi maka desain GTSL fleksibel yang ada harus dimodifikasi agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Modifikasi desain yang dapat digunakan adalah Wrap Around Modifikasi dan Wrap Around Modifikasi + Anchor. Kehilangan gigi pada kasus Klas III Kennedy modifikasi anterior dimana terdapat daerah tidak bergigi modifikasi pada regio anterior sehingga desain yang ada harus dimodifikasi agar dapat mencakup daerah modifikasi tersebut dan tetap memenuhi kebutuhan estetis pasien. Pada kasus Klas III modifikasi dimana jarak daerah tidak bergigi yang satu dengan yang lain cukup jauh maka desain Wrap Around Modifikasi dapat digunakan Gambar 17 a. Pada kasus Klas III modifikasi dimana daerah tidak bergigi berdekatan atau hanya dipisah oleh 1 atau 2 gigi asli yang masih ada maka desain yang dapat digunakan adalah desain Wrap Around Modifikasi + Anchor dimana basisnya dapat dibelah untuk memudahkan pemasangan gigitiruan tersebut Gambar 17 b. Dari 107 desain Wrap Around Modifikasi pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 5, Klas I sejumlah 5 2,87 dan dari 67 desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas III modifikasi posterior sejumlah 4 2,30 memiliki persentase terkecil. Hal ini disebabkan gigi yang hilang meliputi gigi posterior Universitas Sumatera Utara sehingga harus dipertimbangkan fungsi pengunyahan pada saat pembuatan GTSL fleksibel menyebabkan desain tersebut jarang digunakan. Gambar 17. GTSL fleksibel dengan; a. Desain Wrap Around Modifikasi pada RA pada kasus Klas III Kennedy modifikasi posterior; b. Desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA pada kasus Klas III Kennedy modifikasi anterior

5.3.3.3 Persentase Desain GTSL Fleksibel Pada Rahang Bawah

Berdasarkan Klasifikasi Kennedy Dari 220 desain Wrap Around pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 6, Klas III posterior sejumlah 67 30,45 memiliki persentase terbesar. Hal ini kemungkinan disebabkan gigi posterior RB khususnya molar pertama permanen pertama kali tumbuh dibanding gigi permanen yang lain sehingga kemungkinan berkontak dengan makanan lebih lama yang meningkatkan resiko karies sehingga kemungkinan kehilangan dini gigi tersebut sangat besar. 25 Selain itu, desain Wrap Around banyak digunakan pada kasus ini karena desain tersebut memanfaatkan daerah gerong pada jaringan lunak dan gigi sebagai retensi dan dibuat melingkar cukup rapat di sekeliling servikal gigi asli yang masih ada dan gingiva, dikenal dengan prinsip retento grip, sehingga membuat gigitiruan ini tidak mudah terlepas saat digunakan dan lebih retentif serta dapat dibuat dalam bentuk a b Universitas Sumatera Utara sadel untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang sebagai indikasi awal pembuatan GTSL fleksibel Gambar 18. Desain Spur dan Anchor tetap tidak dijumpai pada desain GTSL fleksibel pada RB mungkin disebabkan karena hal yang sama seperti pada persentase desain GTSL fleksibel pada RA berdasarkan Klasifikasi Kennedy. 4,6,7,9,10,18 Gambar 18. GTSL fleksibel berbentuk sadel dengan desain Wrap Around pada RA pada kasus Klas III Kennedy posterior

5.3.3.4 Persentase Modifikasi Desain GTSL Fleksibel Pada Rahang

Bawah Berdasarkan Klasifikasi Kennedy Dari 131 modifikasi desain GTSL fleksibel diperoleh bahwa desain Wrap Around Modifikasi sejumlah 114 87,02 dan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor sejumlah 17 12,98. Dari 114 desain Wrap Around Modifikasi pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 7, Klas III modifikasi posterior sejumlah 55 41,98 dan dari 17 desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas I Universitas Sumatera Utara modifikasi sejumlah 8 6,11 memiliki persentase terbesar. Hal ini kemungkinan disebabkan terdapat daerah tidak bergigi modifikasi disamping daerah tidak bergigi yang utama yang telah ada seperti pada kasus Klas III Kennedy modifikasi maupun Klas I Kennedy modifikasi sehingga desain yang ada harus dimodifikasi agar dapat mencakup daerah tersebut. Adapun modifikasi desain yang dapat digunakan pada Klasifikasi Kennedy modifikasi meliputi desain Wrap Around Modifikasi dan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor. Dari 114 desain Wrap Around Modifikasi pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 7, persentase terkecil dijumpai pada Klas I modifikasi sejumlah 1 0,76 dan dari 17 desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, persentase terkecil dijumpai pada Klas III modifikasi posterior sejumlah 1 0,76. Hal ini disebabkan pada RB kehilangan gigi posterior lebih sering terjadi dan untuk menggantikannya harus mempertimbangkan fungsi pengunyahan pasien sehingga desain Wrap Around Modifikasi pada Klas I Kennedy modifikasi dan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada Klas III Kennedy modifikasi posterior jarang digunakan.

5.3.4 Persentase GTSL Fleksibel Berdasarkan Lokasi Rahang dan

AdaTidaknya Sandaran Oklusal di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008 Dari 599 desain GTSL fleksibel yang dibuat berdasarkan lokasi rahang dan adatidaknya sandaran oklusal yang terlihat pada tabel 8, pada RA yang memiliki sandaran oklusal sejumlah 300 50,08 dan pada RB sejumlah 204 34,06, sedangkan pada RA yang tidak memiliki sandaran oklusal sejumlah 79 13,19 dan Universitas Sumatera Utara pada RB sejumlah 16 2,67. Jumlah yang memiliki sandaran oklusal lebih banyak dibanding yang tidak memiliki sandaran oklusal. Hal ini menunjukkan bahwa desain GTSL fleksibel yang dibuat di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU telah memenuhi prinsip cangkolan yang baik memiliki satu kesatuan cangkolan yaitu lengan retentif, lengan resiprokal dan sandaran oklusal dengan membuat sandaran oklusal pada GTSL fleksibel sebagai penahan langsung ekstrakoronal yang bertujuan agar gigitiruan tidak menekan jaringan lunak di bawahnya sehingga membuat pasien tidak merasa sakit saat menggunakan gigitiruan dalam pengunyahan Gambar 19. Masih terdapat desain yang tidak memiliki sandaran oklusal kemungkinan disebabkan dokter gigi pengirim yang tidak melakukan persiapan pada rongga mulut pasien untuk menerima gigitiruan, seperti melakukan preparasi gigi untuk menempatkan sandaran oklusal atau membuat desain gigitiruan yang baik untuk kondisi rongga mulut pasien tersebut, melainkan menyerahkan sepenuhnya pada dokter gigi di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU yang tidak mengetahui seluruhnya kondisi rongga mulut pasien yang bersangkutan untuk mendesain gigitiruan tersebut. Selain itu, jarak interoklusal yang kurang dari 4 mm maupun oklusi yang rapat dari gigi-geligi pasien membuat tidak terdapat ruangan yang cukup untuk menempatkan sandaran oklusal. Universitas Sumatera Utara Gambar 19. Gigitiruan fleksibel berbentuk sadel dengan sandaran oklusal pada bagian mesial molar kedua dan distal premolar kedua kanan bawah tanda panah 5.3.5 Persentase Desain GTSL Fleksibel yang Tidak Memiliki Sandaran Oklusal Berdasarkan Lokasi Rahang di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008 Dari 72 desain Wrap Around yang terlihat pada tabel 9, yang tidak memiliki sandaran oklusal pada RA sejumlah 62 65,26 memiliki persentase terbesar, sedangkan desain Wrap Around pada RB sejumlah 10 10,53 memiliki persentase terkecil. Hal ini mungkin disebabkan adanya oklusi yang rapat dari gigi-geligi pasien membuat tidak terdapat cukup ruangan untuk penempatan sandaran oklusal dan dokter gigi tidak melakukan persiapan pada rongga mulut pasien untuk menerima gigitiruan dengan cara melakukan preparasi gigi untuk menempatkan sandaran oklusal sehingga ada beberapa gigitiruan fleksibel yang dibuat tanpa sandaran oklusal. Selain itu, ada anggapan bahwa desain Wrap Around diharapkan cukup baik menahan tekanan pengunyahan karena didesain melingkar cukup rapat di sekeliling servikal gigi asli yang masih ada dan gingiva Gambar 20. Universitas Sumatera Utara Gambar 20. Desain Wrap Around tanpa sandaran oklusal pada kasus Klas III Kennedy posterior Dari 23 modifikasi desain GTSL fleksibel yang terlihat pada tabel 9, diperoleh bahwa desain Wrap Around Modifikasi pada RA yang tidak memiliki sandaran oklusal sejumlah 9 9,47 dan pada RB sejumlah 5 5,27, sedangkan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA yang tidak memiliki sandaran oklusal sejumlah 8 8,42 dan pada RB sejumlah 1 1,05. Desain modifikasi yang tidak memiliki sandaran oklusal pada RA lebih besar dibanding pada RB mungkin disebabkan kontak yang rapat dari gigi-geigi pasien dan dokter gigi tidak melakukan preparasi gigi untuk penempatan sandaran oklusal atau kemungkinan lain disebabkan keadaan anatomis oklusal maupun insisal gigi yang mengalami atrisi sehingga ada beberapa gigitiruan fleksibel yang dibuat tanpa sandaran oklusal. Usaha yang dilakukan di LAB UJI dalam mendesain GTSL fleksibel untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara meninggikan lengan resiprokal yang merupakan perluasan dari basis gigitiruan di bagian singulum sehingga diharapkan dapat mengganti fungsi sandaran oklusal dalam menahan tekanan ke arah gingiva Gambar 21. Universitas Sumatera Utara Gambar 21. Desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA tanpa sandaran oklusal 5.3.6 Persentase Dari Kombinasi GTSL Fleksibel Dengan Kerangka Logam Berdasarkan Lokasi Rahang dan Klasifikasi Kennedy di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008 Dari 89 kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam yang dibuat berdasarkan lokasi rahang yang terlihat pada tabel 10 menunjukkan yang dibuat pada RA sejumlah 37 41,57 dan pada RB sejumlah 52 58,43. Jumlah yang dibuat pada RB lebih besar dibanding pada RA, hal ini kemungkinan disebabkan RB lebih besar menerima pengaruh kekuatan pengunyahan dibanding RA sehingga dengan mengkombinasikan GTSL fleksibel dengan kerangka logam dapat menambah kekuatan dan stabilitas dari gigitiruan selain harapan fungsi estetis yang terpenuhi Gambar 22. Selain itu, pada kasus free end dengan linggir yang tajam, desain GTSL fleksibel biasa masih perlu dikembangkan sehingga dengan dikombinasikannya GTSL fleksibel dengan kerangka logam maka fungsi pengunyahan yang membutuhkan kekuatan dan stabilitas dapat terpenuhi dengan adanya kerangka logam Universitas Sumatera Utara dan fungsi estetis terpenuhi dari basis nilon termoplastik yang biokompatibel serta warna, bentuk, dan desainnya yang menyerupai gingiva. 7-9 Gambar 22. Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam tanda panah Dari 37 kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 10, Klas III modifikasi anterior sejumlah 11 12,36 memiliki persentase terbesar, sedangkan dari 52 kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, persentase terbesar dijumpai pada Klas III modifikasi posterior sejumlah 16 17,97. Hal ini kemungkinan disebabkan pada RA kehilangan gigi anterior lebih sering dijumpai, kehilangan gigi anterior pada RA sangat mempengaruhi estetis dan desain dari GTSL fleksibel yang dikombinasikan dengan kerangka logam dapat dibuat lebih bervariasi. Pada RB Klas III Kennedy modifikasi posterior memiliki persentase terbesar kemungkinan disebabkan gigi posterior RB khususnya molar pertama permanen pertama kali tumbuh dibanding gigi Universitas Sumatera Utara permanen yang lain sehingga kemungkinan berkontak dengan makanan lebih lama yang meningkatkan resiko karies sehingga kemungkinan kehilangan dini gigi tersebut sangat besar. 25 Dari 37 kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 10, Klas II Kennedy sejumlah 1 1,12 dan dari 52 kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas II Kennedy sejumlah 2 2,25 memiliki persentase terkecil kemungkinan disebabkan gigi yang hilang adalah gigi posterior sehingga tidak terlalu mengganggu estetis dan pasien beranggapan masih dapat menggunakan gigi anterior dalam pengunyahan apabila gigi posteriornya telah hilang. Selain itu, untuk menggantikan gigi posterior yang hilang pada RB harus mempertimbangkan fungsi pengunyahan pasien sehingga pada Klas III Kennedy modifikasi posterior banyak dibuatkan GTSL fleksibel yang dikombinasi dengan kerangka logam. 25

5.3.6.1 Persentase Desain Dari Kombinasi GTSL Fleksibel Dengan

Kerangka Logam Pada Rahang Atas Berdasarkan Klasifikasi Kennedy Dari 3 desain Wrap Around pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 11, Klas III posterior sejumlah 2 5,41 memiliki persentase terbesar. Hal ini kemungkinan disebabkan desain Wrap Around dapat dibuat dalam bentuk sadel untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang seperti pada kasus Klas III Kennedy. 4,9 Selain itu, desain Wrap Around banyak digunakan pada kasus ini karena desain tersebut memanfaatkan daerah gerong pada Universitas Sumatera Utara jaringan lunak dan gigi sebagai retensi dan dibuat melingkar cukup rapat di sekeliling servikal gigi asli yang masih ada dan gingiva, dikenal dengan prinsip retento grip, sehingga membuat gigitiruan ini tidak mudah terlepas saat digunakan dan lebih retentif. Desain Spur dan Anchor tetap tidak dijumpai pada desain kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam pada RA mungkin disebabkan karena hal yang sama seperti pada persentase desain GTSL fleksibel pada RA berdasarkan Klasifikasi Kennedy. 4,6,7,9,10,18 5.3.6.2 Persentase Modifikasi Desain Dari Kombinasi GTSL Fleksibel Dengan Kerangka Logam Pada Rahang Atas Berdasarkan Klasifikasi Kennedy Dari 34 modifikasi desain dari kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam diperoleh bahwa desain Wrap Around Modifikasi sejumlah 13 38,24 dan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor sejumlah 21 61,76. Dari 13 desain Wrap Around Modifikasi pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 12, Klas III modifikasi anterior sejumlah 5 14,72 dan dari 21 desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas I modifikasi sejumlah 7 20,58 memiliki persentase terbesar. Hal ini disebabkan pada Klas III Kennedy modifikasi anterior terdapat daerah tidak bergigi modifikasi pada regio anterior sehingga desain yang ada harus dimodifikasi agar dapat mencakup daerah modifikasi tersebut dan tetap memenuhi kebutuhan estetis pasien. Sedangkan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor banyak dijumpai pada Klas I Kennedy modifikasi disebabkan gigi yang hilang adalah Universitas Sumatera Utara gigi posterior sehingga harus dipertimbangkan kekuatan dan stabilisasi dari gigitiruan dan mengkombinasikan desain tersebut dengan kerangka logam dapat memenuhi kebutuhan tersebut Gambar 23. Dari 13 desain Wrap Around Modifikasi pada RA yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 12, Klas II modifikasi sejumlah 1 2,94 dan dari 21 desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas III modifikasi posterior sejumlah 2 5,88 memiliki persentase terkecil. Hal ini disebabkan gigi yang hilang adalah gigi posterior sehingga harus dipertimbangkan fungsi pengunyahan pada saat pembuatan gigitiruan fleksibel menyebabkan desain tersebut jarang digunakan. Gambar 23. Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam dengan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA pada kasus Klas III Kennedy modifikasi posterior Universitas Sumatera Utara 5.3.6.3 Persentase Desain Dari Kombinasi GTSL Fleksibel Dengan Kerangka Logam Pada Rahang Bawah Berdasarkan Klasifikasi Kennedy Dari 5 desain Wrap Around pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 13, Klas III posterior sejumlah 3 5,77 memiliki persentase terbesar. Hal ini memiliki kondisi yang hampir sama dengan persentase desain GTSL fleksibel pada RB berdasarkan Klasifikasi Kennedy. Desain Spur dan Anchor tetap tidak dijumpai pada desain Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam pada RB mungkin disebabkan karena hal yang sama seperti pada persentase desain GTSL fleksibel pada RA berdasarkan Klasifikasi Kennedy.

5.3.6.4 Persentase Modifikasi Desain Dari Kombinasi GTSL Fleksibel

Dengan Kerangka Logam Pada Rahang Bawah Berdasarkan Klasifikasi Kennedy Dari 47 modifikasi desain dari kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam diperoleh bahwa desain Wrap Around Modifikasi sejumlah 34 72,34 dan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor sejumlah 13 27,66. Dari 34 desain Wrap Around Modifikasi pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy yang terlihat pada tabel 14, Klas III modifikasi posterior sejumlah 15 31,92 dan dari 13 desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RB yang dibuat berdasarkan Klasifikasi Kennedy, Klas I modifikasi, Klas II modifikasi, serta Klas III modifikasi anterior sejumlah 4 8,51 memiliki persentase terbesar. Hal ini mungkin disebabkan kehilangan gigi posterior pada RB harus mempertimbangkan kekuatan pengunyahan sehingga desain fleksibel dapat dikombinasi dengan kerangka logam Universitas Sumatera Utara sehingga selain dapat memenuhi fungsi pengunyahan, gigitiruan yang digunakan juga dapat memenuhi fungsi estetis pasien Gambar 24. Gambar 24. Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam dengan desain Wrap Around Modifikasi pada RB pada kasus Klas III Kennedy modifikasi posterior

5.3.8 Persentase Dari Kombinasi GTSL Fleksibel Dengan Kerangka

Logam Berdasarkan Lokasi Rahang dan AdaTidaknya Sandaran Oklusal di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008 Dari 89 desain dari kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam yang dibuat berdasarkan lokasi rahang dan adatidaknya sandaran oklusal yang terlihat pada tabel 15, pada RA yang memiliki sandaran oklusal sejumlah 30 33,71 dan pada RB sejumlah 50 56,18, sedangkan pada RA yang tidak memiliki sandaran oklusal sejumlah 7 7,86 dan pada RB sejumlah 2 2,25. Jumlah yang memiliki sandaran oklusal lebih banyak dibanding yang tidak memiliki sandaran oklusal. Jumlah ini menunjukkan bahwa desain GTSL fleksibel yang dibuat di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU telah memenuhi prinsip cangkolan Universitas Sumatera Utara yang baik memiliki satu kesatuan cangkolan yaitu lengan retentif, lengan resiprokal dan sandaran oklusal dengan membuat sandaran oklusal pada GTSL fleksibel baik berupa sandaran oklusal melalui perluasan basis GTSL fleksibel maupun sandaran oklusal aker’s dari kerangka logam sebagai penahan langsung ekstrakoronal yang bertujuan agar gigitiruan tidak menekan jaringan lunak di bawahnya sehingga pasien tidak merasa sakit saat gigitiruan digunakan Gambar 25. Masih terdapat desain yang tidak memiliki sandaran oklusal kemungkinan disebabkan dokter gigi pengirim yang tidak melakukan persiapan pada rongga mulut pasien untuk menerima gigitiruan, seperti melakukan preparasi gigi untuk menempatkan sandaran oklusal atau membuat desain gigitiruan yang baik untuk kondisi rongga mulut pasien tersebut, melainkan menyerahkan sepenuhnya pada dokter gigi di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU yang tidak mengetahui seluruhnya kondisi rongga mulut pasien yang bersangkutan untuk mendesain gigitiruan tersebut. Selain itu, jarak interoklusal yang kurang maupun oklusi yang rapat dari gigi-geligi pasien yang sering menyebabkan traumatik oklusi ataupun keadaan anatomis oklusal maupun insisal gigi-geligi pasien yang mengalami atrisi menyebabkan tidak terdapat cukup ruang untuk tempat dudukan sandaran oklusal. Universitas Sumatera Utara Gambar 25. Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam yang memiliki sandaran oklusal dengan; a. Desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA pada kasus Klas III Kennedy modifikasi posterior; b. desain Wrap Around Modifikasi pada RB pada kasus Klas I Kennedy 5.3.8 Persentase Desain Dari Kombinasi GTSL Fleksibel Dengan Kerangka Logam yang Tidak Memiliki Sandaran Oklusal Berdasarkan Lokasi Rahang di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008 Dari 1 desain Wrap Around yang tidak memiliki sandaran oklusal yang terlihat pada tabel 16 diperoleh bahwa pada RA sejumlah 1 11,11 memiliki persentase terbesar. Hal ini mungkin disebabkan keadaan anatomis oklusal maupun insisal gigi yang telah mengalami atrisi sehingga mempengaruhi penempatan dudukan sandaran oklusal sehingga ada beberapa gigitiruan fleksibel yang dibuat tanpa sandaran oklusal. Dari 8 modifikasi desain dari kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam yang terlihat pada tabel 16, diperoleh bahwa desain Wrap Around Modifikasi pada RA yang tidak memiliki sandaran oklusal sejumlah 1 11,11 dan pada RB sejumlah 2 22,22, sedangkan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA yang tidak memiliki sandaran oklusal sejumlah 5 55,56. Desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada RA yang tidak memiliki sandaran oklusal memiliki a b Universitas Sumatera Utara persentase terbesar, keadaan ini mungkin disebabkan tidak adanya tempat untuk meletakkan sandaran oklusal akibat permukaan oklusal ataupun insisal gigi yang mengalami atrisi. Kemungkinan lain disebabkan desain tersebut telah cukup mendapat retensi dari gigi asli yang masih ada dan gingiva karena lengan resiprokal pada bagian singulum yang ditinggikan serta kekuatan dan stabilisasi dari kerangka logam tanpa harus menggunakan sandaran oklusal sehingga diharapkan telah cukup menahan tekanan pengunyahan yang mengenai gigitiruan tersebut Gambar 26. Gambar 26. Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam dengan desain Wrap Around Modifikasi Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai ”Distribusi dan Desain Gigitiruan Sebagian Lepasan Fleksibel di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU Tahun 2008” adalah sebagai berikut : 1. Persentase GTSL fleksibel : - Berdasarkan lokasi rahang diperoleh GTSL fleksibel pada RA lebih besar dibanding pada RB. - Berdasarkan lokasi rahang dan Klasifikasi Kennedy diperoleh persentase terbesar pada RA yaitu Klas III modifikasi anterior dan pada RB yaitu Klas III posterior. 2. Desain GTSL fleksibel : - Pada RA berdasarkan Klasifikasi Kennedy diperoleh persentase terbesar adalah desain Wrap Around pada Klas III posterior sedangkan modifikasi desain GTSL fleksibel pada RA berdasarkan Klasifikasi Kennedy diperoleh persentase terbesar adalah desain Wrap Around Modifikasi pada Klas III modifikasi anterior dan desain Wrap Around Modifikasi + Anchor pada Klas III modifikasi anterior. - Pada RB berdasarkan Klasifikasi Kennedy diperoleh persentase terbesar adalah desain Wrap Around pada Klas III posterior sedangkan modifikasi desain GTSL fleksibel pada RB berdasarkan Klasifikasi Kennedy diperoleh persentase terbesar Universitas Sumatera Utara