Tata cara berlalu lintas

e Penegakan hukum secarakonsisten dan berkelanjutan. 3 Pembina lalu lintas dan angkutan jalan menetapkan kebijakandan program untuk mewujudkan budaya keamanan dan keselamatanberlalu lintas.

2.2.7.1. Tata cara berlalu lintas

Adapun tata cara berlalu lintas dalam berkendara untuk mengurangi terjadinya kecelakaan dan mengurangi terjadinya pelanggaran – pelanggaran yang harus ditaati oleh para pengguna jalan sesuai dengan undang – undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan di jalan pasal 105 yang berbunyi: a Berperilaku tertib. b Mencegah hal – hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau dapat menimbulkan kerusakan jalan. Pasal 106 berbunyi: 1 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi. 2 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda. 3 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan layak jalan. 4 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mematuhi ketentuan: a Rambu perintah atau larangan. b Marka jalan. c Alat pemberi isyarat lalu lintas. d Gerakan lalu lintas. e Berhenti dan parker. f Peringatan dengan bunyi dan sinar. g Kecepatan maksimal dan minimal. h Tata cara penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain. 5 pada saat diadakan pemerikasaan kendaraan bermotor di jalan setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor wajib menunjukkan: a surat tanda nomor kendaraan bermotor atau surat tanda coba kendaraan bermotor. b Surat ijin mengemudi. c Bukti lulus uji berkala. d Tanda bukti lain yang sah. 6 setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih di jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan. 7 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor roda 4 atau lebih yang tidak di lengkap dengan rumah – rumah di jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan dan mengenakan helm yang memenuhi standart nasional Indonesia. 8 Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dan penumpang sepeda motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standart nasional Indonesia. 9 Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa kereta samping di larang membawa penumpang lebih dari 1 orang. Pasal 107 mengenai penggunaan lampu utama berbunyi: 1 Pengemudi kendaraan bermotor wajib menyalakan lampu utama kendaraan bermotor yang di gunakan di jalan pada malam hari dan pada kondisi tertentu. 2 Pengemudi sepeda motor selain mematuhi ketentuan sebagaimana di maksud pasa ayat 1 wajib menyalakan lampu utama pada siang hari. Pasal 108 tentang jalur atau lajur lalu lintas berbunyi: 1 Dalam berlalu lintas pengguna jalan harus menggunakkan lajur jalan sebelah kiri. 2 Penggunaan lajur jalan sebelah kanan hanya dapat dilakukan jika: a Pengemudi bermaksud akan melewati kendaraan di depannya. b Di perintahkan oleh petugas kepolisian Negara republic Indonesia untuk di gunakan sementara sebagai jalur kiri. 3. Sepeda motor, kendaaan bermotor yang kecepatannya lebih rendah, mobil barang, dan kendaraan tidak bermotor berada berada pada lajur kiri jalan. 4. penggunaan lajur sebelah kanan hanya di peruntuhkan bagi kendaraan dengan kecepatan yang lebih tinggi, akan membelok ke kanan, mengubah arah, atau mendahului kendaraan lain. Sesuai dengan pasal 25 undang – undang 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang mengatakan bahwa setiap jalan yang di gunakkan untuk lalu lintas umum wajib di lengkapi dengan perlengkapan jalan berupa : 1. Rambu lalu lintas 2. Marka jalan 3. Alat pemberi isyarat 4. Alat penerangan jalan 5. Alat pengendali dan pengaman pengguna jalan 6. Alat pengawasan dan pengaman jalan 7. Fasilitas untuk pesepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat 8. Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar badan jalan 2.2.8. Ketentuan – Ketentuan Pidana Bagi Pengendara Yang Melakukan Pelanggaran –Pelanggaran Lalu Lintas. Untuk mengurangi terjadinya pelanggaran – pelanggaran dan terjadinya kecelakaan maka pihak satlantas polwil tabes Surabaya menetapkan ketentuan pidana bagi pengguna jalan yang melakukan pelanggaran saat mengemudikan kendaraannya di jalan sesuai dengan undang – undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 280 yang berbunyi: setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak di pasangi tanda nomor kendaraan bermotor yang sudah di tetapkan oleh kepolisian Negara republic Indonesia sebagaimana di tetapkan pada pasal 68 ayat 1 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulanatau denda paling banyak Rp 500.000,00. Pasal 281 berbunyi: setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak memiliki surat ijin mengemudi sebagai mana di maksud pada pasal 77 ayat 1 di pidana dengan kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1000.000,00. Pasal 282 berbunyi : setiap pengguna jalan yang tidak mematuhi perintah yang di berikan oleh petugas kepolisian Negara republic Indonesia sebagai mana di maksud dalam pasal 104 ayat 3 di pidana dengan kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00. Pasal 283 berbunyi: setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lainatau di pengaruhi suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan sebagaimana di maksud pada pasal 106 ayat 1 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp 750.000,00. Pasal 284 berbunyi: setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan tidak mengutamakan keselamtan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana di maksud dalam pasal 106 ayat 2 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak RP 500.000,00. Pasal 285 ayat 1 berbunyi: setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot dan kedalaman alur ban sebagaimana di maksud dalam pasal 106 ayat 3 juncto pasal 48 ayat 2 dan ayat 3 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00. Pasal 287 ayat 1 berbunyi: setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang di nyatakan dengan rambu – rambu lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat 4 huruf a atau marka jalan sebagaimana di maksud dalam pasal 106 ayat 4 huruf b di pidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500.000,00. Pasal 288 1 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak di lengkapi dengan surat tanda nomor kendaraan bermotor atau surat tanda coba kendaraan bermotor yang di tetapkan oleh kepolisian Negara republic Indonesia sebagaimana di maksud dalam pasal 106 ayat 5 huruf a di pidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500.000,00. 2 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak dapat menunjukkan surat ijin mengemudi yang sah sebagaimana di maksud dalam pasal 106 ayat 5 huruf b di pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00. Pasal 291 1 Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tidak mengenakan helm standart nasional Indonesia sebagaimana di maksud dalam pasal 106 ayat 8 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau dendapaling banyak Rp 250.000,00. 2 Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat 8 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00. Pasal 293 1 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu sebagaimana di maksud dalam pasal 107 ayat 1 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00. 2 Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana di maksud dalam pasal 107 ayat 2 di pidana dengan pidana kurungan paling lama 15 hari atau denda paling banyak Rp 100.000,00.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori tentang program santun di jalan yang sesuai dengan undang – undang 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pada polantas Surabaya maka, kerangka berfikir penelitian ini di tetapkan sebagai berikut: Polantas Surabaya merupakan bagian dari unit Polwil tabes Surabaya dalam melaksanakan tugas di bidang lalu lintas dan dalam melakukan tugasnya Polantas Surabaya harus mampu menjaga tata tertib lalu lintas dengan terus berkampanye dan mensosialisasikan mengenai tata cara santun di jalan bagi pengendara roda 2 agar dapat mengurangi terjadinya pelanggaran – pelanggaran dalam bertata tertib lalu lintas serta mngurangi terjadinya kecelakaan yang dapat