Pengertian dan Konsep Investasi

mengusahakan menciptakan kesejahteraan hidup bukan hanya untuk sesaat, tetapi kesejahteraan dapat diwariskan kepada pewarisnya. Manusia wajib melakukan bhuta hita atau mensejahterakan alam lingkungannya. Dalam Lontar Purana Bali diungkapkan untuk menjaga kelestarian alam lingkungan, hendaknya berpegang pada Sad Kerti yaitu Samudra Kerti, Wana Kerti, dan Danu Kerti yang artinya kita wajib membangun kelestarian samudra, hutan dan danau atau sumber-sumber air. Upaya untuk memelihara keberlangsungan alam lingkungan dilakukan melalui perbuatan nyata di samping pelaksanaan yadnya baik pelaksanaan Rerahinan Tumpek Tumpek Uduh, atau pengatag maupun kegiatan upacara yadnya lainnya seperti mecaru dalam Bhuta Yadnya yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai spiritual kepada umat agar tumbuh kesadaran dirinya melaksanakan upaya pelestarian kesejahteraan alam.

2.3. Tinjauan Umum Tentang Investasi

2.3.1. Pengertian dan Konsep Investasi

Investasi berasal dari kata invest yang berarti menanam atau menginvestasikan uang atau modal. Istilah investasi atau penanaman modal merupakan istilah yang dikenal dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun bahasa perundang-undangan. Istilah investasi merupakan istilah yang terkenal dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal lazim digunakan dalam perundang-undangan. Namun pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama, sehingga kadangkala digunakan secara interchangeable. 79 Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa Inggris, yaitu investment. Kata invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Menurut Black’s Law Dictionary yang dimaksud investasi atau investment dalam bahasa Inggris adalah 1 an expenditure to acquire property or assets to produce revenue. 2 the asset acquired or the sun invested. 80 Terjemahan bebasnya adalah 1 suatu pengeluaran yang dikeluarkan untuk mendapat properti atau aset yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. 2 harta yang diperoleh atau sejumlah harta yang diinvestasikan. Investasi atau investment penanaman modal merupakan konsep ekonomi pada umumnya yang berintikan tindakan mengalokasikan sumber – sumber yang didasarkan pada analisis bahwa pada alokasi tersebut akan mendatangkan hasil yang memuaskan. 81 Dikalangan masyarakat luas, investasi memiliki pengertian yang lebih luas karena dapat mencakup investasi langsung direct investment maupun investasi tidak langsung indirect investment. Secara umum, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi natural person maupun bahan hukum juridicial person, dalam upaya meningkatkan danatau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk 79 Ida Bagus Rahmadi Supanca, 2006, Kerangka Hukum Dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor, h. 1 80 Gamer, Bryan A. Gamer, Black’s Law Dictionary, 8 th edition, West: a Thompson business, 2004, h. 844 81 Putu Sudharma Sudami at al., 2003, “Aspek Hukum Investasi Kegiatan Bisnis Pariwisata” kumpulan tulisan dalam: hukum bisnis Pariwisata., cetakan ke-1, Refika Aditama, Bandung, h. 51 uang tunai cash money, peralatan equitment, aset tak bergerak, hak atas kekayaan intelektual maupun keahlian. 82 Dhaniswara K. Harjono mengutip pendapatnya Panji Anoraga yang melihat dari sudut pandang ekonomi memandang investasi sebagai salah satu faktor produksi disamping faktor produksi lainnya, investasi dapat diartikan sebagai: 1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau suatu penyertaan lainnya; 2. Suatu tindakan membeli barang modal; 3. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendatapan di masa yang akan datang. 83 Lusiana mengutip pendapatnya Hendrik Budi Untung yang berpendapat bahwa Investasi berarti penanaman modal yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang misal berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau pembeli sekuritas dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. 84 Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik unsur – unsur terpenting dari kegiatan investasi atau penanaman modal, yaitu a. Adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modalnya; 82 Ida Bagus Rahmadi Supanca , op.cit., h. 2 83 Dhaniswara K. Harjono 2007, Hukum Penanaman Modal, ed. 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 11 84 Lusiana, op.cit, h. 35 b. Bahwa “modal” tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata dan dapat diraba tangible, tetapi juga mencakup sesuartu yang bersifat tidak kasat mata dan tidak dapat diraba intangible. Intangible mencakup keahlian, pengetahuan jaringan, dan sebagainya yang berbagai kontrak kerja sama joint venture agreement biasanya disebut valuable services. 85 Menurut pendapat Panji Anoraga, dilihat dari sudut pandang ekonomi yang memandang investasi sebagai salah satu faktor produksi disamping faktor produksi lainnya, investasi dapat diartikan: a. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau suatu penyertaan lainnya; b. Suatu tindakan membeli barang-barang modal; c. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di masa yang akan datang. 86 Sementara itu, dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal selanjutnya disebut UU PM disebutkan penanaman modal diartikan sebagai segala bentuk kegiatan penanaman modal baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Berbagai pengertian investasi yang dikutip di atas, tampak tidak ada perbedaan yang prinsipil antara investasi dengan penanaman modal. Makna 85 Ida Bagus Rahmadi Supanca, op.cit., h. 2. 86 Lusiana, op.cit, h. 37 investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian dari pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada waktu tertentu akan mendapatkan hasil keuntungan 87 Kemudian Pada UUPM tidak mengadakan pembedaan antara penanaman modal dalam negeri dengan penanaman modal asing. Oleh karena itu UUPM mengatur mengenai kegiatan penanaman modal, baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri dan tidak mengadakan pemisahan undang – undang secara khusus, seperti halnya Undang-undang Penanaman Modal sebelumnya, yang terdiri dari Undang-undang Penanaman modal asing dan Undang-undang penanaman Modal dalam negeri. 88

2.3.2. Dasar Hukum Investasi