2. Merokok
Tabel X. Pengaruh Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Hipertensi dengan Merokok di Dukuh Sembir
Tekanan darah yang tidak terkontrol lebih tinggi pada pria yang merokok dibandingkan dengan wanita merokok Babiker, 2013. Penelitan yang dilakukan
Qiao 2013 dan Sherlock 2014 menunjukkan bahwa rokok meningkatkan risiko hipertensi.
Penelitian ini tidak ada responden wanita yang merokok, hanya responden pria yang merokok. Maka dilakukan subanalisis hanya responden laki-laki yang
manjadi subyek perhitungan dengan program komputer. Demikian juga penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh antara merokok dengan prevalensi dan tingkat
kesadaran hipertensi ditunjukkan dari 0,0340,05; 0,0050,05 tabel X, dengan OR 2,3395 Cl: 1,01-5,36 dan OR 0,3595 Cl: 0,16-0,76 sehingga H
ditolak.
Faktor Merokok
Total P
OR
Ya Tidak
n n
n
Prevalensi 0,034
2,3395 Cl: 1,01-
5,36 14090
mmHg 37
32,46 11
9,65 48
42,11 ≥14090
mmHg 39
34,21 27
23,68 66
57,89
Total 76
66,67 38
33,33 265
100
Kesadaran 0,005
0,3595 Cl: 0,16-
0,76 Ya
13 8,78
64 43,24
77 52,02
Tidak 26
17,57 45
30,41 71
47,98
Total 39
26,35 109
73,65 148
100
Terapi 0,429
0,7595 Cl: 0,23-
2,48 Ya
7 9,09
39 50,65
46 59,74
Tidak 6
7,80 25
32,46 31
40,26
Total 13
16,88 64
83,12 77
100
Namun tidak ada pengaruh merokok dengan terapi hipertensi tabel X karena probabilitas di atas 0,05 p=0,429.
Pemeliharaan kesehatan di Dukuh Sembir yang kurang baik terbukti dengan hasil penelitian yang telah dilakukan ini. Prevalensi yang tinggi terhadap hipertensi
kebanyakan dari responden laki-laki yang hipertensi mengkonsumsi rokok, serta responden yang sadar akan menderita hipertensi dan telah melakukan terapi
hipertensi di Dukuh Sembir tetap mengkonsumsi rokok. Hal demikian juga membuktikan tingakat kepedulian yang sangat rendah terkait kesehatan di Dukuh
Sembir. Hal demikian akan membuat prevalensi hipertensi di Dukuh Sembir semakin meningkat.
3. Pola Makan
Mengatur pola makan seperti mengurangi garam dan makanan berlemak dapat mengurangi risiko hipertensi. Mengurangi asupan garam dapat meningkatkan
kontrol tekanan darah 2,3 kali lipat. Konsumsi garam kurang dari 1.500 mg dalam sehari ICSI, 2012. Makan sayur dan buah-buahan yang cukup juga dapat
mengurangi risiko hipertensi Peltzer, 2013. Pada penelitian ini tabel XI probabilitas di atas 0,05, sehingga dapat disimpulkan H
diterima. Berarti tidak ada pengaruh antara mengatur pola makan dengan prevalensi p=0,073 dan terapi
p=0,571 hipertensi. Pada tabel XI menunjukkan ada pengaruh antara mengatur pola makan dengan kesadaran hipertensi, karena probabilitas di bawah 0,05 p=0,012.
Tabel XI. Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi dengan Mengatur Pola Makan di Dukuh Sembir
Mengatur pola makan merupakan salah satu upaya pemeliharan tekanan
darah yang stabil. Namun, Di Dukuh Sembir responden hipertensi yang sadar akan hipertensi tidak mengatur pola makan dengan tidak mengurangi konsumsi garam
ataupun lemak. Penelitian awal yang bersumber dari kepala dukuh terbukti benar bahwa masyarakat Dukuh Sembir kurang peduli terhadap kesehatan. Walaupun
masyarakat tersebut sudah mengatahui bahwa dirinya menderita sakit hipertensi.
4. BMI