24
1 Materi yang diajarkan cenderung sama karena materi yang
diajarkan tergantung pada siswa. 2
Lama waktu bimbingan belajar sama, antara 90 – 120 menit dalam satu kali pertemuan.
3 Pada intinya, bimbingan belajar yang diberikan sama karena sama-
sama melayani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 4
Model pembelajaran yang dilaksanakan di Lembaga Bimbel ataupun di bimbel privat biasanya tidak berbeda jauh.
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
1. Francisca 2004: dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara
Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar, Status Sosial Ekonomi Orangtua, Motivasi Belajar Siswa dengan Keberhasilan Siswa
Menempuh Ujian Akhir Nasional, menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keikutsertaan siswa dalam program
bimbingan belajar dengan keberhasilan siswa menempuh UAN dapat diterima. Hal tersebut didukung dari sumbangan efektif yang diberikan
keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar yaitu 11,990. Berdasarkan hal tersebut maka apabila ada kemauan siswa untuk
mengikuti program bimbingan belajar di mana dapat membantu siswa dalam memecahkan kesulitan belajar melalui pemecahan soal-soal untuk
UAN maka akan membimbing siswa untuk berhasil dalam menempuh UAN.
25
2. Maryani 2000: dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara
Intensitas Siswa mengikuti bimbingan Belajar di Luar Jam Sekolah, Sikap Siswa terhadap Matematika, dan NEM Matematika Siswa di SLTP
dengan Prestasi Belajar Matematika dikalangan Siswa Siswi SMU BOPKRI I Yogyakarta Kelas 1 CAWU II Tahun Ajaran 19981999,
memperoleh adanya hubungan antara intensitas mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan prestasi belajar matematika adalah
positif dengan signifikan pada taraf signifikan 0,05. Besar koefisien korelasinya adalah sebesar 0,925. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan
antara dua variabel tersebut disebabkan karena adanya kontinuitas belajar atau terjadwalnya waktu belajar siswa, dan yang mengikuti bimbingan
belajar, mempunyai waktu lebih banyak dalam kegiatan belajarnya, tetapi siswa yang tidak mengikuti kegiatan bimbingan belajar prestasi
belajarnya pun ada yang baik.
D. Kerangka Berpikir
Belajar bukanlah suatu hal yang baru bagi setiap pelajar. Begitu pula bagi siswa SMA. Kegiatan ini sudah biasa dan banyak dilakukan sejak SD, SMP,
dan SMA. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa semua siswa telah mampu belajar dengan baik. Hal ini terlihat jelas pada tiap akhir semester banyak
siswa yang nilainya tidak memuaskan atau bahkan tidak lulus ujian. Situasi dan kondisi di SMA berbeda dengan situasi dan kondisi di SD dan SMP, yang
dipelajari di SMA lebih banyak, lebih sulit, lebih komplek, dan banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tuntutan yang harus dihadapi. Oleh karena itu agar siswa berhasil dalam belajar fisika perlu suatu keteraturan dalam belajar tentang fisika.
Belajar fisika adalah suatu proses sehingga tidak mungkin langsung menjadi baik, melainkan melalui suatu pembimbingan. Belajar yang teratur
dapat ditempuh dengan melalui bimbingan belajar fisika karena di dalam bimbingan belajar, waktu yang digunakan untuk belajar sudah ditentukan atau
sudah dijadwalkan, dan di dalam kegiatan tersebut siswa tidak hanya dituntut sebagai pihak penerima saja tetapi siswa dituntut aktif ikut belajar. Di dalam
bimbingan belajar lebih keras dan intensitas belajar seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa secara teoritis, bimbingan belajar fisika memang mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi
belajar fisika. Akan tetapi, apakah ada hubungan yang secara teoritis tersebut juga terjadi dalam kenyataan. Hal tersebut akan diselediki dalam penelitian
ini.
E. Hipotesis