Pariwisata Budaya Bali Tinjaun Umum Tentang Pariwisata Budaya Bali

Kepariwisataan, serta untuk di daerah khususnya provinsi Bali yakni Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali

2.2. Tinjaun Umum Tentang Pariwisata Budaya Bali

2.2.1. Pariwisata Budaya Bali

Pembangunan kepariwisataan Indonesia sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkelanjutan, dalam tujuan untuk turut mewujudkan peningkatan kemampuan manusia dan masyarakat Indonesia berdasarkan kemampuan nasional. Kepariwisataan Indonesia bertumpu pada keunikan, kekhasan, dan kelokalan, sehingga menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang hakiki, pengembangan pariwisata inheren untuk melestarikan dan memperkukuh jati diri bangsa serta lingkungan alam. Menurut pandangan Ketut Sumadi, pariwisata merupakan suatu kegiatan manusia dalam gejala – gejala atau fenomena – fenomena tertentu, sebagai akibat pergerakan atau perpindahan, atau berdiam serta keluar dan masuknya orang- orang yang bukan mencari nafkah bergerak dari suatu kota atau wilayah asalnya yang dapat membawa dinamika dalam kehidupan. 69 Pada ketentuan Pasal 1 angka 9 Perda Kepariwisataan Budaya Bali, bahwa unsur pariwisata yang terkandung didalam muatan tersebut yakni 1 adanya berbagai kegiatan wisata; 2 didukung berbagai fasilitas serta layanan; 3 disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Berkenaan dengan unsur yang pertama, kegiatan wisata didasari atas kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok dengan 69 Ketut Sumadi, 2008, Kepariwisataan Indonesia Sebuah Pengantar, Sari Kahyangan, Denpasar, h. 47 mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, atau bahkan mempelajari keunikan daya tarik wisata dengan waktu yang sementara. Berdasarkan Pasal 1 ayat 12 Perda Kepariwisataan Budaya Bali, Budaya merupakan salah satu daya tarik wisata, muatan muatan tersebut digabungkan menjadi pariwisata budaya, menurut pandangan Richards dalam karya tulis I Nyoman Madiun, pariwisata budaya adalah suatu kegiatan yang meliputi seluruh aspek dan pengalaman dimana mereka yang melakukan tersebut mempelajari tentang sejarah dan warisan orang lain atau tentang tata cara hidup atau tata cara berfikir mereka yang kontemporer Berdasarkan Peraturan Perda Kepariwisataan Budaya Bali. Kepariwisataan budaya bali pada intinya meruapakan kepariwisataan Bali yang dijiwai oleh ajaran agama Hindu dan falsafah Tri HIta Karana sebagai wahana aktualisasi, sehingga termuat harmonisasi, sinergitas dan berkelanjutan antara masyarakat, kelestarian budaya dan lingkungan Lebih jelasnya, pernyataan Gay Hawkins dapat lebih dipahami, yang memberikan konsep pariwisata budaya cultural tourism selain kesenangan, juga memiliki warisan budaya, suatu pameran, dan lain lain. Pandangan menurut Gay Hawkins didalam buku I Gede Parimartha “The term cultural tourism is used to describe this trends: it refers to tourism for primarily cultural motivations. It describes the tourist who is seeking education as well as pleasure, who uses travel as a mechanism for personal growth and increased knowledge. Visit to arts or music festivals, study tours, weekend trips to heritage houses, a steam railway or an archeological dig, overnight visit to an exhibitons not scheduled to our tourist’s hometown: all are examples of cultural tourism”. Cultural tourism stresses variety as opposed to idea of tourists as a single, homogeneous group” 70 Terjemahan bebas peneliti atas pendapat Gay Hawkins, istilah wisata budaya digunakan untuk menggambarkan seperti; wisata budaya mengacu pada pariwisata yang mengutamakan budaya. Ini menggambarkan wisatawan yang mencari pendidikan serta hiburan dengan menggunakan pariwisata sebagai mekanisme untuk pertumbuhan pribadi dan peningkatan pengetahuan. Kunjungan untuk seni atau festival musik, kunjungan studi, perjalanan akhir pekan ke rumah – rumah warisan, sebuah kereta api uap atau penggalian arkeologi, pada malamnya mengunjungi pameran yang tidak dijadwalkan melihat kampung wisata kami; semua adalah contoh dari wisata budaya. Wisata budaya menekankan berbagai lawan dari pemikiran wisatawan kelompok homogeni tunggal. Selanjutnya I Gede Parimartha mengutip pandangan Carol Warren menuliskan Bagi Bali membina pariwisata budaya jauh lebih strategis daripada menonjolkan pariwisata resort. Sebab konsep pariwisata resort identik dengan usaha memuaskan wisawatan agar menikmati alam, yang pada saat bersamaan berarti memisahkan jarak mereka dengan masyarakat sekitar. 71 Berdasarkan hasil pemaparan pandangan diatas, tampak bahwa pariwisata budaya adalah suatu aktivitas kepariwisataan yang berkaitan dengan khasanah kebudayaan, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Aspek budaya dan kepentingan masyarakat setempat dilihat secara sinergis. Nilai budaya dilihat 70 Gede Parimartha, 2013, Silang Pandang Desa Adat Dan Desa Dinas Di Bali, Udayana University Press, Bali, h. 122 71 Ibid. sebagai payung, sedangkan kepentingan masyarakat merupakan orientasi yang memberi rambu – rambu dalam pelaksanannya, dengan kata lain konsep pariwisata budaya di Bali merupakan kegiatan yang mengedepankan nilai – nilai ajaran agama Hindu dan kearifan lokal masyarakat Bali sebagai payung dalam praktek kegiatan pariwisata kesenangan, hiburan di Bali.

2.2.2. Pengertian Kearifan Lokal