Pengolahan dan Analisa Data.

Sampling atau Non-random sampling. Teknik Pengambilan sampel atas populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Non Probability Sampling. Dalam hal ini tidak ada ketentuan yang pasti berapa sampel yang harus diambil agar dapat dianggap mewakili populasinya. Dan bentuk Teknik Non Probability Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, dimana penarikan sampel dilakukan berdasarkan tujuan tertentu, yaitu sampel dipilih atau ditentukan sendiri oleh peneliti yang mana penunjukan dan pemilihan sampel didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi kriteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama populasinya.

1.8.5. Pengolahan dan Analisa Data.

Penelitian ilmu hukum aspek empiris dikenal model-model analisis seperti: Analisis Data Kualitatif dan Analisis Data Kuantitatif. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Data Kualitatif. Penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif adalah penelitian yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Dari data yang berhasil dikumpulkan, baik data primer maupun data sekunder, kemudian diolah dan dianalisa dengan mempergunakan teknik analisis deskriftif kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya dengan mempertautkan antara data primer dengan data sekunder. Setelah itu, data tersebut disajikan secara deskriftif analisis dengan menguraikannya secara sistematis dan komprehensif, sehingga dapat menjawab permasalahan. 40

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PRINSIP PENYELENGGARAAN

KEPARIWISATAAN PADA KEGIATAN INVESTASI DALAM PERSPEKTIF TRI HITA KARANA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Kepariwisataan

2.1.1. Pengertian dan Konsep Kepariwisataan

Pada dasarnya kata kepariwisataan berasal dari kata pariwisata menjadi kepariwisataan, hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan untuk memberikan pengertian yang lebih luas lagi, bagi suatu kata atau pengertian jamaknya. Maka kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata yang dalam bahasa Inggris disebut “tourism”. Istilah “tourism” kepariwisataan mencakup orang-orang yang melakukan perjalan pergi dari rumahnya dan perusahaan- perusahaan yang melayani mereka dengan cara mempelancar atau mempermudah perjalan mereka atau membuatnya lebih menyenangkan. 60 Ketentuan internasional yang berlaku secara soft law, prinsip – prinsip pada Pasal 2 angka 1 Kode Etik Kepariwisataan Dunia Global Code of Ethics for Tourism menentukan bahwa Kepariwisataan adalah kegiatan yang sering diasosiasikan dengan beristirahat dan bersantai, berolahraga dan berhubungan dengan alam dan budaya, haruslah direncanakan dan diwujudkan sebagai sarana mulia bagi pemenuhan kualitas hidup baik secara perseorangan ataupun secara kolektif; tatkala diwujudkan dengan sikap keterbukaan, maka kepariwisataan 60 Sofjan Jusuf, 1997, Ekonomi Pariwisata, Gramedia Pustaka, Jakarta, h. 4