43
3.2 Fokus Penelitian
Masalah yang akan diteliti , awalnya masih umum dan samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada dalam
lapangan. Fokus ini masih mungkin akan mengalami perubahan selama berlangsungnya penelitian itu. Fokus dalam penelitian kualitatif merupakan
batas yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Berkaitan dalam tersebut bukunya. 1992:30 Miles dan Huberman
mengemukakan bahwa memfokuskan dan membatasi data dapat dipandang kemanfaatannya sebagai reduksi data yang sudah diantisipasi 1992:30. Jadi
fokus memberikan sebuah aliran pada penulis untuk memusatkan perhatian pada penyederhanaan data yang ada, sehingga penelitian itu membias. Adapun
aspek yang menjadi fokus dalam penelitian ini sesuai dengan ST Kapolda Jatim No. Pol.: ST899IX2005Dit Lantas tanggal 9 September 2005, tentang
pelaksanaan program kampanye safety riding. adalah: 1. Tahap sosialisasi :
a. Sosialisasi ke internal polri.
b. Sosialisasi instansi samping.
c. Mengadakan PKS, Boneka seemeru, dan Open House.
d. Mensosialisasikan program safety riding melalui media elek
tronik dan media massa. e.
Pembagian brosur, pemasangan spanduk, dan pengeras suara di pos-pos lantas.
44
f. Penempatan petugas Polantas pada ruas-ruas jalan dengan publik
adress yang bersifat edukasi. 2. Tahap implementasi :
a. Cara bertindak anggota di lokasi koridor program safety riding.
b. Menempatkan anggota di lokasi koridor program safety riding
mulai jam 06.00-18.00.
3.3 Lokasi Penelitian
Obyek penelitian gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Obyek itu sebagai atribut dari kelompok orang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu. Miles dan Haberman 1992:30 Mendiskripsikan obyek sebagai suatu kontek terbatas, dimana
seseorang mengkaji peristiwa-peristiwa, proses dan hasilnya. Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna memperoleh data. Adapun alasan penulis memilih dan menetapkan lokasi penelitian ini
dengan bahwa di kota surabaya tepatnya di sekitar jalan A.Yani masih sering banyak terjadi kecelakaan dan pengguna roda 2 yang tidak mematuhi rambu2
lalu-lintas dan masih banyak juga pengguna kendaraan roda 2 yang memodifikasi sepedanya namun tidak sesuai dengan standart aslinya dan
tingkat pengguna kendaraan roda 2 itu makin bertambah setiap bulannya hal itu juga di dukung dengan banyaknya dealer – dealer yang memberikan
kemudahan untuk membeli sepeda motor dengan cara kredit serta banyak juga para pengguna kendaraan roda 2 yang memodifikasi kendaraannya tanpa
45
memperdulikan aspek – aspek keselamtan seperti mengganti roda ban sepeda dengan ukuran yang tidak sesuai, serta masih banyaknya masyarakat yang
masih kurang dalam memahami tatacara berlalu lintas di jalan yang baik dan karena alasan tersebutlah angka kecelakaan dan kemacetan yang terjadi di
kota surabaya masih meningkat. Untuk itu pihak Satlantas Polwiltabes Surabaya beserta jajaranya mensosialisasikan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi program safety riding dengan di perkuat oleh undang – undang No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
3.4 Sumber Data