24
2.2.8. Definisi Harga Saham Per Nilai Buku PBV
Rasio harga saham per nilai buku PBV digunakan untuk mengukur apakah harga saham harga pasarnya diperdagangkan di atas atau di bawah
nilai buku saham tersebut. Price to book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi
rasio ini berarti pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut di masa depan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio harga saham
per nilai buku adalah sebagai berikut :
saham lembar
per pasar
harga saham
lembar per
buku nilai
buku nilai
per saham
Harga
Jika angka PBV di bawah satu, maka dapat dipastikan bahwa harga pasar saham tersebut lebih rendah daripada nilai bukunya. “Sebagai suatu
perusahaan yang memiliki manajemen yang baik maka diharapkan PBV perusahaan tersebut setidaknya adalah satu atau dengan kata lain diatas dari
nilai bukunya”. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah saham dengan nilai PBV rendah tidak akan diminati oleh investor ? Jawabannya tergantung
dari tujuan investasinya. Angka satu yang menjadi patokan minimal untuk sebuah perusahaan dengan manajemen yang baik tidak serta merta menjadi
tolok ukur yang pasti. Motivasi investor dalam melakukan investasi juga menjadi pertimbangan tersendiri. Tidak sedikit investor yang membeli saham
dengan nilai PBV yang rendah untuk menjadikan pemegang mayoritas, sehingga dapat memutuskan kemana arah tujuan perusahaan.
25
2.2.9. Saham
2.2.9.1. Pengertian Saham
Menurut Jogianto 2003:67 suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham stock. Jika perusahaan hanya
mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa common stock. Sedangkan menurut Darmadji, dkk 2001:5 saham dapat
didefinisikan sebagai tanah penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau suatu perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Menurut Gitosudarmo 2002:265 saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. Untuk menarik investor potensial lainnya,
suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen preferred stock. Saham preferen
mempunyai hak – hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak – hak prioritas dari saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap
aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa. Saham preferen
akan dibahas terlebih dahulu diikuti oleh saham biasa. Investor membeli saham suatu perusahaan akan memperoleh manfaat
antara lain sebagai berikut : a.
Deviden, yaitu pembagian sebagian keuntungan perusahaan atas operasi bisnisnya yang diberikan kepada pemegang saham.
26 b.
Capital gain, yaitu kelebihan hasil atas pelepasan aktiva terhadap harga perolehan saham.
2.2.9.2. Jenis – Jenis Saham
Gitosudarmo 2002:265-266 mengatakan bahwa ada 7 jenis saham yang dikeluarkan perusahaan, yaitu :
1. Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden
sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada rapat umum pemegang saham, dan pada
likuidasi perseroan pemilik saham memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan perseroan setelah tagihan kreditur dan saham preferen
dilunasi. 2.
Saham Bonus Saham Bonus diciptakan dari pos cadangan perseroan, yang terbentuk
dari keuntungan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Pada saat penyerahan saham bonus kepada pemegang saham, kekayaan
perseroan tidak mengalami perubahan, karena tidak ada kekayaan yang bertambah dan tidak ada modal yang dibayarkan. Perubahannya adalah
pergeseran struktur permodalan perseroan saja.
27 3.
Saham Pegawai Saham yang dapat dimiliki oleh para pegawai dengan syarat tertentu serta
dapat membeli saham perusahaan dengan kurs di bawah kurs bursa. 4.
Saham Preferen Perseroan Para pendiri perseroan biasanya dihargai dengan memberikan tanda jasa
yaitu dapat berupa saham yang disebut saham pendiri. 5.
Saham Preferen Saham yang memberikan hak untuk mendapat deviden dan atau bagian
kekayaan pada saat perubahan lebih dahulu dari saham biasa, dan di samping itu mempunyai preferen untuk mengajukan usul pencalonan
direksikomisaris. 6.
Saham Preferen Kumulatif Saham preferen yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden yang
belum dibayarkan pada tahun – tahun yang lalu secara kumulatif. 7.
Saham Preferen Partisipasi Saham yang disamping hak prioritasnya masih dapat turut serta dalam
pembagian deviden selanjutnya. Menurut Baridwan 1997:394–398 ada 2 macam jenis saham, yaitu:
1. Saham Biasa Common Stock
Saham yang pembayaran dividennya dilakukan pada urutan yang paling akhir pada saat perusahaan di likuidasi. Pemegang saham biasa akan
28 menerima dividen setelah dividen pemegang saham preferen dan hutang
kepada kreditor dibayarkan, sehingga resikonya adalah yang paling besar. 2.
Saham Prioritas Preferensi Preferred Stock Saham prioritas preferensi mempunyai macam–macam karakteristik
yang berbeda dari saham biasa. Salah satunya mendapatkan prioritas pembayaran dividen sebelum dibayarkan kepada pemegang saham biasa
dan kreditur saat perusahaan dilikuidasi.
2.2.9.3. Definisi Return Saham
Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham. Penilaian saham pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan fundamental approach yang menitikberatkan pada nilai intrinsik saham, yaitu kemampuan perusahaan di masa yang akan datang
dilihat dari keadaan aktiva, produksi, pemasaran, dan pendapatan, yang kesemuanya itu menggambarkan prospek perusahaan. Prospek suatu
perusahaan dapat dilihat melalui proses analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang tujuan akhirnya akan mengarah
pada tingkat pengembalian investasi atau return saham. Return saham merupakan tolok ukur bagi pemegang saham maupun investor untuk
memperoleh jaminan pengembalian investasi yang dilakukan. Return saham yang tinggi tentunya akan menarik minat investor untuk menginvestasikan
modalnya. Fuller dan James 1987 mengatakan bahwa variabilitas harga saham tergantung pada bagaimana laba dan deviden yang terjadi pada suatu
perusahaan. Senada dengan Fuller dan Farrell 1987, Cahyono 2000
29 mengemukakan bahwa harga saham mencerminkan ekspektasi investor pada
laba emiten di masa yang akan datang dan berapa besarnya potensi laba tersebut harus didiskon.
2.2.10. Pengaruh Laba Atas Ekuitas ROE terhadap Return Saham
Return on Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal saham
tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Dengan demikian investor akan lebih memperhatikan
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar tingkat pengembalian atas
modal sendiri ROE maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan dalam mengelola sumber dayanya.
Nilai ROE yang tinggi dapat diartikan bahwa setiap rupiah modal sendiri dapat menghasilkan laba bersih yang tinggi dimana hal itu secara
tidak langsung menunjukkan bahwa return saham atau pengembalian investasi yang tersedia bagi investor juga tinggi. Return saham yang tinggi
memperkuat anggapan investor maupun pemegang saham bahwa manajemen telah melakukan tugasnya dengan baik atau menyembunyikan sesuatu
hingga laporan tahunannya selesai. Nilai rasio ROE yang sangat tinggi tentunya menggembirakan bagi
investor karena semakin besar pula laba yang tersedia bagi mereka. Sebaliknya, kondisi ROE yang rendah dapat diartikan bahwa setiap rupiah
30 modal sendiri hanya dapat menghasilkan laba bersih yang rendah bagi
investor. ROE yang rendah dapat mengisyaratkan investor bahwa sebenarnya mereka dapat menghasilkan lebih banyak bagian laba jika melakukan
investasi di perusahaan lainnya. Namun demikian, ROE ini harus dipertimbangkan pula dari sudut pandang apa yang sedang terjadi selama
siklus usaha yang sedang berlangsung, seperti adanya ekspansi, hutang, atau perubahan ekonomi.
Investor memiliki sudut pandang tersendiri mengenai tingkat laba dan resiko yang diharapkan. Terdapat dua aspek yang sering diteliti yaitu tentang
tingkat keuntungan yang tinggi dan resiko yang rendah sebagai sesuatu yang dikehendaki oleh investor. Oleh karena itu investor perlu melakukan analisis
lebih lanjut sebelum melakukan investasi. Peranan informasi laporan keuangan menjadi sangat penting karena dari laporan keuangan tersebut
dapat diketahui kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan serta kinerja masa lalu dan masa mendatang. Laporan keuangan tersebut dapat dianalisis
dengan menggunakan rasio keuangan salah satunya rasio profitabilitas yaitu ROE.
2.2.11. Pengaruh Price Earning Ratio PER terhadap Return Saham