Terapi Non-Farmakologi Terapi Farmakologi

umur berapa pun, memiliki risiko lebih rendah terkena hipertensi dan gagal jantung berikutnya ICSI, 2012.

B. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

1. Terapi Non-Farmakologi

Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang direkomendasi JNC VII untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi meliputi: a. Menurunkan berat badan. Pasien harus berusaha mengatur berat badannya dalam kisaran normal yakni BMI berkisar 18,5-24,9 kgm 2 . b.Mengikuti aturan makan yang dianjurkan DASH Dietary Approaches to Stop Hypertension , yakni mengonsumsi banyak buah dan sayuran serta produk yang terbuat dari susu rendah lemak. c. Mengurangi asupan natrium. Asupan natrium perhari harus dibatasi kurang dari atau sama dengan 100 mEq 2,4 g natrium atau 6 g natrium klorida. d.Banyak melakukan aktivitas fisik, seperti rutin melakukan aerobik paling tidak 30 menit per hari. e. Mengurangi kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok Straka, 2008.

2. Terapi Farmakologi

Obat antihipertensi ada beberapa golongan,yaitu diuretik tiazid, Beta bloker atenolol, propanolol, metoprolol, ACE atau Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor captopril, lisinopril, enalapril, Angiotensin Reseptor Bloker atau ARBAIIRA candesartan, losartan, valsartan, Calcium Chanel Bloker atau CCB [sub golongan dihidropiridin amlodipin, felodipin, nifedipin dan sub golongan non- dihidropiridin diltiazem, verapamil], alfa bloker sebagai penghambat adrenoseraptor-1 Gormmer, 2007. Paling sering digunakan pada masyarakat umumnya adalah ACE Angiotensin Converting Enzyme . Mekanisme kerja obat golongan ini adalah menghambat secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekusor angiotensin I yang inaktif. Efek antihipertensi golongan ACE Inhibitor ini lebih kuat karena obat ini dapat menghambat degradasi kini termasuk bradikinin yang memiliki efek vasodilatasi. Selain itu Calcium Chanel Bloker CCB juga terkadang digunakan sebagai kombinasi. Mekanisme kerja golongan CCB ini akan menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung, dan sel-sel otot polos pembuluh darah sehingga akan menurunkan kontraktilitas jantung, menekan pembentukan dan perambatan impuls elekterik dalam jantung dan memacu aktivitas vasodilatasi Gormmer, 2007.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko kesehatan).

0 9 79

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor sosio ekonomi

0 0 82