Teori Kesadaran Hukum Legal awareness

bentuk dan kedudukan pranata hukum yang terdapat dalam sistem hukum. 19 Elemen struktur hukum mencakup berbagai macam institusi lembaga yang diciptakan oleh sistem hukum tersebut dengan berbagai fungsi untuk mendukung bekerjanya sistem hukum. Instansi pemerintah yang terkait dalam penelitian ini seperti Dinas Kepariwisataan Prov. Bali. Budaya hukum legal culture mencakup nilai – nilai dalam masyarakat yang mendasari hukum yang berlaku. 20 Mengenai sistem pada kultur hukum juga dapat mempengaruhi tingkat kesadaran kalangan masyarakat terhadap penyelenggaraan investasi bahkan sangat mempengaruhi kinerja sistem hukum. Selanjutnya dipergunakan teori kesadaran hukum dikarenakan ketaatan dan ketidaktaatan hukum sangat ditentukan dari keberadaan dan keberhasilan suatu aturan yang diterapkan di lingkungan masyarakat

b. Teori Kesadaran Hukum Legal awareness

Teori selanjutnya yang dipergunakan peneliti untuk menganalisis rumusan masalah pertama dan rumusan masalah kedua yaitu menggunakan teori kesadaran hukum. Adapun beberapa pandangan para sarjana yang dikutip oleh peneliti terkait dengan teori kesadaran hukum yaitu pandangan Achmad Ali terhadap teori kesadaran hukum dibagi menjadi dua macam seperti; kesadaran hukum positif, identik dengan ketaatan hukum dan kesadaran hukum negatif, identik dengan 19 Lawrence M.Friedman, 2009, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial The Legal System : A Social Science Perspektive, M. Khozim, Pentj, Nusa Media, Bandung, h. 15 20 Ibid, h. 18 ‘ketidaktaatan’. 21 Selanjutnya didalam bukunya Achamd Ali tentang Menguak Teori Hukum Legal Theory Dan Teori Peradilan Judicialprudence Termasuk Interpretasi Undang-Undang Legisprudence menurut pandangan Ali Ewick dan Silbey tentang kesadaran hukum yakni “the term ‘legal consciousness’ is used scientists to refer to the ways in which people make sense of law and legal institutions, that is, the understandings which give meaning to people’s experiences and action” 22 Terjemahan bebas peneliti dalam pendapat Ali Ewick dan Silbey diatas menjelaskan bahwa kesadaran hukum, adalah istilah yang digunakan para ilmuwan untuk merujuk pada cara-cara orang memahami lembaga-lembaga hukum dan hukum, yaitu pemahaman yang memberi makna pada pengalaman orang-orang dan tindakan. Kesadaran hukum merupakan suatu proses psikhis yang terdapat dalam diri manusia, yang mungkin timbul dan mungkin tidak timbul. Akan tetapi, tentang asas kesadaran hukum, ada pada setiap manusia, oleh karena setiap manusia mempunyai rasa keadilan. Salah satu kontribusi pandangan Ewick dan Silbey dikutip oleh Achamd Ali terdapat tiga skema utama yang mengenai hubungan dengan hukum, yaitu: 1. Before the law dalam makna bahwa individu berdiri sebagai objek dimana hukum beroperasi; 2. Against the law dalam makna bahwa individu menolak hukum, baik secara formal atau secara informal 21 Ibid, h. 298 22 Achmad Ali I, op.cit, h. 298 3. With the law dengan makna bahwa individu berhubungan dengan hukum secara instrumental, mengikuti aturan main sistem hukum dan menggunakan hukum untuk memperoleh apa yang dibutuhkannya. 23 Selengkapnya Paul Scholten mengatakan: Met den term rechtsbewustzijn meent men niet het rechtsoordeel over eenig concreet geval, doch het in ieder mensch levend bewustzijn van wat recht is of behoort te zijn, een bepaalde categorie van ons geestesleven, waardoor wij met onmiddellijke evidentie los van positieve instellingen scheiding maken tusschen recht en onrecht, gelijk we dat doen tusschen waar en onwaar, goed en kwaad, schoon en leelijk. 24 Pandangan Scholten di atas pada intinya menguraikan bahwa istilah kesadaran hukum, tidak dipandangnya sebagai penilaian hukum mengenai suatu kejadian konkrit, melainkan suatu kesadaran yang hidup pada manusia mengenai apa yang hukum, atau apa yang seharusnya hukum. Kesadaran hukum masuk kategori tertentu dari kehidupan kejiwaan, yang menyebabkan kita dengan evidensi melepaskan diri dari lembaga-lembaga hukum positif, dalam membedakan antara hukum dan bukan hukum, seperti kita membedakan antara benar dan tidak benar, baik dan buruk, cantik dan jelek. Pandangan dari pendapat ahli hukum yang telah diuraikan diatas mengenai kesadaran hukum, memberikan pengertian - pengertian suatu rumusan bahwa sumber satu-satunya hukum dan kekuatan mengikatnya adalah kesadaran hukum. 25 Sehingga teori kesadaran hukum sangat relevan dipergunakan dalam 23 Ibid, h.340 24 Andi Nuzul, 2009, “Kesadaran Hukum: Landasan Memperbaiki Sistem Hukum”, http:andinuzul.wordpress.com, diakses pada tanggal 20 mei 2015 25 Soerjono Soekanto, 2009, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 167, selanjutnya disebut Soerjono Soekanto I. rumusan masalah pertama dan rumusan masalah kedua dalam penelitian ini, kesadaran hukum sangat diperlukan untuk mengoptimalisasikan penegakan hukum terhadap penyelenggaraan investasi pariwisata.

c. Teori law as a tool of social engineering