Dasar Hukum Investasi Tinjauan Umum Tentang Investasi

investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian dari pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada waktu tertentu akan mendapatkan hasil keuntungan 87 Kemudian Pada UUPM tidak mengadakan pembedaan antara penanaman modal dalam negeri dengan penanaman modal asing. Oleh karena itu UUPM mengatur mengenai kegiatan penanaman modal, baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri dan tidak mengadakan pemisahan undang – undang secara khusus, seperti halnya Undang-undang Penanaman Modal sebelumnya, yang terdiri dari Undang-undang Penanaman modal asing dan Undang-undang penanaman Modal dalam negeri. 88

2.3.2. Dasar Hukum Investasi

Pada uraian pengertian investasi di atas sepintas sudah disinggung bahwa investasi mempunyai pengertian yang luas, sehingga dapat meliputi alokasi sumber untuk memperoleh penghasilan. Namun dalam hubungannya dengan hukum positif di Indonesia ruang lingkupnya dibatasi. Demikian pula terhadap dasar hukum investasi di bidang kepariwisataan. Landasan hukum yang terkait investasi yakni ketentuan dibidang pembangunan ekonomi, Pasal 33 ayat 4 UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisien, 87 Sentosa Sembiring, 2007, Hukum Investasi, cetakan ke-1, Nuansa Aulia, Bandung, h. 58. 88 Dhaniswara K. harjono, 2007, Hukum Penanaman Modal, ed. 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 121 berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.” Tanpa suatu kebijakan investasi tentunya akan berakibat pengembangan investasi kita menjadi tidak jelas arahnya. Dalam arti, upaya pengembangan investasi yang dilakukan tidaklah terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaan aplikasi usahanya juga tidaklah masimal adanya. 89 Bahkan sering kali menimbulkan penentangan dan sikap antipasti masyarakat oleh karena dianggap kontribusi yang diberikan tidaklah mencukupi atau sesai dengan kebutuhan masyarakat. Ditetapkan ketentuan penanaman modal melalui Undang-undang tentang Penanaman Modal Nomor 25 tahun 2007 sebagai pengganti Undang – undang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang - undang Nomor 6 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri telah mengakhiri dualisme pengaturan tentang penanaman modal apakah itu penanaman modal asing, maupun modal dalam negeri. Kehadiran undang-undang yang baru ini sekaligus mempertegas dan memperjelas kebijakan pengaturan penanaman modal di Indonesia. Pada konteks globalisasi, Indonesia telah meratifikasi perangkat peraturan konvensi – konvensi atau perjanjian – perjanjian internasional yang terkait dengan masalah investasi juga perlu kiranya diperhatikan antara lain: GATS General Agremeent on Trade in Service atau Persetujuam Umum Perdagangan Jasa, masuk ke dalam sistem hukum Indonesia melalui ratifikasi 89 Aminuddin Ilmar, 2007, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Kencana, Jakarta, h. 59 dengan di Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1994, yaitu Undnag-undang tentang Pengesahaan Agreement Establishing the World Trade Organization WTO Agreement atau Persetujuan pendirian Organisasi perdagangan Dunia. GATS merupakan bagian WTO Agreement dan terletak pada Annex 1B Persetujuan Undang – Undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization Persetujuan Pemebentukan Organisasi Perdagangan Dunia yang di dalamnya mencakup kesepakatan – kesepakatan mengenai Trade Related Aspects of Intellectual Property Right TRIPS, dan Trade aspects of Investment Measure TRIMS, dan The General Agreement on Trade in service GATS; Keputusan Presiden No. 31 Tahun 1986 tentang Pengesahan Convention Establishing the Multilateral Investment Guarantee agency; Keputusan Presiden No. 34 tahun 1981 tentang Pengesahan Convention On The Recognition And Enforcement Of Foreign Arbital Awards; Undang - Undang No. 32 tahun 1968 tentang Persetujuan atas Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan Antara Negara Dan Warga Negara Asing mengenai Penanaman Modal Convention On The Settlement Of Investment Disputes Between States And Nationals Of Others States; Adapun pengaturan investasi berdasarkan UU penanaman modal selanjutnya diatur dalam berbagi instrument perundang-undangan yang sifatnya cukup kompleks, karena mencakup pengaturan yang sifatnya multidemensi. Beberapa peraturan pelaksanaan dari UU penanaman Modal yang perlu diperhatikan dalam pemahaman awal mengenai kedudukan dan pengaturan penanaman modal di Indonesia: 1. Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Instentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal Daerah; 2. Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman modal 3. Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala BKPM No. 6 tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal 5. Peraturan Kepala BKPM No. 12 tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal 6. Peraturan Kepala BKPM No. 13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Sebagaimana diubah dengan peraturan kepala BKPM no. 7 tahun 2010 7. Peraturan kepala BKPM No. 14 tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Invetasi secara Elektronik 8. Peraturan Kepala BKPM No. 89SK2007 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Fasilitas Pajak Penghasilan bagi Perusahaan penanamn Modal di Bidang – bidang Usaha Tertentu danatau di Daerah-daerah Tertentu Dilakukan dengan menetapkan serangkaian peraturan perundang- undangan, yaitu: a. Keppres Nomor 115 Tahun 1998 tentang Perubahan atas keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal b. Instruksi Presiden Nomor 22 Tahnu 1998 tentang Penghapusan Memiliki Rekomendasi Instansi Teknis dlaam Permohonan Persetujuan Penanaman Modal; c. Instruksi Presiden Nomor 23 Tahun 1998 tentang penghapusan Ketentuan kewajiban Memiliki persetujuan Prinsip dalam pelaksanaan realisasi penanaman modal di daerah; d. Keputusan menteri negara Investasikepala BKPM Nomor 30 SK 1998 tentang Pedoman dan tata cara permohonan penanaman modal yang didirikan dalam rangka PMDN dan PMA e. Keputusan menteri investasikepala BKPM Nomor 21 SK 1998 tentang pelimpahan kewenangan pemberian persetujuan dan fasilitas serta peizinan pelaksanaan penanaman modal dalam negeri tertentu kepada gubernur kepala daerah tingkat I Landasan hukum penanaman modal di Indonesia diatur dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan lain yang mengikutinya. Sebagai landasan yuridis untuk di nasional yakni Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

2.3.3. Asas-Asas dan Tujuan Penyelenggaraan Investasi