Kapur hidrolik Bahan mentah ;

124 Kapur putih merupakan komponen utama dari bata yang terbuat dari pasir dan kapur. Kekuatannya sebagai bahan pengikat adalah kecil dan hanya dapat mencapai 13 dari kekuatan semen portland.

B. Kapur hidrolik Bahan mentah ;

Bahan mentahnya adalah kira-kira 65 - 75 terdiri dari batu gamping yaitu kalsium karbonat dengan kotoran-kotoran berupa silika, alumina, magnesia dan oxida besi. Cara pembuatan ; Kapur hidrolik dibuat dengan membakar batu kapur yang mengandung silika dan lempung sampai menjadi klinker dan mengandung cukup kapur dan silikat untuk menghasilkan kapur hidrolik akan tetapi yang mengandung cukup kapur bebas sehingga masa klinker itu dapat menghasilkan kapur tohor setelah berhubungan dengan air. Bilamana kadar alumina dan silika dalam batu kapur bertambah, maka panas yang terjadi berkurang dan pada suatu saat reaksi antara kapur dan air itu berhenti. Pada suhu tinggi alumina dan silika berpadu dengan kalsium- oxida, kalsium-silikat, dan aluminat yang tidak mudah bergabung dengan air bila berada dalam bentuk gumpalan-gumpalan. Oleh karena itu dalam proses pemberian air dibubuh kan kapur tohor sehingga gumpalan-gumpalan yang besar terpecah-pecah menjadi serbuk halus akibat pengembangan kapur tohor. Produksi kapur di Indonesia Bahan mentah yang biasa dipakai sebagai pozzolan yang terdapat di Indonesia adalah teras bahan seperti batu apung yang disemburkan oleh gunung berapi. Disamping teras batu apung Di unduh dari : Bukupaket.com 125 memperlihatkan juga sifat-sifat seperti pozzolan dan dapat dipergunakan sebagai kapur teras pozzolime. Hasil akhir adalah campuran dari pozzolan dan kapur tohor. Perbandingannya berkisar antara 1 : 2 dan I : 3 de ngan kapur selalu situ bagian dan pozzolan dua atau tiga bagian. Dapur pembakaran kapur di Indonesia berkisar antara yang paling sederhana sampai yang cukup modern dengan cerobong vertikal. Dapur ini biasanya diisi dengan batu kapur yang ukurannya terlampau besar, dengan akibat bahwa sebagian terbakar berlebihan, cukup terbakar, kurang terbakar, atau tidak terbakar sehingga hasilnya kurang memuaskan. Disamping itu dalam mematikan kapur tohor yang dihasilkan itu, seringkali dipergunakan terlalu banyak air, sehingga kapur mati yang diperoleh kadar airnya terlalu tinggi yang menyebabkannya segera menyerap karbondioksida dari udara dan membentuk kembali kalsium karbonat. Di Padalarang batu kapur yang dibakar itu berukur- an jauh lebih kecil dari pada yang telah disebut diatas. Sebagai bahan pembakaran dipakai kayu dan serbuk arang batu yang dicampurkan dalam jumlah-jumlah tertentu diantara batu kapur. Selanjutnya pembakaran dilakukan dengan menggunakan kayu melalui dua buah lubang pembakaran dibawah. Kapur tohor yang dihasilkan adalah ringan, suatu bukti bahwa pembakaran telah dilaksanakan dengan baik dan kapur mati yang diperoleh adalah kering serta halus tanpa gumpalan-gumpalan. Di unduh dari : Bukupaket.com 126 Pemecah batu Apabila hanya beberapa ratus kilogram kapur tohor akan dimatikan, maka dengan menghamparkan kapur tohor itu dan kemudian memercikannya dengan air akan didapat kapur mati yang kering serta cukup baik jika dilaksanakan dengan seksama. Namun demikian dengan membasahi kapur tohor tersebut dengan cukup air akan diperoleh hasil yang lebih memuaskan. Bilamana 10 atau 50 ton kapur tohor akan dimatikan perlu tersedia suatu peralatan industri khusus guna keperluan tersebut. Sifat-sifat Hasil akhir adalah batu kapur silikat dan kira-kira 14 nya adalah kapur tohor. Bahan berbentuk halus tersebut dapat segera bergabung dengan air. Di unduh dari : Bukupaket.com 127 Kapur hidrolik memperl.ihatkan sifat-sifat hidroliknya, namun tidak cocok untuk bangunan-bangunan didalam air oleh karena untuk mencapai kekerasannya kapur hidrolik membutuhkan udara segar. Udara diperlukan agar proses karbonisasi antara kalsium hydroxida dan karbondioksida dari udara berlangsung dengan baik. Proses ini menghasilkan kalsium karbonat yang akan mengeras, sehingga kapur mencapai kekuatannya yang penuh. Sifat-sifat umum dari kapur adalah sebagai berikut ;  Kekuatan kecil rendah  Berat jenis rata-rata 1 kgdm 3 .  Bersifat hidrolik  Tidak menunjukan pelapukan  Dapat terbawa arus. Waktu perawatan adalah sebagai berikut ;  Perawatan dimulai setelah 1 jam  Perawatan diakhiri setelah 15 jam Penggunaannya meliputi antara lain ;  Adukan untuk tembok.  Untuk lapisan bawah plesteran  Untuk plesteran akhir.  Sebagai adukan jika dicampur dengan semen.  Sebagai bahan pembantu untuk beton indah expose-concrete.

C. Semen Teras