E. Teori The ‘
Rule of H
alves’
The
‘Rule of Halves‘ merupakan teori penyajian median dalam statistik, dimana mencakup populasi dalam bentuk apapun dan dapat menggunakan ukuran
apapun. Setengah dari orang –orang akan berada pada satu sisi median dan
setengahnya disisi lain Deepa, 2003.
The
’
Rule of H
alves’ dapat digunakan dalam penelitian bidang hipertensi. Teori ini menyatakan dimana setengah dari pasien
hipertensi tidak diketahui oleh pelayanan kesehatan belum terdiagnosis, setengah dari orang
– orang yang responden hipertensi yang tidak menerima terapi pengobatan dan setengah dari mereka diperlakukan terapi, tidak melakukan kontrol
Hooker,1999. Menurut Scheltens, the ‘
Rule of Halves
’ yaitu setengah dari semua pasien hipertensi menyadari memiliki hipertensi, 50 dari mereka yang dideteksi
diperlakukan dan setengah dari hipertensi diobati, serta memiliki tingkat tekanan darah baik Scheltens, 2007.
F. Profil Tempat Penelitian
Dukuh Sembir terletak di Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan Rekapitulasi Pendataan Desa
Madurejo pada tahun 2012, jumlah laki-laki di Dukuh Sembir 502 orang dan perempuan 470 orang yang totalnya 972 orang. Di Dukuh Sembir, masyarakat
dewasa dan lanjut umur umur 16-21 tahun 103 orang, 22- 59 tahun 536 orang, 60 tahun 135 orang.
Berdasarkan rekam medik dari pengobatan gratis Desa Mitra Sanata Dharma yang pernah di lakukan di Dukuh Sembir pada 16 Juni 2013, Sebagian besar
masyarakat Dukuh Sembir menderita hipertensi penyakit darah tinggi. Dari 100 pasien, 18 masuk dalam Hipertensi
grade
1, 19 masuk dalam Hipertensi
grade
2 BEMF, 2013.
G. Landasan Teori
Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
≥14090 mmHg secara persisten. Hipertensi dikenal sebagai “
silent killer
” karena penyakit ini tidak menampakkan gejala sehingga untuk mengetahui apakah menderita hipertensi atau tidak harus
dilakukan pengukuran tekanan darah. The ‘Rule of Halves’
memiliki arti bahwa setengah dari populasi adalah pasien hipertensi, setengah dari responden hipertensi
sadar menderita hipertensi, setengah dari mereka melakukan terapi, dan setengah tidak
berhasil mengendalikan tekanan darahnya.
Hipertensi umumnya dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin Chataut, 2011, selain itu penyebab lain adalah faktor risiko hipertensi yang memiliki hasil
yang berbeda pada setiap kelompok. Aktivitas fisik mempengaruhi stabilitas tekanan darah Alsairafi, 2010. Merokok berpengaruh dengan tekanan darah Venkataraman,
2013. Mengatur pola makan meliputi pembatasan konsumsi garam dan lemak. Konsumsi garam berlebihan secara langsung meningkatkan tekanan darah ICSI,
2012. Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi Goldman, 2014. BMI ≥25 memiliki
prevalensi hipertensi yang tinggi Gudina, 2013. Konsumsi alkohol berat dapat mengakibatkan hipertensi Sherlock, 2014. Riwayat keluarga menjadi faktor risiko
yang kuat terhadap hipertensi, seperti diabetes melitus Gudina, 2013. Mencegah bertambah prevalensi hipertensi dapat dilakukan pengontrolan oleh penderita
hipertensi. Sebaiknya penderita hipertensi yang sudah mengetahui bahwa dirinya mengalami hipertensi, diharapkan mematuhi untuk mengonsumsi obat antihipertensi
dan melakukan kontrol ke pihak pelayanan kesehatan. Kesadaran masyarakat terkait masalah hipertensi masih rendah dan sedikit masyarakat yang melakukan terapi
secara rutin. Hal ini dikarenakan penderita belum menyadari bahaya hipertensi. Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan terkait faktor risiko kesehatan
aktivitas fisiko, merokok, pola makan, BMI, alkohol, dan riwayat penyakit terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi. Dukuh Sembir merupakan pedesaan
dengan ingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap suatu penyakit . Penelitian ini dilakukan di Dukuh Sembir, diharapkan dapat mengamati pengaruh faktor risiko
kesehatan terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi.
H. Hipotesis