Tabel 6 Data Personil Satlantas PolwilTabes Kota Surabaya berdasarkan Jabatan
Sumber : Kantor Satlantas Polwiltabes Surabaya, 2009 No.
Jabatan Jumlah Orang
Prosentase 1 Kepala
Satuan 1
0,35 2
Wkil Kepala Satuan 1
0,35 3 Bina
Organisasi 3
1,04 4
Penyelidikan dan Rekayasa 14 4,86
5 Lalu Lintas dan Kecelakaan
24 8,33
6 Regristasi dan Identifikasi
59 20,49
7 Urusan Administrasi dan Operasi
3 1,04
8 Patroli 161
55,9 9 Tim
Khusus 11
3,82 10
Pos Komando Sriti 6
2,08 11 Penegakan
Hukum 5 1,74
288 100
Berdasarkan tabel 6 diatas , bahwa pegawai yang di tugaskan untuk patroli lebih banyak yaitu 161 55.9, di karenakan para pegawai yang
bertugas sebagai patroli sangat di perlukan untuk berpatroli mengatur lalu lintas yang ada di kota Surabaya agar tercipta ketertiban dan kelancaran
dalam bagi pengguna jalan.
4.2. Hasil penelitian
4.2.1. Implementasi program safety riding oleh Satlantas Polwiltabes Surabaya untuk menekan terjadinya kecelakaan melalui tahap sosialisasi
Kebijakan public dibuat dalam rangka untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang di inginkan. Kebijakan public
berkaitan dengan apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan.
Kebijakan public dalam hal ini adalah kebijakan yang berasal dari Satlantas Polwiltabes Surabaya untuk menekan angka kecelakaan bagi
pengguna kendaraan di jalan terutama pada roda 2, dan untuk melaksanakan program ini maka pihak dari Satlantas Polwitabes Surabaya melakukan
sosialisasi mengenai program safety riding kepada masyarakat pengguna jalan khususnya roda2 dan untuk melakukan sosialisasi ini pertama pihak Satlantas
melakukan sosialisasi di internal Polri dan instansi samping. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis
dengan Bapak Rukiyono, selaku humas di Satlantas Polwiltabes Surabaya: “Kalo melakukan sosialisasi program safety riding pertama kami melakukan
sosialisasi di internal instansi kami sendiri dulu mas dengan cara mengadakan pertemuan dengan Kapolres serta jajaran dan Kasat Lantas jajaran Polwiltabes
Surabaya, Kapolsekta jajaran Polwitabes Surabaya, selain itu kami juga melakukan pemeriksaan kendaraan kepada setiap anggota pada waktu apel
pagi mas” wawancara 23 November 2010
Hal ini juga di pertegas oleh Bapak AKP Bambang. S, selaku kanit DIKYASA di Satlantas Polwiltabes Surabaya :
“Benar mas yang dikatakan Bpk Bambang sebelum kita melakukan sosialisasi program safety riding ke masyarakat kami melakukan sosialisasi program
safety riding di internal instansi kami sendiri dulu dengan cara memeriksa setiap kendaraan para anggota setiap apel pagi apakah anggota kami benar-
benar sudah menerapkan program safety riding atau belum karena ibaratnya itu mas kita itu sebagai contoh bagi para pengendara lainnya”
wawancara 25 November 2010
Selain sosialisasi di internal Polri Polantas dalam mensosialisasikan program safety riding melakukan kerjasama dengan instansi – instansi
samping agar program safety riding dapat di terima dan di terapkan oleh masyarakat kota Surabaya saat berkendara.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak Rukiyono, selaku humas di Satlantas Polwiltabes Surabaya:
“Selain kami melakukan sosialisasi di internal Polri sendiri kami juga melakukan kerjasama dengan instansi – instansi samping dalam
mensosialisasikan program safety riding diantaranya kami bekerjasama dengan club- club otomotif dan dealer mas, kalo dengan club otomotif kami
mengadakan pertemuan dengan anggota club otomotif dan disitu kami memberi himbauan agar dalam memodifikasi kendaraan hendaknya tidak
melupakan aspek-aspek keselamatan dalam berkendara, selain itu kami juga memberi pengarahan agar dalam berkendara hendaknya lebih mematuhi
peraturan rambu-rambu lalu lintas dan kalau kerjasama dengan dealer kami bekerjasama untuk membuat selebaran mengenai program safety riding yang
kemudian di bagikan kepada para pengendara” wawancara 23 November 2010
Pernyataan tersebut juga di dukung oleh pernyataan dari Bapak AKP
Bambang. S, selaku kanit DIKYASA di Satlantas Polwiltabes Surabaya : “Yang di katakan bapak bambang itu benar mas, tentang sosialisasi mengenai
program safety riding guna untuk menekan angka kecelakaan itu sesuai dengan ST Kapolda Jatim No. Pol.:ST899IX2005Dit yang tercantum dalam
buku petunjuk mengenai program safety riding. Dalam melakukan sosialisasi adapun instansi-instansi samping yang membantu untuk melakukan sosialisasi
mengenai program safety riding agar dalam melakukan sosialisasi mengenai program safety riding dapat sampai ke masyarakat”
wawancara tanggal 23 November 2010 2010
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis
dengan Mas Anton , selaku anggota dari club otomotif:
“Ya mas kami dan para Polantas melakukan kerjasama untuk mensosialisasikan program safety riding, namun kami biasanya
mensosialisasikan program safety riding dengan melakukan pawai di jalanan kota Surabaya dengan memberi contoh bahwa dalam memodifikasi kendaraan
itu tidak perlu mengurangi aspek-aspek keselamatan yang bisa menyebabkan kecelakaan mas misal dengan memasang kedua kaca spion, untuk
memodifikasi kendaraan tidak perlu mengubah standart ban yang sudah ada menjadi ban yang lebih kecil serta dalam berkendara hendaknya memakai
helm yang berstandart nasional indonesia, sedangkan pihak Polantas lebih bertugas memberitahu para pengendara agar lebih mematuhi peraturan-
peraturan yang ada saat berkendara.” wawancara 23 November 2010
Ada juga kegiatan sosialisai program safety riding yang di lakukan
oleh Polantas kota Surabaya yaitu dengan cara mengadakan pks,boneka semeru dan open house, kegiatannya adalah lebih mngajarkan anak – anak
mengenai peraturan berlalulintas sejak usia dini, di samping itu Polantas juga memakai kostum seperti boneka dengan membawa papan dan menyebarkan
pamflet atau brosur mengenai program safety riding di setiap ruas jalan kota Surabaya, dan mengadakan open house di Satlantas Polwiltabes kota
Surabaya dimana para petugas Polantas siap memberi pengertian mengenai pentingnya program safety ridingbagi pengendara roda 2.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak Rukiyono, selaku humas di Satlantas Polwiltabes Surabaya:
“Maksud dari kegiatan pks,boneka semeru, dan open house yang kami lakukan itu mas kami mencoba mengajarkan mengenai peraturan-peraturan
lalu lintas saat berkendara pada usia dini, kalau untuk boneka semeru kami dari anggota Polantas memakai kostum seperti halnya boneka dengan
membawa papan serta brosur mengenai program safety riding, untuk kegiatan open house kami para Polantas mempersilakan bagi masyarakat yang ingin
lebih memahami program safety riding untuk datang ke instansi kami mas dan
disini nanti kami akan memberikan pengetahuan mengenai cara berlalu lintas dalam berkendara”
wawancara 24 November 2010
Hal ini juga di pertegas oleh Bapak AKP Bambang. S, selaku kanit DIKYASA di Satlantas Polwiltabes Surabaya :
“Iya mas kalau untuk sosialisasi program safety riding dengan mengadakan pks patroli keamanan sekolah kami mengajarkan kepada anak-anak dengan
dengan cara mengajak mereka untuk ikut berpatroli dengan didampingi oleh paara anggota Polantas, sedangkan untuk boneka semeru kami menempatkan
anggota di setiap ruas-ruas jalan kota Surabaya dengan mengenakan pakaian seperti boneka dengan membawa papan yang bertuliskan safety riding, kalau
untuk acara open house kami mempersilakan untuk masyarakat yang ingin lebih jelas mengenai pentingya program safety riding kami mempersilakan
masyarakat untuk datang ke instansi kami mas dan di situ nanti akan ada petugas yang akan membantu menjelaskan tentang rambu-rambu lalu lintas
serta cara berkendara yang baik dengan disertai gambar pada setiap dinding di depan halaman instansi kami mas”
wawancara 25 November 2010
Selain keterangan dari anggota kepolisian peneliti juga memperoleh keterangan dari Mas fendi yang pernah berkunjung ke acara open house
tersebut: “Kalau untuk sosialisasi dengan mengadakan acara open house yang
dilakukan oleh anggota Polantas mas itu sudah bagus dan petugas pun juga memberi tahu kepada kami mengenai arti pentingnya program safety riding
bagi pngendara kendaraan roda dua seperti saya mas” wawancara 25 November 2010
Adapun media-media yang digunakan oleh para Polantas kota Surabaya untuk mengampanyekan program safety riding agar sampai ke
masyarakat di mana salah satunya melalui media cetak dan elektronik serta kami juga memasang spanduk-spanduk dan membagikan brosur kepada para
pengendara saat bertugas. Hal ini juga di jelaskan oleh Bapak Rukiyono, selaku humas di
Satlantas Polwiltabes Surabaya : “Kalau untuk melakukan sosialisasi kami menggunakkan media cetak maupun
media elektronik mas, kalau untuk media cetak kami bekerja sama dengan jawa pos yang merupakan media cetak yang ada di kota Surabaya, dan kami
juga memasang spanduk-spanduk serta membagikan brosur-brosur kepada pengguna jalan saat anggota kami bertugas mas. Kalau untuk media elektronik
kami melakukan sosialisasi itu dengan cara mengadakan dialog interaktif melalui TV dan radio yang ada di kota Surabaya”.
wawancara tanggal 24November 2010
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Mas Andre selaku pengendara, adapun keterangannya adalah:
“yaa.. mas saya pernah mendapat brosur dari petugas polantas mengenai program safety riding, menurut saya sangat bagus”
wawancara 24 November 2010
Sosialisasi yang terakhir dilakukan oleh Polantas kota Surabaya adalah dengan menempatkan anggota pada setiap ruas – ruas jalan dengan public
adress yang bersifat edukasi dimana hal ini di lakukan oleh Polantas untuk mempermudah para pengendara kendaraan roda 2 dalam memahami
pentingnya program safety riding yang di lakukan oleh Polantas kota Surabaya.
Hal ini juga di jelaskan oleh Bapak Rukiyono, selaku humas di Satlantas Polwiltabes Surabaya :
”Untuk mempermudah masyarakat dalam memahami pentingnya program safety riding, selain kami melakukan sosialisasi melalui media cetak dan
elektronoik dan memasang spanduk kami juga menempatkan anggota-anggota kami di setiap ruas jalan di kota Surabaya mas dan di situ petugas kami
melakukan publik adress mengenai program safety riding dengan sifat edukasi”
wawancara 24 november 2010 Dalam melakukan sosialisasi program safety riding ke masyarakat
ternyata pihak Polantas masih ada kekurangan dimana Polantas dalam mengampanyekan program safety riding hanya dilakukan di wilayah-wilayah
koridor program safety riding contohnya hanya di jalan-jalan utama saja, sedangkan sosialisasi di Polwiltabes sendiri di hadiri oleh anggota Polwil
sendiri, Dinas Perhubungan perwakilan 4 orang, instansi swasta di hadiri 4 orang, masyarakat 10 orang, ssehingga masyarakat ada yang tahu dan masih
banyak juga yang belum tahu mengenai program safety riding. Adapun tanggapan dari Bapak Hadi selaku pengendara kendaraan roda
dua mengenai sosialisai program safety riding yang di lakukan oleh Satlantas Polwiltabes kota Surabaya.
“Kalo sosialisasi yang dilakukan oleh para polantas ini mas saya rasa masih kurang meskipun mereka melakukan sosialisasi program ini itu secara terus-
menerus dengan memberikan brosur serta memasang spanduk di setiap jalanan di kota Surabaya dan di setiap pos polantas di kota Surabaya karena
pihak Polantas itu dalam mensosialisasikan hanya di wilayah jalanan utama misalnya kayak di sepanjang jln A.Yani, padahal selain di situ masih banyak
mas daerah yang masih rawan kecelakaan kayak di sepanjang jln Mastrip”. wawancara tanggal 17 september 2010
Hal ini juga di pertegas oleh Bapak Anwar selaku pengendara kendaraan roda dua mengenai sosialisai program safety riding yang di lakukan
oleh Satlantas Polwiltabes kota Surabaya : “Benar mas waktu saya lewat di sekitar jalan mastrip saya tidak pernah
melihat adanya petugas Polantas yang mensosialisasikan program safety riding ”. wawancara tanggal 17 september 2010
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas maka pihak Satlantas Polwil Tabes Kota Surabaya dalam memberikan soisialisasi mengenai
program safety riding pertama melakukan sosialisasi di internal Polri sendiri dengan memeriksa setiap kendaraan anggota, dan kemudian dalam
mensosialisasikan program safety riding pihak Polantas bekerja sama dengan instansi samping seperti deler, club motor, dan dinas perhubungan. Namun
sosialisasi yang di lakukan oleh Polantas kota Surabaya tidak berhenti disitu saja pihak Polantas juga mensosialisasikan program safety riding melalui
media – media cetak dan elektronik yang ada di kota Surabaya, serta memasang spanduk dan pamflet di pinggir – pinggir jalan kota Surabaya dan
Polantas juga menempatkan anggota – anggota di setiap ruas jalan kota Surabaya dengan melakukan public adress yang bersifat edukasi hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat dalam memahami pentingnya program safety riding yang di lakukan oleh Polantas kota Surabaya.
4.2.2. Implementasi program safety riding oleh Satlantas Polwiltabes Surabaya untuk menekan terjadinya kecelakaan melalui tahap implementasi.
Satlantas Polwil Tabes Kota Surabaya dalam menekan terjadinya angka kecelakaan yang dapat menyebabkan kematian, Untuk itu pihak Polantas
Kota Surabaya selain melakukan sosialisasi program safety riding Polantas juga melakukan implementasi program safety riding guna untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan dan pelanggaran – pelanggaran lalu lintas di Kota
Surabaya. Tabel 1
Data kecelakaan pengendara roda 2
Tahun dan Bulan
Jumlah Keadian
Meninggal Dunia
Luka Berat Luka
Ringan Kerugian Materil
Januari – desember 05
880 405 210 780 Rp
960.250.000 Januari -
desember06 825 299 108 710
Rp 908.750.000
Januari – desember 07
767 250 88 668 Rp
902.550.000 Januari –
desember 08 670 218 77 601
Rp 700.303.000
Januari – Oktober 09
732 204 149 627 Rp
849.530.000 Sumber: Satlantas Polwiltabes Surabaya Bagian Unit Kecelakaan,2009.
Adapun tahap implementasi program safety riding yang di tetapkan oleh pihak Polantas Kota Surabaya di antaranya adalah cara bertindak anggota
di lokasi koridor program safety riding dimana caranya adalah dengan
membagikan brosur atau leaflet himbauan kepada pengguna jalantentang program safety riding, dan waktu bertugas para anggota juga membawa papan
himbauan tentang program safety riding, para Polantas juga melakukan public adress yang bersifat edukasi di pos-pos melalui pengeras suara megaphone
dan pihak polantas juga menempatkan anggota di lokasi koridor program safety riding mulai jam 06.00-18.00.
Hal ini juga sesuai dengan keterangan dari Bapak Rukiyono selaku humas di Satlantas Polwiltabes Surabaya :
“Untuk pelaksanaan program safety riding ini mas kami dalam bertindak di lokasi koridor itu dengan cara menghimbau kepada para pengguna jalan
tentang pelaksanaan program safety riding misalkan dengan cara memberi arahan kepada pengendara untuk melengkapi kaca spion pada motornya bagi
pengendara yang kendaraanya tidak lengkap serta agar menyalakan lampu sein di siang hari saat berkendara, selain itu mas kami juga menindak para
pengendara yang belum mematuhi peraturan-peraturan mengenai program safety riding dengan memberikan arahan bukan tilang dengan membagikan
brosurleaflet himbauan kepada pengguna jalan tentang program safety riding, dalam pelaksanaan tugas kami juga menghimbau kepada anggota kami untuk
membawa papan himbauan tentang program safety riding, dan kami juga melakukan public adress yang bersifat edukasi di pos-pos melalui pengeras
suaramegaphone. Di samping itu kami juga menempatkan anggota kami di lokasi koridor program safety riding mulai pukul 06.00 sd 18.00 WIB”.
wawancara 25 November 2010
Hal ini juga di pertegas oleh Bapak AKP Bambang. S, selaku kanit DIKYASA dari Satlantas Polwiltabes Kota Surabaya :
“Benar mas yang di sampaikan oleh Bpk Bambang mengenai tata cara pelaksanaan dari anggota kami dalam melaksanakan program safety riding
tersebut dengan cara memberi himbauan kepada pengguna jalan mengenai program safety riding, mebagikan brosur atau leaflet kepada pengguna jalan,
melakukan public adress yang bersifat edukasi di pos-pos melalui pengeras suara maksudnya kami melakukan pemberitahuan kepada pengendara roda 2
agar dalam berkendara tidak melakukan zig-zag, dan agar dalam berkendara bagi pengendara roda 2 itu untuk mengambil lajur kiri jalan, serta kami juga
menempatkan anggota di lokasi koridor program safety riding mulai pukul 06.00 sd 18.00WIB”. wawancara tanggal 16 september 2010
Keterangan ini juga penulis peroleh dari Bpk Suwandi seorang pengguna kendaraan roda dua:
“Setahu saya mas para polantas itu memang sudah ada di pos-pos mereka pada pukul 06.00 mereka pada jam-jam segitu sudah menertibkan lalu lintas.
Ya biasalah mas kota Surabaya jam segitu kan macet-macetnya soalnya kan banyak orang berangkat kerja dan sekolah kalo sambil menertibkan para
polantas itu juga membawa papan kecil yang di taruh di pinggang celananya mas yang bertuliskan safety riding, nyalakan lampu, di larang zig-zag, serta
membagikan brosur mengenai program safty riding” namun saya jarang mas mendengar petugas Polantas itu melakukan public adress melalui pengeras
suara atau meghapone”. wawancara tanggal 17 september 2010
Selain keterangan dari Bpk Suwandi penulis juga memperoleh
keterangan dari Mas David seorang pengendara kendaraan roda dua: “Iya mas benar yang di katakan Bpk Suwandi itu memang jam 06.00 para
petugas itu sudah ada namun agak jam 10.00 para petugas itu kadang juga sudah tidak ada di posnya, dan jarang sekali para petugas itu memberikan
sosialisasi kepada pengguna kendaraan roda dua itu melalui megaphone atau pengeras suara”. wawancara tanggal 17 september 2010
Pernyataan itu juga di pertegas oleh Mas Fajar pengendara kendaraan roda dua :
“Begini mas dulu saya pernah kena tilang ya kesalahannya sih cuman spion sepeda saya satu namun saya gak kena sanksi cuman saya hanya di beri
himbauan agar memasang spion sepeda motor saya yang satunya lagi”. wawancara 25 November 2010
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Mas Heri selaku pengendara kendaraan roda dua :
“Iya mas polisi sekarang tidak hanya melakukan sosialisasi mereka juga menindak tegas bagi yang melanggar, dulu saya juga pernah kena mas waktu
itu saya mau ke blauran tapi waktu sampai jalanan darmo saya kena tilang mas karena waktu itu kaca spion saya hanya satu”.
wawancara 25 November 2010
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas maka dapat di simpulkan
bahwa para petugas dalam mengimplementasikan program safety riding ini di lakukan dengan cara menempatkan para anggota polantas di setiap lokasi
yang menjadi koridor program safety riding itu mulai pukul 06.00 sd 18.00wib namun terkadang pada waktu siang sebagian petugas ada yang
meninggalkan posnya. Selain itu mereka juga melakukan kegiatan-kegiatan seperti
membagikan brosur, memasang spanduk di setiap jalan dan pos-pos polantas, memasang leaflet, melakukan public adress yang bersfat edukasi melalui
pengeras suara atau megaphone.serta menindak para pengendara yang masih belum mematuhi peraturan-peraturan mengenai program safety riding dengan
memberi himbauan bukan tilangan.
4.3. Pembahasan